Risiko Kredit ANALISIS RISIKO

87 Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa perubahan nilai tukar yang terjadi pada tahun 2006, 2007, 2008 tidak mempengaruhi presentase nisbah yang dibebankan kepada nasabah. Namun pada tahun 2009 perubahan nilai tukar yang meningkat tajam sebesar 17,5 dari tahun sebelumnya mempengaruhi peningkatan presentase nisbah dengan sebesar 1. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tukar mempunyai pengaruh terhadap penentuan porsi nisbah yang dibebankan kepada nasabah. Untuk mengolah risiko pasar ini BMT Berkah Madani Cimanggis telah melakukan beberapa cara yang cukup efektif. Diantaranya yaitu dengan pendekatan secara personal dan meyakinkan kepada calon nasabah tentang betapa menguntungkannya sistem yang syariah tetapkan, karena bukan hanya kemaslahatan dunia yang diperoleh tapi juga akhirat sehingga ada kepuasan batin yang dirasakan. Selain itu BMT Berkah Madani Cimanggis juga menetapkan pemotongan 25 bagi nasabah yang membayar lunas sebelum jatuh tempo. Hal ini berdampak baik bukan hanya untuk menarik minat calon nasabah untuk lebih memilih BMT dengan nisbah bagi hasilnya, tetapi juga memberikan motivasi bagi nasabah untuk lancar dalam pelunasan pembiayaannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa BMT Berkah Madani telah mengolah risiko pasar menjadi sesuatu yang menguntungkan.

2. Risiko Kredit

Risiko Kredit adalah risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan debitur dan atau lawan transaksi counterparty dalam memenuhi kewajibannya. Untuk menganalisis risiko kredit pada BMT Berkah Madani Cimanggis, berikut ini adalah 88 grafik kualitas pembiayaan BMT Berkah Madani Cimanggis pada periode tahun 2007, 2008 dan 2009 yang akan mempermudah pemahaman kita. Grafik 4.6 Kualitas Pembiayaan BMT Berkah Madani Cimanggis Periode tahun 2007, 2008, 2009 86.85 74.71 75.4 6.31 8.31 6.85 2.15 4.95 3.05 4.69 12.03 14.69 20 40 60 80 100 2007 2008 2009 P R E S E N T A S E KUALITAS PEM BIAYAAN LANCAR KURANG LANCAR DIRAGUKAN M ACET Sumber: Laporan Kinerja Tahunan BMT Berkah Madani Cimanggis 2009 Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa setelah golongan lancar golongan yang terbesar dan terus meningkat adalah golongan macet dengan presentase 4,69 pada tahun 2007, 12,03 pada 2008 dan 14,69 pada 2009. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu masalah yang dihadapi BMT Berkah Madani Cimanggis adalah kredit macet. Dan penyebab kredit macet pada BMT Berkah Madani Cimanggis, diantaranya: a. Kenakalan Nasabah Human Error, seperti kabur, mengajukan pembiayaan untuk usahanya dengan mengatasnamakan orang lain, maupun dana pinjaman 89 usaha disalah gunakan untuk hal-hal lain, sehingga usaha tidak berjalan seperti yang diharapkan dan kredit akan macet. b. Usaha yang dijalani nasabah mengalami kegagalan bangkrut, sehingga nasabah tidak mampu membayar angsuran pembiayaan atau dengan kata lain kredit macet. c. Nasabah pembiayaan yang mengajukan pembiayaan untuk hal-hal konsumtif seperti untuk dana pendidikan, mereka tidak memiliki usaha tetapi bekerja di suatu tempat. Dan ketika di PHK dan tidak memiliki pendapatan maka nasabah tersebut akan sulit dalam pelunasan pembiayaan kredit macet. Keterlambatan pembayaran pelunasan pembiayaan yang terjadi pada BMT Berkah Madani Cimanggis sejauh ini memiliki pengaruh sebatas pada berkurangnya pendapatan, sehingga bagi hasil yang diberikan kepada nasabah investor menjadi berkurang. Selain itu, keterlambatan tersebut juga berpengaruh pada kinerja account officer yang harus lebih ekstra dalam hal penagihan. Dengan demikian keterlambatan pembayaran pelunasan pembiayaan yang terjadi pada BMT Berkah Madani Cimanggis merugikan materi, waktu dan tenaga. Untuk masalah keterlambatan tersebut BMT Berkah Madani Cimanggis berupaya mengatasinya dengan cara mengalokasikan PPAP yang dimiliki sebaik mungkin dan berusaha secara optimal untuntuk menekan tingkat kemacetan dibawah 10 dengan cara memberikan pelayanan yang terbaik service excellent. Namun dalam hal ini penulis merasa upaya yang dilaksanakan tersebut belumlah cukup. Karena pihak BMT Berkah Madani Cimanggis menyadari salah satu penyebab kredit macet adalah belum akuratnya analisis yang dilakukan dalam 90 penentuan kelayakan usaha calon nasabah. Jadi untuk mengolah risiko kredit ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya: a. Pelatihan mendalam bagi para account officer agar dapat menghasilkan analisa yang akurat dan tepat. b. Pengawasan usaha nasabah secara langsung dan teratur oleh pihak BMT yang berkompetensi, sehingga pihak BMT dapat mengetahui secara pasti keadaan usaha nasabah dan nasabah dapat sharing berbagai kendala yang dihadapi untuk mendapatkan solusi demi kemajuan usahanya. c. Kegiatan yang diperuntukkan untuk pengembangan usaha nasabah, seperti pelatihan usaha atau perkumpulan antara nasabah dan pengelola BMT. Perkumpulan tersebut dapat berupa pengajian maupun arisan. Dengan kegiatan kekeluargaan seperti itu diharapkan dapat mempererat hubungan baik antara nasabah dengan nasabah lainnya maupun antara pengelola dengan nasabah. Bahkan bukan hanya itu, dalam kegiatan tersebut antara nasabah yang satu dengan yang lain dapat saling bertukar pengalaman dan pikiran untuk perkembangan usahanya, serta dapat memperluas jaringan usaha mereka. Dapat disimpulkan bahwa risiko kredit terjadi pada BMT Berkah Madani Cimanggis ini dengan adanya keterlambatan pembayaran angsuran pembiayaan para nasabah peminjam, namun pihak BMT Berkah Madani Cimanggis belum sepenuhnya mengolahnya dengan baik. 91

3. Risiko Operasional