Istilah “The Fallacy of The Average Man or Woman” merupakan suatu kesalahan dalam perancang peralatan, tempat kerja, ataupun produk jika berdasar
pada dimensi yang bersifat hipotesis, yaitu menganggap bahwa semua dimensi adalah merupakan rata-rata. Walaupun hanya dalam penggunaan satu dimensi
saja, seperti jangkauan tangan, maka penggunaan rata-rata 50 persentil dalam penyesuaian pemasangan alat kontrol akan menghasilkan bahwa 50 populasi
akan tidak mampu menjangkaunya. Jika seseorang mempunyai dimensi pada rata- rata populasi, misalnya tinggi badan, maka belum tentu dia berada pada rata-rata
populasi untuk dimensi lainnya.
3.2.5. Aplikasi Data Anthropometri Dalam Rancangan PeralatanProduk
Prinsip-prinsip yang harus diambil di dalam aplikasi data anthropometri adalah :
1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim Rancangan produk dibuat untuk memenuhi dua sasaran poduk, yaitu :
a. Bisa sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi
ekstrim, dalam arti terlalu besar atau terlalu kecil dibandingkan dengan rata-ratanya.
b. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain.
Agar dapat memenuhi sasaran pokok tersebut maka ukuran yang diaplikasikan ditetapkan dengan cara :
1. Untuk dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan
produk, umumnya didasarkan pada nilai persentil terbesar, seperti 90-th,
Universitas Sumatera Utara
95-th, 99-th persentil. Contohnya adalah penetapan ukuran minimal dari lebar dan tinggi pintu darurat.
2. Untuk dimensi maksimum yang ditetapkan diambil berdasarkan nilai
persentil yang paling rendah 1-st, 5-th, 10-th persentil. Contohnya adalah penetapan jarak jangkau suatu mekanisme kontrol yang harus dioperasikan
oleh seorang pekerja. 2. Prinsip rancangan produkperalatan yang bisa dioperasikan di antara rentang
ukuran tertentu. Di sini, rancangan bisa berubah-ubah ukurannya sehingga cukup fleksibel
untuk dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Contoh yang paling umum dijumpai adalah perancangan kursi mobil
yang letaknya dapat digeser majumundur dan sudut sandarannya pun dapat diubah sesuai dengan yang diinginkan. Dalam kaitannnya untuk
mendapatkan rancangan yang fleksibel, maka data anthropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai 5-th sampai dengan 95-th persentil.
3. Prinsip perancangan produkperalatan dengan ukuran rata-rata. Aspek ergonomis yang harus dipertimbangkan dalam perancangan
arealstasiun kerja dalam industri adalah : a. Sikap dan posisi kerja
Untuk menghindari sikap dan posisi kerja yang tidak baik, petimbangan- pertimbangan ergonomis menyarankan :
Universitas Sumatera Utara
1. Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap dan posisi
membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang tinggi dan dalam jangka waktu yang lama.
2. Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang
bisa dicapai. 3.
Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam sikap atau
posisi miring. 4.
Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau periode waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi di atas level
siku yang normal. b. Anthropometri dan dimensi ruang kerja
Untuk perencanaan stasiun kerja, data anthropometri akan bermanfaat baik di dalam memilih fasilitas-fasilitas kerja yang sesuai dimensinya dengan ukuran
tubuh operator maupun di dalam merencanakan dimensi ruang kerja. Dimensi yang perlu diperhatikan antara lain jarak jangkauan yang bisa dicapai oleh
operator, batasan-batasan ruang yang baik dan cukup memberikan keleluasaan gerak operator dan kebutuhan area minimum yang harus dipenuhi untuk
kegiatan tersebut. c.
Efisiensi Ekonomi gerakan dan pengaturan peralatanfasilitas kerja Perancangan sistem kerja haruslah memperhatikan prosedur-prosedur untuk
mengekonomiskan gerakan-gerakan kerja sehingga dapat memperbaiki efisiensi dan mengurangi kelelahan kerja. Pertimbangan mengenai prinsip-prinsip
Universitas Sumatera Utara
ekonomi gerakan diberikan selama tahap perancangan sistem kerja pada suatu industri, karena akan mempermudah modifikasi terhadap hardware, prosedur
kerja, dan lain sebagainya. d.
Energi yang dikonsumsi Energi yang dikonsumsi pada saat seseorang melaksanakan kegiatan
merupakan faktor yang kurang begitu diperhatikan, karena dianggap tidak penting bila dikaitkan dengan ferformansi kerja yang ditunjukkan. Meskipun
energi dalam jumlah besar harus dikeluarkkan untuk periode yang lama bisa menimbulkan kelelahan fisik, akan tetapi bahaya yang lebih besar justru kalau
kelelahan menimpa mental manusia. Jadi tujuan tujuan pokok dari rancangan sistem kerja seharusnya bisa menghemat energi yang harus dikonsumsi untuk
penyelesaian suatu kegiatan. Aplikasi prinsip-rinsip ergonomi dan ekonomi gerakan dalam tahap perancangan dan pengembangan sistem kerja secara
umum akan dapat meminimalkan energi yang dikonsumsi dan meningkatkan efisiensi output kerja tersebut.
3.3. Postur Kerja