Prosedur Penelitian 1 Amidasi Etil p-metoksisinamat Reaksi Amidasi Etanolamin Pengukuran titik leleh Identifikasi Senyawa Menggunakan FTIR Identifikasi Senyawa Menggunakan GCMS Penyiapan variat konsentrasi Na Diklofenak Pembuatan Larutan Uji Pembuatan Lar

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta etanolamin Merck, ditenolamin Merck, dan Bovine Serum Albumin SIGMA-ALDRICH. Pelarut dan bahan pembantu lain seperti aquades, etil asetat, n-heksan, methanol. 3.3. Prosedur Penelitian 3.3.1 Amidasi Etil p-metoksisinamat

a. Reaksi Amidasi Etanolamin

Sebanyak 1,060 gram EPMS 5 mmol dilarutkan ke dalam 10 mL etanolamin kemudian diiradiasi dalam microwave oven tanpa modifikasi dengan kekuatan 600 watt selama 5 menit dalam erlenmeyer tertutup. Kemudian hasil reaksi dipartisi dengan aquades dan etil asetat. Lapisan etil asetat dikeringkan dengan Na 2 SO 4 anhidrat lalu diuapkan dan dimurnikan dengan pelarut heksan Modifikasi Khalafi et al, 2003.

b. Reaksi Amidasi Dietanolamin

Sebanyak 1,030 gram EPMS 5 mmol dilarutkan ke dalam 10 mL dietanolamin kemudian diiradiasi dalam microwave oven tanpa modifikasi dengan kekuatan 300 watt selama 6 menit dalam erlenmeyer tertutup. Kemudian hasil reaksi dipartisi dengan aquades dan etil asetat. Lapisan etil asetat dikeringkan dengan Na 2 SO 4 anhidrat lalu diuapkan dan dimurnikan dengan pelarut heksan Modifikasi Khalafi et al, 2003.

3.3.2 Identifikasi Senyawa a. Identifikasi Organoleptis

Senyawa yang didapat dari hasil modifikasi diidentifikasi warna, bentuk dan juga bau.

b. Pengukuran titik leleh

Senyawa yang didapat dari hasil modifikasi diidentifikasi titik lelehnya menggunakan alat apparatus melting point.

c. Identifikasi Senyawa Menggunakan FTIR

Sedikit sampel padat kira-kira 1 - 2 mg, kemudian ditambahkan bubuk KBr murni kira-kira 200 mg dan diaduk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga rata. Kemudian sampel pelet KBr yang terbentuk diambil dan kemudian ditempatkan dalam tempat sampel pada alat spektroskopi inframerah untuk dianalisis Hidayati, 2012.

d. Identifikasi Senyawa Menggunakan GCMS

Kolom yang digunakan adalah HP-5MS 30 m × 0,25 mm ID × 0,25 µm; suhu awal 70 o C selama 2 menit, dinaikkan ke suhu 285 o C dengan kecepatan 20 o Cmin selama 20 menit. Suhu MSD 285 o C. Kecepatan aliran 1,2 mLmin dengan split 1:100. Parameter scanning dilakukan dari massa paling rendah yakni 35 sampai paling tinggi 550 Umar et al, 2012.

e. Identifikasi Senyawa Menggunakan

1 H-NMR dan 13 C- NMR Sedikit sampel padat kira-kira 10 mg, kemudian dilarutkan dalam pelarut kloroform bebas proton khusus NMR, setelah dilarutkan kemudian dimasukkan ke dalam tabung khusus NMR untuk kemudian dianalisis.

3.3.3 Pembuatan Reagen untuk Uji Antiinflamasi

a. Larutan TBS Tris Buffer Saline pH 6.3 Sebanyak 1,21 g Tris base dan 8,7 g NaCl dilarutkan dalam 1000 mL aquades. Kemudian adjust pH sampai 6,3 menggunakan asam asetat glacial Mohan, 2003.

b. Penyiapan variat konsentrasi Na Diklofenak

Pembuatan larutan induk sebesar 10000 ppm Na dikolfenak dengan pelarut Metanol. Kemudian dilakukan pengenceran menjadi 1000, 100, 10 dan 1 ppm. c. Penyiapan variat konsentrasi EPMS dan senyawa hasil modifikasi sampel. Pembuatan larutan induk sebesar 10000 ppm baik senyawa hasil modifikasi maupun EPMS dengan pelarut metanol. Kemudian dilakukan pengenceran menjadi 1000, 100, 10 dan 1 ppm. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Pembuatan BSA 0,2 wv

Sebanyak 0.2 g BSA dilarutkan dalam TBS 100 mL Williams et al., 2008.

3.3.4 Uji In vitro Antiinflamasi Williams et al., 2008

Pengujian Aktivitas Senyawa Hasil Modifikasi Terhadap denaturasi BSA :

a. Pembuatan Larutan Uji

Larutan Uji 5 mL terdiri dari 50 µL larutan sampel yang kemudian ditambah dengan BSA hingga volume 5 mL sehingga didapatkan variat konsentrasi menjadi 100, 10, 1, 0.1 dan 0.01 ppm.

b. Pembuatan Larutan Kontrol Positif

Larutan kontrol positif 5 mL terdiri dari 50 µL larutan natrium diklofenak yang kemudian ditambah dengan BSA hingga volume 5 mL sehingga didapatkan variat konsentrasi menjadi 100, 10, 1, 0.1 dan 0.01 ppm.

c. Pembuatan Larutan Kontrol Negatif.