2. Tanggapan kata-kata adalah tanggapan seseorang terhadap ucapan atau kata-kata yang dilontarkan oleh lawan bicara.
13
4. Faktor-faktor Terbentuknya Respon
Semenjak manusia dilahirkan, sejak itulah manusia langsung menerima stimulus, sekaligus dituntut untuk menjawab dan mengatasi semua pengaruh.
Manusia dalam pertumbuhan selanjutnyaterus merasakan akibat pengaruh dari dirinya. Untuk mengembangkan fungsi alat indera sesuai fungsinya, terus
memperhatikan, menggali segala sesuatu disekitarnya. Allah SWT telah mengisyaratkan bahwa manusia harus berusaha menggunakan alat inderanya
dengan menggali lingkungan sekitarnya serta aspek eksternal yang mempengaruhi dari diri luar manusia seperti dikatakan Bimo Walgito “Alat
indera itu penghubung antara individu dengan dunia luarnya”.
14
Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi kalau terpenuhi factor penyebabnya. hal itu perlu diketahui supaya individu yang bersangkutan dapat
menanggapi dengan baik, pada proses awalnya individu mengadakan tanggapan tidak hanya dari satu stimulus saja melainkan individu dikenal
berbagai stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tidak semua stimulus itu mendapat respon individu, sebab individu melakukan terhadap
stimulus yang ada persesuaian atau yang menarik dirinya. Dengan demikian maka akan ditanggapi oleh individu selain bergantung pada stimulus juga
bergantung pada keadaan individu itu sendiri dengan kata lain, stimulus akan mendapatkan pemilihan dan individu akan bergantung pada dua faktor yaitu :
13
Ibid, h. 32.
14
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum Yogyiakarta: UGM, 1996, h. 53.
a. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu. Manusia itu terdiri dari dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Maka seseorang yang
mengadakan tanggapan terhadap suatu stimulus tetap dipengaruhi oleh eksistensi kedua unsur tersebut. Apabila terganggu salah satu unsur saja
maka akan melahirkan hasil tanggapan atau akan berbeda tanggapannya tersebut antara satu orang dengan orang yang lain. Unsur jasmani atau
psikologis meliputi keberadaan, keutuhan dan cara bekerjanya alat indera, urat saraf dan bagian-bagian tertentu pada otak. Unsur-unsur rohani dan
psikologis yang meliputi keberadaan, perasaan feeling, akal, fantasi, pandangan jiwa, mental, pikiran, motivasi, dan sebagainya.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungan faktor psikis. Faktor ini intensitas dan jenis benda perangsang atau orang menyebutnya
dengan faktor stimulus. Menurut Bimo Walgito “Faktor psikis berhubungan dengan objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai
indera”.
15
Berikut ini kutipan menurut Sarlito mengenai tanggapan: “Seseorang yang melakukan tanggapan satu waktu menerima bersama-
sama stimulus. Supaya stimulus dapat disadari oleh individu, stimulus harus cukup kuat, apabila stimulus tidak cukup kuat bagaimanapun besarnya
perhatian dari individu stimulus tidak akan ditanggapi atau disadari oleh individu yang bersangkutan, dengan demikian ada batas kekuatan yang
minimal dari stimulus, agar stimulus dapat memindahkan kesadaran pada individu. Batas kekuatan minimal stimulus yang dapat menimbulkan
kesadaran pada individu disebut ambang ablotut sebelah bawah atau juga disebut ambang stimulus kurang dari kekuatan tersebut individu tidak akan
menyadarinya.
16
15
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum Yogyiakarta: UGM, 1996, h. 55.
16
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja Jakarta: Rajawali Press, 2000, h. 956.
Apabila kekuatan stimulus ditambah, maka stimulus akan lebih kuat dan orang akan mampu membedakan kekuatan stimulus yang satu dengan yang
lainnya. Hal ini akan mengangkat ambang perbedaan stimulus dikarenakan ada stimulus yang berbentuk benda mati dan persepsinya akan ditentukan oleh
individu yang mengadakan tanggapan. Stimulus ke dua berbentuk benda hidup seperti manusia, tanggapan yang terjadi akan dipengaruhi oleh stimulus dan
orang yang melakukan tanggapan, seperti sistem nilai yang berlaku pada suatu masyarakat, gerakan perubahan atau harapan seseorang terhadap
rangsangan yang akan ditimbulkan dan sebagainya.
17
B. Pengetahuan Agama Islam
1. Pengertian Pengetahuan Agama
Pengertian pengetahuan agama menurut para ahli yang dikutip oleh Muhammad Tholha Hasan dalam bukunya “Islam dalam Perspektif Sosio
Kultural”,
18
diantaranya : 1. Menurut Al Bustany Menta’rifkan pengetahuan agama sebagai :
ُﻌﻟأ ـُﻠ
ْﻮ ُم
ّﺸﻟا ـ
ْﺮ ِﻋ
ـﱠﯿ ُﺔ
ِھ َﻲ
ْﻟأ ُﻌـ
ُﻠْﻮ ُم
ْﻟا ـُﻤ
َﺪ ﱠو
َﻧـ ُﺔ
ّﻟا ـ
ُﺗ ﻲﺘ ـْﺬ
َﻛـ ُﺮ
ِﻓ ـْﯿ
َﮭ ﺎ
ْﻟأ ْﺣﺄ
ـَﻜ ُمﺎ
ّﺸﻟا ـ
ْﺮ ِﻋ
ـﱠﯿ ُﺔ
َأ ْو
أ ْﻋﻹ
ـِﺘ ـ
ِدﺎﻘ ﱠﯾُﺔ
َو ُﺗـ
َﺴ ﱠﻤ
ِﺑ ﻰ ْﻟﺎ
ُﻌ ُﻠـ
ْﻮ ِم
ﱢﺪﻟا ْﯾـ
ِﻨـ ﱠﯿِﺔ
ْﯾأ ـ
ًﻀ َﻛ ﺎ
ِﻌـ ْﻠِﻢ
ْﻟا ـَﻜ
ِمﻼ َو
ْﻟاـ ِﻔـ
ْﻘِﮫ
“Ilmu syar’iyah ialah pengetahuan yang tersusun dalam kodifikasi yang memuat hukum-hukum agama secara ilmiah, atau yang mengenai keyakinan,
17
Ibid, h. 186.
18
Muhammad Thalha Hasan, Islam Dalam Perspektif Sosial Kultural Jakarta: Lantabora Press, 2005, cet. Ke-3, h.63.