Ajaran Agama Pengetahuan Agama Islam
sebagai utusanNya, perbuatan dengan amal shaleh. Aqidah demikian itu mengandung arti bahwa dari orang yang beriman tidak ada rasa dalam hati,
atau ucapan di mulut dan perbuatan melainkan secara keseluruhan menggambarkan iman kepada Allah, yakni tidak ada niat, ucapan dan
perbuatan yang dikemukakan oleh orang yang beriman itu kecuali yang sejalan dengan kehendak Allah.
23
Menurut Gustave Lovon, seorang pakar sosiologi Prancis yang dikutip oleh Prof. Madya. Dr. Musa Bin Fathullah Harun.
24
“Aqidah adalah keimanan yang tumbuh dari suatu sumber yang tidak dapat dirasakan, yang memaksakan manusia mempercayai sesuatu
kekuatan tanpa dalil. Yakni: akal tidak memainkan peranan penting dalam mewujudkan keimanan, walaupu ia berusaha menguatkannya setelah
keimanan itu sendiri wujud”.
b. Syari’ah
Syari’ah secara bahasa berasal dari Bahasa Arab yang berarti peraturan atau undang-undang, yaitu peraturan menganai tingkah laku yang
mengikat, harus dipatuhi dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
25
Menurut Dr. Yusuf Qadhrawi, kata syari’ah mempunyai arti “jalan” dapat kita jumpai dalam firman Allah Qs. Al Jaatsiyah ayat 18 :
َﻦْﯾِﺬّﻟا َءآﻮْھأ َﻊِﺒﱠﺘَﺗَﻻَو ﺎَﮭﻌﺒﱠﺗﺎَﻓ ِﺮْﻣَﺄْﻟا َﻦِﻣٍ ﺔَﻌْﯾِﺮَﺷ ﻰَﻠَﻋ َﻚَﻨْﻠَﻌَﺟ ﱠﻢُﺛ
َنْﻮُﻤَﻠْﻌَﯾَﻻ
23
Abudin Nata, M.A, Metodologi Studi Islam Jakarta: Rajawali Press, 2004, h. 84.
24
Musa Bin Fathullah Harun. Manusia dan Makhluk Ghaib Di Sekelilingyai Jakarta: Al Ghuraba 2008, cet. Ke-1, h 133.
25
M. Abdul Mujieb, Kamus IstilahFiqih Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 1994, cet. Ke -1, h. 343.
“ Kemudian kami jadikan kamu berada di atas sesuatu syari’at jalan atau peraturan dari urusan agama itu, maka ikutilah syari’at itu dan jangan kamu
ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui”.
26
Syari’ah dalam Islam adalah berhubungan erat dengan amal lahir nyata dalam rangka mentaati semua peraturanhukum Allah guna mengatur
hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antara sesama manusia.
27
Ketetapan Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan disebut ibadah, dan ketetapan Ilahi yang mengatur hubungan
manusia dengan sesama disebut muamalah. a. Ibadah
Ibadah secara terminologis berarti ketetapn Ilahi yang mengatur hubungan. Langsung hamba dengan Tuhannya, dengan tata cara yang sudah
ditentukan oleh Allah SWT melalui Rasul-Nya secara rinci, kajian ibadah ini berkisar pada masalah thaharah, sholat, zakat, puasa, dan haji.
28
b. Muamalah Muamalah berarti ketetapan Ilahi yang mengatur hubungan manusia
dengan sesamanya dan dengan lingkungannya alam sekitar. Kaitannya dengan hubungan antar sesama manusia, maka dalam muamalah ini
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan masalah ekonomi, politik, sosial, hukum, kebudayaan, dan sebagainya.
29
26
Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemah T.tp.: CV Diponegoro, 2003, h. 399.
27
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, h. 61.
28
E. Hassan Saleh, Studi Islam di Perguruan Tinggi T.tp: T.pn, t.t., h. 56.
29
Cik Hasan Bisri, Pilar-pilar penelitian Hukum Islam dan Pranata Sosial Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2004, Ed. 1, cet. Ke-1, h. 90-91.
c. Akhlak
Akhlak secara etimologis berarti tingkah laku atau perbuatan. Dan secara terminologis akhlak adalah tingkah laku etika manusia dalam
hubungannya dengan alam sekitarnya.
30
Iman Al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, sebagaimana yang dikutip oleh Abudin Nata, membagi akhlak menjadi dua bagian, yaitu akhlak yang
baik al akhlak al karimah, dan akhlak yang buruk al akhlak al madzmumah. Berbuat adil, jujur, sabar, pemaaf, dermawan dan amanah
misalnya termasuk ke dalam akhlak yang baik, sedangkan berbuat zalim, berdusta, pemarah, pendendam, kikir, dan curiga termasuk ke dalam akhlak
yang buruk. Dan tentu saja akhlak yang dikehendaki oleh Islam adalah akhlak karimah.
Sedang berdasarkan ruang lingkupnya, akhlak mencakup akhlak kepada Allah, manusia, hewan, dan tumbuhan. Akhlak kepada Allah diartikan
sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Tuhan sebagai Kholiq. Akhlak kepada Allah dapat
dilakukan dengan cara tidak menyekutukan-Nya, dan bertaubat serta mensyukuri nikmat-Nya, selalu berdoa memohon kepada-Nya, dan selalu
mencari keridhaan-Nya. Sedangkan akhlak terhadap sesama manusia berkaitan dengan
perlakuan seseorang terhadap sesama manusia. Tidak melakukan hal-hal negatif seperti membunuh, menyakiti badan atau mengambil harta tanpa
alasan yang benar. Kemudian jika bertemu mengucapkan salam, dan ucapan
30
Ibid, h. 57.
yang baik, tidak berprasangka buruk, saling memaafkan, mendoakan, dan saling membantu.
Kemudian akhlak terhadap lingkungan yaitu hewan dan tumbuhan atau benda-benda tak bernyawa lain. Hal ini dapat dicontohkan misalnya,
seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang, memetik bunga sebelum mekar, menebang pepohonan yang menimbulkan kemadharatan, dan
lain sebagainya. Akhlak yang dikehendaki oleh Islam adalah menjaga kelestarian dan keselarasan dengan alam.
31
31
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996, cet. Ke-1, h. 147-151.
27