Hasil Kadar Protein Ekstraseluler Kapang

batubara yang diiradiasi 5 kGy yaitu pada masa inkubasi hari ke-28, sedangkan pada kontrol tanpa batubara nilai absorbansi tertinggi pada hari ke-21. Hasil pengujian statistik kapang Trichoderma sp. menunjukkan perbedaan yang signifikan probabilitas ≤ 0,05 Lampiran 12 Peningkatan nilai absorbansi hidrolisis FDA tiap masa inkubasi karena jumlah kapang yang terus meningkat sehingga aktivitas enzim juga tinggi, dan menurut penelitian Indahwati 2009, hasil degradasi batubara yang kompleks menjadi senyawa yang terlarut dalam medium menyebabkan peningkatan kekeruhan medium sehingga nilai absorbansi juga meningkat. Menurut Fengel dan Weneger 1995, enzim-enzim pendegradasi lignin harus bekerja secara aktif untuk mendegradasi zat-zat makromolekul batubara, untuk itu perlu dilakukan analisis kadar protein ekstraseluler kapang. Kadar protein ekstraseluler berhubungan dengan enzim-enzim yang dihasilkan oleh kapang, sehingga bisa dihubungkan dengan biosolubilisasi.

4.5. Hasil Kadar Protein Ekstraseluler Kapang

Pengukuran kadar protein ekstraseluler kapang Penicillium sp. dan Trichoderma sp. bertujuan untuk mengetahui seberapa besar enzim ekstraseluler diekresikan oleh kapang. Hasil uji menunjukkan bahwa kadar protein ektraseluler yang tinggi menyebabkan warna supernatan akan lebih gelap setelah proses uji Lampiran 16.4, karena menurut Faison et al. 1989, biosolubilisasi batubara oleh kapang melalui proses ektraseluler akan menghasilkan medium yang lebih gelap selama proses kultur. 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 7 14 21 28 35 waktu hari mg ml kontrol 0 kGy 5 kGy A. 0,2 0,4 0,6 0,8 1 7 14 21 waktu hari mg ml 28 35 kontrol 0 kGy 5 kGy

B. Gambar 9. Nilai kadar protein ekstraseluler kapang Penicillium sp.A dan

Trichoderma sp. B kontrol = tanpa batubara; 0 kGy = batubara tidak diiradiasi dan 5 kGy = batubara diiradiasi 5 kGy. Gambar 9 A, pada kapang Penicillium sp. terlihat bahwa kadar protein ekstraseluler pada kontrol tanpa batubara dan medium yang mengandung batubara yang tidak diiradiasi 0 kGy menurun pada hari ke-7 inkubasi dan meningkat pada hari ke-14 inkubasi. Pada kontrol tanpa batubara kadar protein ekstraseluler tertinggi yaitu pada hari ke-35 inkubasi, sedangkan pada medium yang mengandung batubara yang tidak diiradiasi 0 kGy tertinggi pada hari ke-21 inkubasi. Pada medium yang mengandung batubara yang diiradiasi 5 kGy kadar protein ekstraseluler menurun pada hari ke-28 inkubasi dan kadar protein ekstraseluler tertinggi pada hari ke-21 inkubasi yaitu, 0,57 mgml . Hasil pengujian statistik kapang Penicillium sp. menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada seluruh perlakuan probabilitas ≥ 0,05 Lampiran 12. Radiasi gamma tidak mempengaruhi kadar proein ekstraseluler kapang. Pada hari ke-21 dan ke-28 inkubasi terjadi peningkatan kadar protein ekstraseluler karena kapang mengekresikan enzim ekstraseluler Gandjar et al., 2006 dan terjadi juga degradasi batubara oleh kapang Sugoro et al., 2009. Gambar 9 B, pada kapang Trichoderma sp. kadar protein ekstraseluler pada kontrol tanpa batubara, batubara yang tidak diiradiasi 0 kGy dan batubara yang diiradiasi 5 kGy meningkat pada hari ke-7 inkubasi. Pada kontrol tanpa batubara kadar protein ekstraseluler menurun pada hari ke-28 inkubasi dan kadar protein ekstraseluler tertinggi pada hari ke-21 inkubasi yaitu, 0,93 mgml. Pada medium yang mengandung batubara yang tidak diiradiasi 0 kGy kadar protein ekstraseluler turun pada hari ke-21 inkubasi dan kadar protein ekstraseluler tertinggi pada hari ke-14 inkubasi yaitu, 0,55 mgml. Pada batubara yang mengandung batubara yang diiradiasi 5 kGy kadar protein ekstraseluler menurun pada hari ke-14 inkubasi dan Trichoderma sp. tertinggi pada hari ke-7 yaitu, 0,62 mgml. Hasil pengujian statistik kapang Trichoderma sp. menunjukkan perbedaan yang signifikan probabilitas ≤ 0,05 Lampiran 12. Kadar protein tertinggi pada media yang berisi batubara yang diiradiasi 5 kGy masa inkubasi ke-21 yaitu, 0,58 mgml Gambar 9 A. Kadar protein pada media yang mengandung batubara yang tidak diiradiasi 0 kGy pada masa inkubasi ke-21. Jika dibandingkan dengan kontrol tanpa batubara kadar protein tertinggi yaitu pada masa inkubasi hari ke-35.

4.6. Analisis Senyawa Hasil Biosolubilisasi Batubara oleh Kapang Penicillium