Analisis Senyawa Hasil Biosolubilisasi Batubara oleh Kapang Penicillium

yang tidak diiradiasi 0 kGy pada masa inkubasi ke-21. Jika dibandingkan dengan kontrol tanpa batubara kadar protein tertinggi yaitu pada masa inkubasi hari ke-35.

4.6. Analisis Senyawa Hasil Biosolubilisasi Batubara oleh Kapang Penicillium

sp. dan Trichoderma sp. Menggunakan GC-MS. Hasil analisis biosolubilisasi menggunakan GC-MS pada pada kontrol MMSS+ batubara tanpa kapang dan perlakuan pada batubara yang tidak diiradiasi 0 kGy dan diiradiasi 5 kGy oleh kapang Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dinyatakan dalam persen area. Hasil analisis biosolubilisasi tersebut menunjukkan hasil biosolubilisasi batubara yang tidak diiradiasi 0 kGy dan diiradiasi 5 kGy oleh kapang Penicillium sp. dan Trichoderma sp. menghasilkan senyawa-senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi. Senyawa hidrokarbon adalah senyawa-senyawa organik yang setiap molekulnya hanya mempunyai unsur karbon dan hidrogen saja Hardjono, 2001. Sampel yang digunakan dalam analisis GC-MS adalah berdasarkan nilai biosolubilisasi yang tinggi yaitu, kapang Penicillium sp. yang mendegradasi batubara yang tidak diiradiasi 0 kGy dan dan diiradiasi 5 kGy pada hari ke-7 inkubasi, sedangkan kapang Trichoderma sp. pada hari ke-14 inkubasi. Puncak-puncak yang muncul pada kromatogram dari kontrol MMSS+ batubara tanpa kapang dibandingkan dengan perlakuan. Ada senyawa-senyawa yang mengalami peningkatan, pengurangan persen area dan pembentukan senyawa baru karena proses degradasi batubara Sugoro et al., 2009. Senyawa hidrokarbon yang terbentuk selama proses biosolubilisasi adalah delapan sampai dua puluh satu atom karbon C 8 -C 21 . Menurut penelitian Indahwati 2009, senyawa hidrokarbon yang terbentuk selama proses biosolubilisasi batubara adalah tujuh sampai lima puluh empat atom karbon C 7 -C 54 . Hasil analisis GC-MS pada kontrol MMSS+ batubata yang tidak diradiasi 0 kGy terdeteksi 8 senyawa, sedangkan batubara yang diiradiasi 5 kGy terdeteksi 12 senyawa. Kapang Penicillium sp. yang mengandung batubara yang tidak diiradiasi 0 kGy pada hari ke-7 inkubasi terdapat 4 puncak senyawa hidrokarbon, sedangkan batubara yang diiradiasi 5 kGy terdeteksi hanya 2 senyawa. Kapang Trichoderma sp. yang mendegradasi batubara yang tidak diiradiasi 0 kGy pada hari ke-14 inkubasi terdeteksi 2 senyawa hidrokarbon, sedangkan batubara yang diiradiasi 5 kGy terdeteksi 4 senyawa hidrokarbon Tabel 4. Hasil analisis GC-MS kapang Penicillium sp. yang mendegradasi batubara yang tidak diiradiasi 0 kGy pada hari ke-7 inkubasi memiliki 9-21 atom karbon C 9 -C 21 . Terjadi pengurangan persen area pada senyawa 2,4-dimetilheptana C 9 H 20 dari 19,43 menjadi 13,24 dan n-tetradekana C 14 H 30 dari 18,03 menjadi 15,02 . Senyawa baru yang terbentuk adalah 3,7-dimetildekana C 12 H 26 sebanyak 14,97 dan senyawa 2,6,10,14-tetrametilheptadekana C 21 H 32 terdeteksi paling tinggi sebanyak 56,77 . Kapang Penicillium sp. yang mendegradasi batubara yang diiradiasi 5 kGy pada hari ke-7 inkubasi memiliki 13-14 atom karbon C 13 -C 14 . Senyawa baru yang terbentuk berbeda dengan batubara yang tidak diiradiasi yaitu 3,7-dimetilundekana C 13 H 28 , senyawa tersebut terdeteksi paling banyak, yaitu 65,61 . Selain itu, terjadi penambahan persen area pada senyawa n-tetradekana C 14 H 30 dari 18,03 menjadi 34,39 Tabel 4. Tabel 4. Senyawa hasil biosolubilisasi batubara menggunakan GC-MS area5 µl Perlakuan Kontrol Penicillium sp. Trichoderma sp. No Nama Senyawa 0 kGy H-0 5 kGy H-0 0 kGy H-7 5 kGy H-7 0 kGy H-14 5 kGy H-14 1 n-oktana C 8 H 18 11,07 6,26 - - - - 2 3,3-dimetilheksana C 8 H 18 - 23,37 - - - - 3 2,3,3-trimetilpentana C 8 H 18 - 3,33 - - - - 4 2,4-dimetil-1-heptena C 9 H 18 - 4,99 - - - - 5 2,4-dimetilheptana C 9 H 20 19,43 17,73 13,24 - 67,19 24,41 6 4-metiloktana C 9 H 20 4,50 4,93 - - - - 7 2,3,4-trimetilheksana C 9 H 20 - 9,53 - - - - 8 n-nonena C 9 H 20 - 2,12 - - - - 9 1-iododekana C 10 H 21 - 4,52 - - - - 10 6-etil-2-metiloktana C 11 H 24 - 5,23 - - - - 11 dodekana,1,1-difloro C 12 H 24 5,49 - - - - - 12 dodekana C 12 H 26 29,22 - - - - - 13 2,4-dimetildekana C 12 H 26 6,73 - - - - - 14 3,7-dimetildekana C 12 H 26 - - 14,97 - - - 15 4,7-dimetilundekana C 13 H 28 - 16,07 - - - - 16 3,7-dimetilundekana C 13 H 28 - - 16,61 32,81 22,96 17 n-tetradekana C 14 H 30 18,03 - 15,02 34,39 - 20,59 18 n-pentadekana C 15 H 32 5,53 1,92 - - - 19 n- heksadekana C 16 H 34 - - - - - 32,04 20 2,6,10,14- tetrametilheptadekana C 21 H 32 - - 56,77 - - - Total area 100 100 100 100 100 100 Total senyawa 8 12 4 2 2 4 Keterangan: Kontrol : MMSS + serbuk batubara tanpa kapang Perlakuan : MMSS + serbuk batubara + kapang Hasil analisis senyawa hidrokarbon pada kapang Trichoderma sp. yang mendegradasi batubara yang tidak diiradiasi 0 kGy hari ke-14 inkubasi memiliki 9-13 atom karbon C 9 -C 13 . Senyawa baru yang terbentuk adalah 3,7- dimetilundekana C 13 H 28 sebanyak 32,81 dan terjadi juga penambahan persen area senyawa 2 ,4-dimetilheptana C 9 H 20 dari 19,43 menjadi 67,19 . Kapang Trichoderma sp. yang mendegradasi batubara yang diiradiasi 5 kGy hari ke-14 inkubasi memiliki atom karbon dari 9-16 C 9 -C 16 . Senyawa baru yang terbentuk adalah 3,7-dimetilundekana C 13 H 28 dan n-heksadekana C 16 H 34 terdeteksi paling tinggi sebanyak 32,04 . Senyawa yang mengalami penambahan persen area adalah 2,4-dimetilheptana C 9 H 20 dari 19,43 menjadi 24,41 dan senyawa n-tetradekana C 14 H 30 dari 18,03 menjadi 20,59 Tabel 4. Formulasi kimia yang masuk ke dalam fraksi bensin memiliki jumlah atom karbon sebanyak 4-12 American Petroleum Institute, 2001, sedangkan pada hasil penelitian Sugoro et al. 2009, degradasi batubara oleh kapang Penicillium sp. dan Trichoderma sp. berpotensi sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar minyak yang setara dengan bensin karena kedua kapang tersebut mampu mendegradasi batubara yang kompleks menjadi senyawa dengan rantai karbon sebanyak 6-12 dengan persentase yang cukup tinggi, yaitu 33,67 dan 33,33 . Pada penelitian ini senyawa dengan rantai karbon 9-12 berpotensi sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar minyak yang setara dengan bensin , yaitu kapang Trichoderma sp. yang mendegradasi batubara yang tidak diiradiasi 0 kGy memiliki persentasi yang lebih tinggi sebanyak 67,19 . dan batubara yang diiradiasi 5 kGy lebih kecil 24,41 . Kapang Penicillium sp. yang mendegradasi batubara yang tidak diiradiasi 0 kGy sebanyak 28,21 . Proses biosolubilisasi tidak lepas dari peran enzim. Untuk mengetahui jenis enzim, maka akan dilakukan karakterisasi enzim ekstraseluler dengan eloktroforesis SDS-PAGE. Sampel yang akan digunakan adalah supernatan yang mempunyai tingkat solubilisasi yang tinggi nilai absorbansinya pada panjang gelombang 250 nm dan 450 nm, nilai absorbansi yang tinggi berbanding lurus dengan tingkat solubilisasi yang tinggi pula Selvi dan Banerjee, 2007. Berdasarkan nilai solubilisasi yang tinggi, maka sampel yang akan dianalisis karakterisasi protein dengan eloktroforesis SDS-PAGE adalah kapang Penicillium sp. yang mendegradasi batubara yang tidak diiradiasi 0 kGy dan batubara yang diiradiasi 5 kGy pada hari ke-7 inkubasi, sedangkan kapang Trichoderma sp. pada hari ke-14 inkubasi.

4.7. Karakteristik Enzim Ekstraseluler Kapang Penicillium sp. dan