11
D. Tinjauan Review Kajian Terdahulu
1. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan BMT Studi
Kasus pada Beberapa BMT Masjid Jakarta
12
.
Indriyati dalam membahas tingkat keberhasilan pada penelitiannya menggunakan dua BMT Masjid, yaitu BMT Masjid Al-Azhar dan BMT At-
Taqwa Mandiri. Faktor-faktor penyebab kedua BMT ini dapat berhasil menjalankan usahanya dengan baik antara lain sebagai berikut:
a. Kinerja Keuangan yang Baik b. Kelembagaan dan Manajemen yang Baik
c. Tingkat Kepercayaan Masyarakat d. Adanya Dukungan dan Partisipasi dari Banyak Pihak
Sedangkan kegagalan-kegagalan yang BMT At-Taqwa Mandiri dan BMT Karsa Cendikia alami dalam menjalankan usahanya tak luput dari faktor-faktor
penyebab kegagalannya. Berikut faktor-faktor penyebab kegagalannya: a. Kredit Macet
b. Sumber Daya Manusia SDM c. Kesulitan Modal
d. Kurangnya rasa memiliki peduli pengurus BMT terhadap BMT
12
Indriyati, Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan BMT Studi Kasus pada Beberapa BMT Masjid Jakarta. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Univesitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.
12
2. Profil Koperasi: KOPPONTREN Sidogiri: Kemandirian Ekonomi Pola
Syariah
13
Faisal dalam jurnal ini bahwa keberhasilan Baitul Maal wat-tamwil Maslahah Mursalah lil-Ummah BMT-MMU Sidogiri tidak lepas dari
kepercayaan masyarakat dengan mengembangkan beberapa pola, diantaranya: a. Kosistensi dengan sistem syariah dalam pengelolaan bidang usahanya.
b. BMT-MMU terus berusaha menguatkan profit. c. Menerapkan Manajemen Rasul, yakni siddiq jujur, amanah dapat
dipercaya dan fathonah profesional. d. BMT-UGT menekankan dalam pemberian pelayanan yang adil, mudah dan
maslahah atau memberikan manfaat.
3. Peranan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil PINBUK
Dalam Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Baitul Maal wat Tamwil BMT
14
Abdullah Maharazi menganalisa kelemahan dan keunggulan BMT sebagai acuan bahwasanya BMT memiliki prospek yang baik dan lebih fleksibel. Dan
13
Faisal. Profil Koperasi: KOPPONTREN Sidogiri: Kemandirian Ekonomi Pola Syariah, ini diakses pada 08 April 2010 dari
http:jurnal.diskopjatim.go.idindex.php?option=com_contentview=articleid=58:profil-koperasi- koppontren-sidogiri-kemandirian-ekonomi-pola-syariahcatid=37:edisi-april-2008
14
Abdullah Maharazi, Peranan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil PINBUK dalam Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Baitul Maal wat Tamwil BMT Skripsi S1 Fakultas
Syariah dan Hukum Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007
13
untuk memaksimalkan konsep Abdullah menganalisisnya berdasarkan analisis SWOT.
Tabel 1.4 Analisis SWOT terhadap Penguatan Baitul Maal wat Tamwil
KEKUATAN S KELEMAHAN W
PELUANG O TANTANGAN T
Akad-akad lebih inovatif Didirikannya BMT
dilandasi niat untuk ibadan Mampu memberikan
pembiayaan pada berbagai lapisan masyarakat
Mampu memelihara kepercayaan masyarakat
Prinsip bagi hasil Pengajian rutin yang
dilaksanakan pengurus BMT terhadap nasabahnya
Jeringan komputerisasi masih lemah
Kurang sosialisasi sehingga banyak BMT
yang tidak berkembang Modal terbatas
Peraturan khusus mengenai BMT belum
ada Pelayanan terhadap
kebutuhan nasabah masih terbatas
SDM masih terbatas Dukungan pemerintah
saat ini sangat besar terhadap sektor UKM
ICMI menargetkan mendirikan 10 ribu
BMT tahun 2010 dan mendirikan LAZNAS
BMT tahun 2012 Mayoritas masyarakat
muslim Pengusaha kecil sangat
membutuhkan pembiayaan yang cepat
Maraknya praktek rentenir
Pemahaman masyarakat masih
kurang Penguatan ruhiyan
pengelola masih lemah
STRATEGI S-O STRATEGI W-O
STRATEGI S-T STRATEGI W-T
Mengadakan pembinaan terhadap nasabah secara
berkesinambungan Meluaskan dukungan dari
aghnia, tokoh masyarakat dan pemerintah setempat
Meningkatkan pelayanan terhadap nasabah agar
kepercayaan terjaga Menjaga komitmen
bersama sehingga target 10 ribu BMT tercapai
Giatkan sosialisasi melalui ceramah di
masjid Harus memahami
terlebih dahulu literatuir pedoman pendirian BMT
Memperbaiki infrastruktur BMT
Training SDM BMT bisa agar lebih profesional
BMT jangan menunggu nasabah tapi
menjemputnya Merekrut sebanyak
mungkin karyawan baru tapi disesuaikan
dengan asset Mengadakan penguatan
ruhiyah pengurus dan pengelola secara
berkesinambungan Seorang pengurus
pengelola harus fokus, jujur dan ulet
Meningkatkan SDM yang profesional
Usahakan produk- produk BMT
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
Mengadakan ceramah rutin ekonomi syariah
Sumber: Abdullah, 2007
14
4. Jaringan Kerjasama Kegiatan Usaha Kecil Menengah Dalam Organisasi