Peran Media Massa Dalam Membangun Citra

E. Kerangka Konseptual Gambar 2.2

Kerangka Konsep Menonton Program Berita di tvOne Efek : Terpengaruh atau Tidak Terpengaruhnya Pemberitaan negatif tvOne terhadap citra kepemimpinan Presiden Jokowi. Para Pedagang Pasar Kramat Jati Jakarta Timur Agenda Kebijakan Agenda Publik Agenda Media Para Pedagang Pasar Kramat Jati Jakarta Timur Menonton Program Berita di tvOne Agenda Media Agenda Kebijakan Agenda Publik Efek : Terdapat hubungan atau tidak antara pemberitaan kenaikan harga BBM dengan citra Kepresidenan Joko Widodo.

F. Kerangka Berfikir

Media massa sangat erat kaitannya dengan segala jenis pemberitaan, karena media massa memiliki tugas untuk memberikan informasi terkini. Menurut aturannya sebuah media massa haruslah memiliki sifat yang netral dalam artian tidak memihak ke siapapun. Namun belakangan yang terjadi hampir semua media massa di Indonesia tidak bersifat netral dan cenderung memihak ke salah satu partai politik di Indonesia. TV One sebagai salah satu media massa swasta di Indonesia terlihat memihak ke salah satu calon Presiden ketika pemilihan umum 2014 yaitu calon Presiden Prabowo Subiakto, oleh karena itu dalam pemberitaan terlihat tidak berimbang. Lebih banyak pemberitaan negatif Presiden Jokowi dibandingkan dengan Prabowo. Hal tersebut terlihat ketika terjadinya kampanye. Tidak hanya itu saja, ketika Presiden Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, ketika terjadi permasalah seperti penggusuran waduk Ria-Rio atau pun waduk pluit, tvOne sangat gencar memberitakan hal tersebut dan terlihat membesar-besarkan permasalahan tersebut. Dalam hal ini peneliti ingin melakukan sebuah penelitian untuk mencari sebuah kebenaran dari data atau masalah yang ditemukan. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti apakah sebuah media masa yang kontra terhadap Jokowi sebagai Presiden mampu memengaruhi publik dalam merubah citra kepemimpinan Presiden Jokowi setelah diterpa pemberitaan negatif tentang dirinya. Sesuai dengan pernyataan sebuah teori yang bernama agenda setting yang diciptakan oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw. Teori Agenda Setting mulanya diciptakan untuk menggambarkan fenomena yang telah lama diketahui dan diteliti dalam konteks kampanye pemiliu. Teori ini menjelaskan bahwa besarnya perhatian media massa terhadap suatu isu sangat memengaruhi perhatian khalayak. Banyak bukti yang menunjukan bahwa media massa menentukan apa yang dipikirkan dan apa yang didiskusikan oleh khalaykanya. 20 Dalam hal ini, McCombs dan Donald Shaw tidak menyatakan bahwa media secara sengaja berupaya memengaruhi publik tetapi, publik melihat kepada pada professional yang bekerja pada media massa untuk meminta petunjuk kepada ke media, kemana publik harus memfokuskan perhatiannya. 21 Teori agenda setting mempunyai kesamaan dengan teori peluru yang menganggap bahwa media mempunyai kekuatan untuk memengaruhi khalayak. Hanya saja, teori agenda setting memusatkan perhatiannya kepada efek kognitif khalayak, yakni pengetahuan dan kesadaran. Hal tersebut yang dapat menimbulkan persaingan dalam merekayasa opini, citra dan membentuk opini publik. 20 Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Filsafat Paradigma Teori, Tujuan, Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011, Cet. Ke1, h. 164. 21 Morissan, Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa, Jakarta: Kencana, 2013, cet. Ke-1, Jilid I, h. 495