4.4. Hasil Hidrolisis FDA
Nilai absorbansi diukur bertujuan untuk melihat aktivitas dari enzim intraseluler dan enzim ektraseluler dalam kegiatannya menghidrolisis FDA
Fluorescien diacetate. FDA dalam pengujian ini merupakan substrat sebagai pengganti batubara. Jumlah FDA yang terhidrolisis menunjukkan jumlah enzim
intraseluler dan ekstraseluler. Selain ketiga enzim seperti lakase, lignin peroksidase dan mangan peroksidase ternyata masih ada enzim ektraseluler lain
seperti lipase, protease dan terutama esterase. Aktivitas dari enzim akan menghasilkan senyawa yang berpendar berwarna kuning Lampiran 16.5
Breeuwer, 1996. Hasil pengujian statistik kapang Penicillium sp. menunjukkan tidak adanya
perbedaan yang signifikan pada seluruh perlakuan probabilitas ≥ 0,05 Lampiran
12.Gambar 8 A terlihat bahwa nilai absorbansi pada kontrol tanpa batubara, batubara yang tidak diiradiasi 0 kGy dan batubara yang diiradiasi 5 kGy
mengalami peningkatan pada inkubasi hari ke-7. Pada kontrol tanpa batubara,
nilai absorbansi menurun pada hari ke-14, dan terus meningkat pada hari ke-21,
28 dan 35, sedangkan pada batubara yang tidak diiradiasi 0 kGy dan batubara yang diiradiasi 5 kGy terus meningkat pada hari ke-14 dan nilai absorbansi
menurun pada hari ke-21, 28, dan 35. Nilai absorbansi tertinggi pada batubara yang tidak diiradiasi 0 kGy dan batubara yang diiradiasi 5 kGy yaitu, pada hari
ke-14 yaitu sebesar 0, 85, sedangkan pada kontrol tanpa batubara nilai aborbansi tertinggi pada masa inkubasi hari ke-35. Meningkat dan menurunnya hidrolisis
FDA karena dipengaruh oleh pH medium, disaat hidrolisis FDA terus meningkat maka nilai pH medium juga meningkat Gambar 5.
A.
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
0.9
7 14
21 28
35
waktu hari A
b so
rb an
si
Kontrol 0 KGy
5 KGy
B.
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
7 14
21 28
waktu hari A
b so
rb an
s i
35 Kontrol
0 KGy 5 KGy
Gambar 8. Nilai absorbansi pada panjang gelombang 490 nm hasil hidrolisis
FDA kapang Penicillium sp. A dan Trichoderma sp. B. kontrol = tanpa batubara; 0 kGy = batubara tidak diiradiasi dan 5 kGy =
batubara diiradiasi 5 kGy.
Gambar 8 B terlihat bahwa nilai absorbansi batubara yang tidak diiradiasi 0 kGy dan batubara yang diiradiasi 5 kGy mengalami peningkatan pada hari ke-7
sampai hari ke-14, 21 dan 28. Nilai absorbansi hidrolisis FDA menurun pada hari- 35. Pada kontrol nilai absorbansi menurun pada hari ke-7 dan meningkat pada hari
ke-35. Nilai absorbansi tertinggi pada batubara yang tidak diiradiasi 0 kGy dan
batubara yang diiradiasi 5 kGy yaitu pada masa inkubasi hari ke-28, sedangkan pada kontrol tanpa batubara nilai absorbansi tertinggi pada hari ke-21. Hasil
pengujian statistik kapang Trichoderma sp. menunjukkan perbedaan yang signifikan probabilitas
≤ 0,05 Lampiran 12 Peningkatan nilai absorbansi hidrolisis FDA tiap masa inkubasi karena jumlah
kapang yang terus meningkat sehingga aktivitas enzim juga tinggi, dan menurut penelitian Indahwati 2009, hasil degradasi batubara yang kompleks menjadi
senyawa yang terlarut dalam medium menyebabkan peningkatan kekeruhan medium sehingga nilai absorbansi juga meningkat. Menurut Fengel dan Weneger
1995, enzim-enzim pendegradasi lignin harus bekerja secara aktif untuk mendegradasi zat-zat makromolekul batubara, untuk itu perlu dilakukan analisis
kadar protein ekstraseluler kapang. Kadar protein ekstraseluler berhubungan dengan enzim-enzim yang dihasilkan oleh kapang, sehingga bisa dihubungkan
dengan biosolubilisasi.
4.5. Hasil Kadar Protein Ekstraseluler Kapang