Dalam bab ini akan mengemukakan tentang gambaran profil TV One

12

BAB II LANDASAN TEORI

A. Teori Agenda Setting

Hubungan yang kuat antara berita yang disampaikan oleh media dengan isu-isu yang dinilai penting oleh publik merupakan salah satu jenis efek media massa yang paling popular yang dinamakan dengan agenda setting. Dikutip oleh Morissan dalam bukunya yang berjudul teori komunikasi individu hingga massa, mengatakan bahwa istilah agenda setting diciptakan oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw, dua peneliti dari Universitas North Carolina berupaya untuk menjelaskan adanya gejala atau fenomena kegiatan kampanye pemilihan umum pemilu yang telah lama diamati dan diteliti oleh kedua sarjana tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh mereka dijadikan tonggak awal perkembangan teori agenda setting. 1 Dalam teori agenda setting, penyusunan agenda ini mengatakan media khususnya pemberitaan tidak selalu berhasil memberitahu apa yang kita pikir, tetapi media tersebut benar-benar berhasil memberitahu kita berpikir tentang apa. Media massa selalu mengarahkan kita pada apa yang harus kita lakukan. Media mengatakan pada kita apa yang penting dan apa yang tidak penting, karena menurut teori ini media mempunyai kemampuan untuk menyeleksi dan mengarahkan perhatian masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu. 2 1 Morisan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, Kencana Prenada Media Group: Jakarta, 2013 Cet ke-1, h.494. 2 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, PT Rajagrafindo Persada: Jakarta, 2011 Cet ke-4, h.195-196. Dalam artian teori ini berasumsi bahwa media massa tidak dapat memengaruhi khalayak untuk mengubah sikap afektif, melainkan media massa hanya dapat memengaruhi khalayak tentang sesuatu apa yang ada di dalam pikiran mereka kognitif tentang isu atau topik yang diberitakan oleh media massa. Setelah itu khalayak membentuk persepsinya berdasarkan informasi yang diterimanya dari media massa. Agenda setting memandang media massa melakukan “to tell what to think about”, artinya membentuk persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Dengan teknik pemilihan dan penonjolan, media memberikan petunjuk tentang isu mana yang lebih penting. Singkatnya apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap penting pula oleh masyarakat. Sebaliknya, apa yang dilupakan oleh media, akan luput juga dari perhatian masyarakat. 3 McCombs dan Donald Shaw mengatakan, bahwa audience tidak hanya mempelajari berita-berita dan hal-hal lainnya melalui media massa, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting diberikan pada suatu isu atau topik dari cara media massa memberikan penekanan terhadap topik tersebut. 4 3 Gun-Gun Heryanto, “Marketing Politik di Media Massa Dalam Pemilu 2009” artikel diakses pada 23 Maret 2015 dari http:www.scribd.comdoc22540557Marketing- Politik-Di-Media-Massa-Gun . Diakses pada 10 Februari 2015, pukul 20.38 WIB. 4 M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008 Cet Ke-3, h.282.