Mesin dan Peralatan Fasilitas Penunjang Proses Produksi

dahulu didinginkan hingga suhu kamar maksimum 40 o C, kemudian ditimbang seberat 35 kg dan dipress hingga berbentuk bale berukuran 69 x 35 x 10 cm. Setiap bandela dibungkus dengan plastik polietilen dengan ketebalan 0,03 mm, dengan titik leleh melting point minimum108 o Setiap pallet diisi dengan 30 bandela untuk pallet standard 1000 kgpallet atau 36 bandela untuk pallet humbi 1260 kgpallet. Pembungkus bandela di dalam pallet digunakan plastik polietilen dengan ketebalan 0,10 mm – 0,15 mm. Di bagian luar pallet dimuat informasi lambang SIR, jenis mutu SIR, kode perusahaan penghasil, kode perdagangann, serta negaradaerah tujuan. C dan warna transparan. Block Diagram pengolahan SIR 10, SIR 10VK, SIR 20, dan SIR 20VK dapat dilihat pada Gambar 2.2.

2.4.4. Mesin dan Peralatan

Pada proses pengolahan, Pabrik Bunut menggunakan mesin-mesin dan peralatan-peralatan, baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Daftar mesin dan peralatan dapat dilihat pada Lampiran 2.

2.4.5. Fasilitas Penunjang Proses Produksi

Bunut Factory mempunyai bengkel kerja untuk perawatanperbaikan tersendiri yang berlokasi di areal pabrik. Hal ini memberikan kemudahan bagi perusahaan, untuk memperbaiki ataupun merawat mesinperalatan tersebut. Universitas Sumatera Utara Waktu perawatanperbaikan berbeda untuk setiap mesin, namun perawatanperbaikan dilakukan secara serentak setiap sebulan sekali pada saat semua mesin tidak beroperasi. Block Diagram Pengolahan SIR 10, SIR 10VK, SIR 20, dan SIR 20VK BAHANOFFGRADE PEMBERSIHAN DAN PENCAMURAN BAHAN BAKU SORTASI BAHAN BAKU PENGERINGAN MATURASI PEREMAHAN I PENCUCIAN I PENCUCIAN II PEREMAHAN II PENCUCIAN III SIR 10VK20VK di- rendam dalam larutan hydroxylamine dan oxalic aci d Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2. Block Diagram Pengolahan SIR 1010VK dan SIR 2020VK Pabrik mempunyai fasilitas-fasilitas penunjang lain untuk kelancaran pemindahan bahan, proses produksi, maupun distribusi produk, yaitu : 1. Water Pump Supply Perusahaan menggunakan air yang bersumber dari sungai Bunut, yang mengalir dari sekitar lokasi pabrik, dibantu dengan sumur bor yang khusus dibuat oleh perusahaan sendiri. Transfer air ke pabrik dilakukan dengan menggunakan pompa air. Air sungai biasanya tidak dapat secara langsung digunakan untuk proses, sehingga sebelumnya harus dilakukan pembersihan dalam unit penjernihan air agar memenuhi syarat untuk digunakan. 2. Pembangkit Listrik Sumber pembangkit listrik diperoleh dari generator untuk menggerakkan mesin-mesin yang ada di pabrik dan untuk memenuhi kebutuhan di laboratorium, work shop, serta untuk penerangan pabrik dan kompleks perumahan karyawan. 3. Laboratorium PEREMAHAN III PENGERINGAN PENGEMASANPENGEPAKAN Universitas Sumatera Utara Laboratorium di Bunut Rubber Factory langsung dibawahi oleh bagian Quality Control Department QCD PT. BSP, dan QCD sendiri tidak dibawahi oleh Bunut Rubber Factory, sehingga bersifat independen. Laboratorium mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang mutu yang dihasilkan oleh pabrik. Dengan adanya laboratorium, maka dapat diadakan analisis yang lebih teliti terhadap hal-hal yang berhubungan dengan mutu produk. Hasil analisis diinformasikan ke bagian produksi sehingga dapat diketahui apakah mutu produk yang dihasilkan makin buruk atau makin baik dan apakah produk dapat diterima Laboratorium yang ada di PT. BSP adalah sebagai berikut : a. Laboratorium Analisis Pendahuluan Laboratorium ini berfungsi untuk memeriksa kadar lateks dan mutu karet offgrade sebelum diolah. b. Laboratorium Pabrikasi Berfungsi untuk mengontrol kondisi bahan-bahan selama pengolahan karet, mulai pemrosesan, pengepakan sampai penggudangan. c. Analisis Air Limbah Limbah dari air yang telah dipakai untuk seluruh keperluan pabrik, sedikitnya telah tercemar. Tindakan untuk mengatasimengurangi pencemaran terhadap lingkungan adalah dengan pemrosesan air limbah itu dengan penambahan bahan tertentu, yang disesuaikan dengan tingkat pencemarannya. Sehingga sampai pada tahap dimana pembuangan air limbah tidak akan mencemari lingkungan di sekitar pabrik. Universitas Sumatera Utara 4. Work Shop Adapun work shop yang terdapat di pabrik PT. BSP adalah sebagai berikut : a. Bengkel Umum Bengkel ini khusus disediakan oleh perusahaan untuk pelayanan terhadap bangunan-bangunan perumahan para pekerja yang terletak di sekitar daerah pabrik dan daerah lainnya. b. Bengke l Listrik Bengkel ini disediakan perusahaan untuk pelayanan terhadap kerusakan pembangkit listrik dan aliran listrik yang ada di pabrik maupun di perumahan. c. Bengkel Automotif Bengkel ini khusus untuk pelayanan masalah kerusakan yang terjadi pada mesin-mesin alat transportasi, mesin produksi, dan mesin lainnya yang terdapat pada perusahaan. d. Bengkel Perumahan Bengkel ini khusus untuk memotong kayu-kayu atau bahan bangunan yang akan digunakan untuk membuat perumahan atau gedung-gedung pada perushaan. e. Bengkel Perawatan dan Gudang Bengkel ini khusus digunakan untuk merawat peralatan-peralatan di pabrik dan juga digunakan sebagai tempat penyimpanan peralatan. 5. Transportasi Universitas Sumatera Utara Trasortasi yang digunakan adalah : • Tangki NGRR Narrow Gauge Rail Road atau Kereta Api Lori • Kereta api • Truk dan truk tangki Universitas Sumatera Utara

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Ergonomi

3.1.1. Defenisi Ergonomi

Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu ergo yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum. Dengan kata lain, ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya. Di Indonesia dipakai istilah ergonomi, sedangkan di Amerika Serikat lebih dikenal dengan nama human engineering atau human factor engineering. Ergo yang berarti gerakkerja dengan pengertian secara luas adalah semua gerakan manusia merupakan kerja, meskipun tidak mendapatkan upah; dan nomos adalah ketetapan. Maka ergonomi dapat juga didefenisikan sebagai ketetapan kerja yang berupa gerakan yang efektif, aman, sehat, nyaman, dan efisien disingkat EASNE. Oleh karena itu, pendekatan ergonomi memerlukan keseimbangan antara kemampuan tubuh dan tugas kerja tidak menimbulkan kelelahan dan kecelakaan, sesuai dengan kemampuan tubuh untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal atau membahas optimalisasi fungsi manusia terhadap aktivitas yang dilakukannya. Para peneliti mendefenisikan ergonomi sesuai dengan keperluannya. International Labour Organization ILO mendefenisikan ergonomi sebagai penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa untuk mencapai Universitas Sumatera Utara