xxxv Lee et al 2007:1 meneliti Audit Expectation gap ini di Malaysia. Mereka
melakukan survey questioner terhadap auditor, auditee, dan profesi lain yang terkait dengan pekerjan audit audit beneficiaries. Ada dua tujuan dari penelitian
ini, yaitu menguji apakah terdapat kesenjangan harapan audit di Malaysia pada tiga subjek di atas dan menganalisis sifat nature dari kesenjangan harapan audit
itu. Hasilnya adalah auditee dan audit beneficiaries memiliki harapan yang lebih tinggi terhadap pekerjaan auditor daripada auditor itu sendiri. Dengan kata lain,
terdapat perbedaan harapan audit yang cukup signifikan antara auditor dan auditee maupun audit beneficiaries.
Di Indonesia keberadaan expectation gap telah diteliti oleh beberapa peneliti. Soedaryono dan Harti 2001:33 melakukan survey terhadap enam 6
kelompok, yang terdiri dari lima 5 pemakai laporan keuangan dan auditor itu sendiri, yaitu auditor, manajer keuangan, pialang, bankir dan mahasiswa.
Penelitian tersebut menunjukkan perbedaan harapan auditor dan pemakai laporan keuangan. Perbedaan tersebut terjadi di semua aspek penelitian yang diuji, yaitu
hasil kerja auditor, tanggung jawab auditor, dan kinerja auditor.
C. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Soedaryono dan Harti 2001. Penelitian ini difokuskan di wilayah DKI Jakarta.
Data primer diperoleh dengan cara penyebaran kuesioner. Salah satu poin yang membedakan penelitian kali ini dengan penelitian sebelumnya terdapat pada
jumlah kelompok responden. Pada penelitian Soedaryono dan Harti 2001
xxxvi terdapat lima kelompok responden, yaitu auditor, manajer keuangan, pialang
saham, bankir, dan mahasiswa. Sedangkan penelitian ini tidak mengelompokkan auditee
menjadi empat seperti itu, sehingga kelompok responden pada penelitian ini hanya dua, yaitu auditor dan auditee. Pengelompokkan auditor dan auditee
menjadi FAPM, non FAPM, Listed, dan non listed, juga menjadi pembeda penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Satu hal lagi adalah jumlah variabel
independen yang diperkecil dari enam, yaitu Proses audit dan tanggung jawab auditor, kinerja auditor, sikap auditor terhadap laporan keuangan kliennya, sikap
auditor terhadap perusahaan kliennya, perilaku yang tercela dan aturan yang seharusnya ada pada KAP, dan karakteristik yang harus dimiliki individu akuntan.
Sedangkan pada penelitian ini terdapat empat variabel independen, yaitu profesi audit dan proses audit, tanggung jawab auditor, kinerja auditor selama
penugasannya di klien, dan karakteristik yang harus dimiliki seorang auditor. Proses audit dan tanggung jawab auditor dipisah, karena memiliki dua hal yang
cukup berbeda, sedangkan sikap auditor terhadap klien, laporan keuangan klien dan perilaku tercela dihilangkan karena memiliki hasil yang tidak signifikan.
Untuk variabel dependennya tidak berubah, yaitu perbedaan harapan audit antara auditor dan auditee. Golongan auditor dibagi menjadi dua, yaitu auditor
FAPM Forum Akuntan Pasar Modal dan auditor non FAPM. Demikian juga untuk golongan auditee, peneliti membagi menjadi dua, yaitu Auditee yang
terdaftar di BEI dan Auditee yang tidak terdaftar di BEI. Penelitian ini mengasumsikan bahwa auditee non listed selalu diaudit oleh auditor non FAPM.
Hal ini disebabkan karena auditee non listed biasanya memiliki modal yang tidak
xxxvii besar jika dibandingkan dengan auditee yang listed, sehingga mereka hanya
mampu membayar jasa audit yang ditawarkan oleh auditor non FAPM. Gambar di bawah ini adalah model dari kerangka pemikiran yang akan diteliti:
rumusan Hipotesis
D. Perumusan Hipotesis