Tujuan Khusus Tujuan Penelitan .1 Tujuan Umum

5 tercemar oleh kuman yang berasal dari penderita atau pembawa kuman, biasanya keluar bersama –sama dengan tinja melalui rute fecal oral. Dapat juga terjadi transmisi transplasental dari seorang ibu hamil yang berada dalam bakterimia kepada bayinya. 5

2.3 Etiologi Demam Tifoid

Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Salmonella adalah bakteri berbentuk basil gram negatif yang memiliki panjang bervariasi dan bersifat aerobik. Sebagian besar isolat motil dengan flagel peritrika. Salmonella mudah tumbuh pada medium sederhana, tetapi hampir tidak pernah memfermentasikan laktosa atau sukrosa. Organisme ini membentuk asam dan kadang –kadang gas dari glukosa dan manosa. Salmonella biasanya bertahan di air yang membeku untuk waktu yang lama. Salmonella resisten terhadap bahan kimia tertentu misal hijau brilian, natrium tetrationat, dan natrium deoksikolat yang menghambat bakteri enterik lain. 1 Salmonella typhi merupakan isolat Salmonella yang paling banyak menginfeksi manusia terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Salmonella typhi paling banyak menginfeksi anak dengan usia lebih muda dari 5 tahun terutama kurang dari satu tahun dan sering juga menginfeksi usia-usia di atas 70 tahun. 1,12,13 Infeksi Salmonella typhi juga paling banyak terjadi pada saat musim panas dan sangat erat hubungannya dengan banyaknya konsumsi makanan yang terkontaminasi. 12 Salmonella typhi memiliki 3 macam antigen yaitu : 1. Antigen O somatik terletak di lapisan luar dari bakteri yang mempunyai komponen protein, lipopolisakarida, dan lipid. Antigen O ini sering disebut dengan endotoksin. 2. Antigen H flagela terletak pada flagela, fimbriae dan pili dari bakteri dengan struktur kimia berupa protein 3. Antigen Vi antigen permukaan terletak pada selaput dinding bakteri yang berfungsi untuk melindungi dirinya dari fagositosis oleh sel imun dengan struktur kimia yang sama dengan antigen yang terletak di flagel yaitu protein. 10 6

2.4 Patogenesis Demam Tifoid

Bakteri Salmonella typhi masuk ke dalam tubuh melalui mulut yang terbawa lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri tersebut. Dosis infeksius dari Salmonella typhi yang masuk ke saluran pencernaan adalah 10 5 -10 9 mikroorganisme dengan masa inkubasi sekitar 4-14 hari. 1 Pada saat bakteri melewati lambung dengan PH asam yang mencapai 2 banyak bakteri yang mati namun sebagian ada yang lolos. Bakteri yang berhasil bertahan dari asam lambung selanjutnya akan masuk ke usus halus tepatnya di ileum dan jejunum kemudian akan menempel di mukosa usus. Kuman ini akan menginvasi mukosa dan menembus dinding usus. Salmonella typhi mengalami proses internalisasi di sel M dari peyer’s patch kemudian mencapai folikel limfe usus halus dan mengikuti aliran kelenjar limfe mesenterika dan ada yang masuk ke sirkulasi sistemik sampai ke jaringan RES di organ hati dan limpa. Kemudian bakteri ini akan bermultiflikasi dalam sel fagosit mononuklear di dalam folikel limfe, kelenjar limfe mesenterika, hati, dan limpa. Jika telah lewat masa inkubasi Salmonella typhi akan keluar dari habitatnya melalui duktus torasikus menuju ke aliran sistemik dan singgah pada organ yang menjadi target seperti hati, limpa, sumsum tulang, kandung empedu, serta peyer’s patch dari ileum terminal. 5 Proses patogenesis dari demam tifoid terjadi melibatkan 4 proses di mana proses tersebut mengikuti ingesti organisme. Keempat proses tersebut terdiri dari : 1. Penempelan dan invasi bakteri ke peyer’s patch 2. Bakteri yang telah masuk ke sel-sel M payer’s patch akan bertahan hidup dan bermultiplikasi di makrofag peyer’s patch, nodus limfatikus mesenterikus,dan organ-organ ekstraintestinal sistem retikuloendotelial. Selain itu infeksi Salmonella typhi di mukosa usus dan komponen limfoid usus akan menyebabkan inflamasi, hiperplasia, yang kemudian bisa berlanjut menjadi nekrosis. 1 3. Bakteri bertahan hidup di aliran darah 4. Bakteri memproduksi enterotoksin yang akan menigkatkan kadar cAMP di dalam kripta usus yang akan menyebabkan keluarnya elektrolit dan air ke dalam lumen intestinal. 5

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008

1 34 92

Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008

0 41 110

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap RSUD dr. Sayidiman Magetan Tahun 2014.

1 28 17

KAJIAN DOSIS PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI Kajian Dosis Pada Pasien Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap Rsud Dr. Moewardi Di Surakarta Tahun 2011.

0 1 10

KAJIAN DOSIS PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD “X” TAHUN 2011 Kajian Dosis Pada Pasien Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap Rsud Dr. Moewardi Di Surakarta Tahun 2011.

0 1 15

POTENSIAL INTERAKSI OBAT PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI Potensial Interaksi Obat Pada Pasien Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta Tahun 2011.

0 2 13

POTENSIAL INTERAKSI OBAT PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD “X” Potensial Interaksi Obat Pada Pasien Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta Tahun 2011.

0 2 13

KAJIAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD KAJIAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. R. SOETRASNO REMBANG TAHUN 2010.

0 1 17

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP Evaluasi Penggunaan Antibiotika pada Pasien Demam Tifoid Rawat Inap di RSUD Dr. R.Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Tahun 2010 Menggunakan Metode ATC/DDD.

0 4 15

POLA PEMBERIAN ANTIBIOTIKA PADA PENGOBATAN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013.

0 0 16