Dalam bab ini akan mengemukakan analisis dan temuan data Bab lima adalah penutup yang berisikan kesimpulan dari penelitian
Dalam artian teori ini berasumsi bahwa media massa tidak dapat memengaruhi khalayak untuk mengubah sikap afektif, melainkan media massa
hanya dapat memengaruhi khalayak tentang sesuatu apa yang ada di dalam pikiran mereka kognitif tentang isu atau topik yang diberitakan oleh media
massa. Setelah itu khalayak membentuk persepsinya berdasarkan informasi yang diterimanya dari media massa.
Agenda setting memandang media massa melakukan “to tell what to
think about”, artinya membentuk persepsi khalayak tentang apa yang dianggap
penting. Dengan teknik pemilihan dan penonjolan, media memberikan petunjuk tentang isu mana yang lebih penting. Singkatnya apa yang dianggap penting oleh
media, akan dianggap penting pula oleh masyarakat. Sebaliknya, apa yang dilupakan oleh media, akan luput juga dari perhatian masyarakat.
3
McCombs dan Donald Shaw mengatakan, bahwa audience tidak hanya mempelajari berita-berita dan hal-hal lainnya melalui media massa, tetapi juga
mempelajari seberapa besar arti penting diberikan pada suatu isu atau topik dari cara media massa memberikan penekanan terhadap topik tersebut.
4
3
Gun-Gun Heryanto, “Marketing Politik di Media Massa Dalam Pemilu 2009”
artikel diakses pada 23 Maret 2015 dari http:www.scribd.comdoc22540557Marketing-
Politik-Di-Media-Massa-Gun . Diakses pada 10 Februari 2015, pukul 20.38 WIB.
4
M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008 Cet
Ke-3, h.282.