Apabila kekuatan stimulus ditambah, maka stimulus akan lebih kuat dan orang akan mampu membedakan kekuatan stimulus yang satu dengan yang
lainnya. Hal ini akan mengangkat ambang perbedaan stimulus dikarenakan ada stimulus yang berbentuk benda mati dan persepsinya akan ditentukan oleh
individu yang mengadakan tanggapan. Stimulus ke dua berbentuk benda hidup seperti manusia, tanggapan yang terjadi akan dipengaruhi oleh stimulus dan
orang yang melakukan tanggapan, seperti sistem nilai yang berlaku pada suatu masyarakat, gerakan perubahan atau harapan seseorang terhadap
rangsangan yang akan ditimbulkan dan sebagainya.
17
B. Pengetahuan Agama Islam
1. Pengertian Pengetahuan Agama
Pengertian pengetahuan agama menurut para ahli yang dikutip oleh Muhammad Tholha Hasan dalam bukunya “Islam dalam Perspektif Sosio
Kultural”,
18
diantaranya : 1. Menurut Al Bustany Menta’rifkan pengetahuan agama sebagai :
ُﻌﻟأ ـُﻠ
ْﻮ ُم
ّﺸﻟا ـ
ْﺮ ِﻋ
ـﱠﯿ ُﺔ
ِھ َﻲ
ْﻟأ ُﻌـ
ُﻠْﻮ ُم
ْﻟا ـُﻤ
َﺪ ﱠو
َﻧـ ُﺔ
ّﻟا ـ
ُﺗ ﻲﺘ ـْﺬ
َﻛـ ُﺮ
ِﻓ ـْﯿ
َﮭ ﺎ
ْﻟأ ْﺣﺄ
ـَﻜ ُمﺎ
ّﺸﻟا ـ
ْﺮ ِﻋ
ـﱠﯿ ُﺔ
َأ ْو
أ ْﻋﻹ
ـِﺘ ـ
ِدﺎﻘ ﱠﯾُﺔ
َو ُﺗـ
َﺴ ﱠﻤ
ِﺑ ﻰ ْﻟﺎ
ُﻌ ُﻠـ
ْﻮ ِم
ﱢﺪﻟا ْﯾـ
ِﻨـ ﱠﯿِﺔ
ْﯾأ ـ
ًﻀ َﻛ ﺎ
ِﻌـ ْﻠِﻢ
ْﻟا ـَﻜ
ِمﻼ َو
ْﻟاـ ِﻔـ
ْﻘِﮫ
“Ilmu syar’iyah ialah pengetahuan yang tersusun dalam kodifikasi yang memuat hukum-hukum agama secara ilmiah, atau yang mengenai keyakinan,
17
Ibid, h. 186.
18
Muhammad Thalha Hasan, Islam Dalam Perspektif Sosial Kultural Jakarta: Lantabora Press, 2005, cet. Ke-3, h.63.
dan disebut juga sebagai ilmu diniyah pengetahuan agama seperti ilmu kalam dan ilmu fiqh”.
2. Menurut Imam Al Ghozali, pengetahuan agama semuanya terpuji, meskipun tingkatannya ada yang berbeda yang dibagi dalam empat
jenjang, yaitu : Pertama, pengetahuan dasar al-ushul, yang terdiri dari Al-Quran, al-
Hadist, al-Ijma’ para ulama dan sikap perbuatan para sahabat Nabi. Kedua, pengetahuan bagian atau derivatif al-furu’, seperti ilmu fiqh,
ilmu tafsir, ilmu tasawwuf ilmu ahwal al-qalb. Ketiga, pengetahuan penunjang al-muqoddima, seperti kesustraan
Arab ilmu nahwu, ilmu ma’aniy, ilmu bayan, ilmu badi’, dan ilmu lughat.
Keempat, pengetahuan pelengkap al-mutammimat, seperti ilmu qiraat, mustalah al-Hadist, ushul al-fiqh.
2. Definisi Agama Islam
Agama secara etimologis terdiri dari dua kata, a = tidak dan gam = pergi, sehingga artinya tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi secara turun
temurun. Kata ini berasal dari bahasa Sanskrit. Ini menunjukkan kepada sifat agama yang diwarisi secara turun temurun dari suatu generasi ke generasi
lain.
19
19
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam Jakarta: Rajawali Press, 2004, h. 9.
Sedangkan dalam Bahasa Arab, agama disebut dengan din yang diambil dari bahasa Semit berarti undang-undang atau hokum. Dalam Bahasa
Arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang balasan, dan kebiasaan. Pengertian ini sejalan dengan isi ajaran Islam yang di
dalamnya terdapat peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh pemeluk agama Islam.
20
Adapun dalam Bahasa Inggris, agama disebut religi yang berasal dari Bahasa Latin. Harun Nasution mengatakan bahwa asal kata religi adalah
relegere yang mengandung arti mengumpulkan dan membaca. Hal ini sejalan dengan isi agama yang mengandung kumpulan cara-cara mengabdi kepada
Tuhan yang terkumpul dalam kitab suci yang harus dibaca.
21
Prof. Koentjaraningrat mengatakan bahwa agama adalah sistem yang terdiri dari konsep-konsep yang dipercaya dan menjadi keyakinan secara
mutlak suatu umat dan upacara-upacara beserta pemuka-pemuka yang melaksanakannya. Sistem ini mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan
dunia ghaib antara sesama manusia dan lingkungannya. Seluruh sistem dijiwai suasana yang dirasakan sebagai suasana kerabat oleh umat yang
menganutnya.
3. Ajaran Agama
Ajaran Islam berpangkal 2 pokok Al Quran dan As Sunnah. Islam membagi ajarannya ke dalam tiga hal yaitu: aqidah, syariah, dan akhlak. Iman
adalah aqidah, Islam merupakan syariah, ihsan ialah akhlak. Terdapat ketiga
20
Ibid,
21
Ibid, h. 10