UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.3. Hasil Kurva Kalibrasi dan Kadar Senyawa Eugenol dengan GCMS Dari gambar kurva kalibrasi standar eugenol, data konsentrasi terhadap nilai
area dimasukkan ke dalam perhitungan statistik dengan menggunakan kalkulator diperoleh variabel a, b dan r yaitu untuk nilai a = -30713,93;b = 5565,88; dan r =
0,9988 Setelah diperoleh kurva kalibrasi dan persamaan regresi liniernya, maka dapat
ditentukan persentase kadar eugenol yang terkandung dalam ekstrak etanol herba kemangi sejumlah 0,0215 hasil perhitungan persentase kadar eugenol dapat
dilihat pada lampiran 5.
4.1.6 Hasil pengujian Parameter Non Spesifik
Data hasil pengujian parameter non spesifik ekstrak etanol herba kemangi dapat dilihat pada tabel dibawah ini, sedangkan untuk hasil perhitungannya dapat
dilihat pada lampiran 6.
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Parameter Standar Non Spesifik Ekstrak
Parameter Hasil
Syarat
Kadar abu Kadar abu total
Kadar abu tidak larut asam
20,445 ± 0,233 2,485 ± 0,07
- -
y = 5565.88x - 30713.93 R = 0.9988
500000 1000000
1500000 2000000
2500000 3000000
100 200
300 400
500 600
R e
sp o
n se
Konsentrasi ppm
Kurva Kalibrasi Standar Eugenol
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Susut pengeringan 19,201 ± 0,0027
- Kadar air
17,345 ± 0,488 5
– 30 Voigt, 1994 Bobot jenis ekstrak
yang telah
diencerkan 5 0,9312 ± 0,0025
-
Sisa pelarut -
1,0 BPOM RI, 2006 Total
cemaran bakteri
44,670 x 10
2
kolonig 1 x 10
4
kolonigBPOM RI, 2006
Total cemaran
kapang 10
kolonig 1 x 10
3
kolonig BPOM RI, 2006
Cemaran aflatoksin - Aflatoksin
20 µgkg Badan Standardisasi Nasional, 2008
Uji cemaran logam dengan AAS:
Pb Cd
As 0,007733 x 10
-4
mgkg 0,00477x 10
-4
mgkg 0,002396 µgkg
10 gkgBPOM RI, 2006 0,3 mgkgBPOM RI, 2006
5 µgkgBPOM RI, 2006
4.2 Pembahasan
Penelitian karakterisasi simplisia dan standardisasi ekstrak etanol herba kemangi Ocimum americanum L. dilakukan sebagai upaya untuk menjamin
bahwa produk akhir obat, ekstrak atau produk ekstrak mempunyai nilai parameter tertentu yang konstan dan ditetapkan dirancang dalam formula
terlebih dahulu Depkes RI, 2000. Karakterisasi simplisia dilakukan untuk melihat bagaimana karakterisasi
simplisia Ocimum americanum L yang di gunakan untuk standardisasi ekstrak.Pedoman yang menjadi landasan ilmiah rancangan serta konsep metode,
prosedur yang dilakukan dalam rangkaian standardisasi ekstrak berdasarkan pada buku Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat terbitan resmi
Departemen Kesehatan yang dipadukan dengan dengan buku Standardisasi Bahan Obat Alam terbitan Graha Ilmu.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Karakterisasi simplisia yang dilakukan meliputi uji makroskopik dan uji mikroskopik simplisia herba kemangi Ocimum americanum L.. Pengujian
makroskopik dilakukan dengan mengamati bentuk fisik dari herba kemangi yang bertujuan untuk menentukan ciri khas dari tanaman kemangi dengan pengamatan
secara langsung dari tanaman segar dengan melihat ciri-ciri organoleptik tanaman kemangi Ocimum americanum L. berdasarkan literatur secara umum tanaman
kemangi. Hasil pengamatan yang terlampir pada tabel 4.1, menunjukkan bahwa tanaman segar herba kemangi Ocimum americanum L. yang berasal dari kebun
kemangi di daerah Grogol, Kecamatan Limo, Depok., memenuhi persyaratan yang sesuai untuk tanaman kemangi dari berbagai literatur secara umum.
Pengujian secara mikroskopik dilakukan terhadap serbuk simplisia herba kemangi Ocimum americanum L., terlampir pada tabel 4.2.Di dalam tabel
tersebut memperlihatkan fragmen pengenal dari serbuk simplisia herba kemangi yang dapat dilihat di bawah mikroskop.Serbuk simplisia herba kemangi berwarna
hijau kecoklatan, dari hasil pengamatan mikroskopik didapatkan fragmen pengenal serbuk simplisia kemangi yaitu fragmen epidermis atas, fragmen rambut
penutup, fragmen parenkim, fragmen trakea dan stomata. Pengujian mikroskopik ini bertujuan untuk menetukan fragmen pengenal dalam bentuk sel atau jaringan
tanaman yang terdapat pada simplisia herba kemangi Ocimum amreicanum L. yang akan digunakan untuk standardisasi dari ekstrak, sehingga dapat mencegah
dari pemalsuan simplisia. Langkah selajutnya dilakukan proses ekstraksi dengan cara maserasi
menggunakan pelarut etanol 70. Etanol merupakan pelarut serba guna yang baik untuk ekstraksi pendahuluan J. B. Harbone, 1987. Selain itu, etanol juga
memiliki kemampuan menyari dengan polaritas yang lebar mulai dari senyawa non polar sampai dengan polar Saifudin, Rahayu, Teruna, 2011. Setelah
melalui maserasi, filtrat dipekatkan dengan rotary evaporator, kemudian didapatkan ekstrak kental dengan persentase rendemen ekstrak sebesar 12,748
dari 750 gram simplisia herba kemangi. Persentase rendemen menunjukkan kemaksimalan dari pelarut yang digunakan untuk menyari.
Setelah didapatkan ekstrak kemudian dilakukan pengujian standardisasi ekstrak herba kemangi. Pengujian standardisasi ekstrak ini meliputi pengujian
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
parameter spesifik dan non spesifik. Dalam penentuan nilai standardisasi ini diperlukan acuan yang menandakan bahwa ekstrak tersebut memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan. Pada ekstrak herba kemangi belum terdapat acuan standardisasi resmi terbitan Departemen Kesehatan maupun dari sumber
lain, sehingga sebagai acuan penelitian ini adalah dengan menggunakan persyaratan ekstrak secara umum yang mencakup parameter non spesifik.
Pengujian parameter spesifik meliputi identitas ekstrak, organoleptik ekstrak, senyawa terlarut dalam pelarut tertentu air dan etanol, dan kandungan
kimia ekstrak. Tujuan identitas ekstrak adalah memberikan objektifitas dari nama dan spesifikasi dari tanaman, sedangkan pengamatan organoleptik ekstrak
bertujuan sebagai pengenalan awal menggunakan panca indra dengan mendiskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa Depkes RI, 2000. Hasil identitas
dan organoleptik ekstrak terlampir pada tabel 4.3. Pada pengujian senyawa yang terlarut dalam pelarut tertentu dengan
mengunakan etanol dan air, hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.3. Pada pengujian ini terlihat bahwa ekstrak lebih larut didalam etanol yaitu 69 ± 0,70,
sedangkan dalam air sebesar 11,30 ± 2,92. Pada penetapan kadar senyawa yang terlarut dalam air dan etanol ini bertujuan sebagai perkiraan kasar kandungan
senyawa-senyawa aktif yang bersifat polar larut air dan senyawa aktif yang bersifat semi polar
– non polar larut etanol Saifudin, A., Rahayu, Teruna, 2011.
Parameter lain yang termasuk dalam uji spesifik adalah uji kandungan kimia ekstrak. Uji kandungan kimia ekstrak bertujuan untuk memberikan
gambaran awal komposisi kandungan kima Depkes RI, 2000. Uji kandungan kimia yang dilakukan meliputi penapisan fitokimia, analisis komponen senyawa
kimia dengan menggunakan Gas Chromatography Mass Spektrophotometry GCMS dan penentuan kadar senyawa marker. Penapisan fitokimia bertujuan
untuk mengetahui keberadaan golongan senyawa metebolit sekunder yang ada didalam ekstrak, serta dapat pula menjadi gambaran kandungan ekstrak secara
kualitatif. Penapisan fitokimia yang dilakukan terhadap ekstrak herba kemangi Ocimum americanum L. yang berasal dari kebun kemangi di daerah Grogol,
Kecamatan Limo, Depok, memberikan hasil positif untuk alkaloid, flavonoid,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
saponin, steroid, triterpenoid, tannin, dan minyak atsiri hasil analisa terlampir pada lampiran 6.
Analisis komponen
senyawa kimia
dengan menggunakan
GasChromatography Mass Spectrophotometry GCMS bertujuan untuk mengetahui komponen senyawa yang terkandung dalam ekstrak. Analisis
komponen senyawa kimia ini dilakukkan dengan cara di suntikkan sebanyak 1,0 mikroliter ekstrak etanol herba kemangi yang telah diencerkan dengan konsentrasi
0,080044 gml ke alat GCMS, kemudian dari alat tersebut akan terbaca komponen-komponen senyawa dalam bentuk puncak-puncak kromatogram,
setelah itu komponen diidentifikasi dengan mencocokkan spektrum massa padadata library seperti Wiley dan Nasional Institute of Standards and Tecnology
NIST. Dari hasil analisis yang diperoleh dari puncak kromatogram, ditemukan ada10 senyawa yang telah diketahui karena memiliki persentase quality derajat
kemiripan lebih dari 90 yang terlampir pada tabel 4.5 dan ada ± 24 senyawa yang belum diketahui di dalam ekstrak etanol herba kemangi kerena persen
quality derajat kemiripan kurang dari 90 data terlampir pada lampiran 7. Data yang didapatkan dalam tabel 4.5 tersebut menunjukkan bahwa dari10 komponen
senyawa yang ada didalam ekstrak etanol herba kemangi paling banyak adalah oleic acid 10,9403 dan lenolenic acid 9,4892, senyawa ini merupakan
senyawa trigliserida yang termasuk kedalam asam lemak tak jenuh yang bersifat non polar.
Selanjutnya dilakukan penetapan kadar senyawa marker didalam ekstrak etanol herba kemangi Oimum americanum L. dengan menggunakan GCMS.
Senyawa marker memiliki beberapa kriteria yaitu sebagai senyawa aktif, senyawa utama, senyawa identitas atau senyawa aktual. Idealnya senyawa marker adalah
senyawa yang bertanggung jawab terhadap efek farmakologi yang diinginkan akan tetapi hingga saat ini tidak semua tanaman yang digunakaan sebagai obat
herbal yang diketahui zat aktifnya Saifudin, Rahayu, Teruna, 2011. Eugenol merupakan senyawa aktual yang ada di dalam tanaman kemangi Ocimum
americanum L.. Hal ini di buktikan dari hasil uji analisis komponen senyawa ekstrak etanol herba kemangi yang dapat dilihat pada tabel 4.5 dan hasil KLT dari
ekstrak. Pada tabel tersebut menunjukkan eugenol memiliki persen area