Pencucian II Peremahan II Pencucian III Peremahan III Pengeringan

penghematan biaya dan waktu, proses dilakukan dengan satu tahapan saja yaitu pengeringan.

4. Peremahan I

Setelah mengalami proses maturasi, bahan digiling dengan menggunakan mesin Prebreaker II sehingga berukuran 1,5 – 2 inch. Kemudian bahan masuk ke dalam Blending Tank I bak pencucian.

5. Pencucian I

Bahan yang masuk ke Blending Tank I adalah bahan yang telah berbentuk cacahan. Bak ini merupakan bak sirkulasi yang berfungsi untuk mengurangi kadar kotoran pada bahan dan sekaligus mencampur bahan agar homogen. Bak pencucian ini menggunakan sistem sirkulasi air secara sentrifugal melingkar, sehingga kotoran yang mempunyai berat jenis yang lebih besar dari air akan mengendap di bagian tengah bak tersebut. Sirkuilasi air ini dijalankan oleh circular pump pompa sirkulasi. Bahan kemudian dipindahkan ke Blending Tank II dengan menggunakan Bucket Elevator pengangkat dalam bentuk timba kotak.

6. Pencucian II

Pencucian ini dilakukan di Blending Tank II dengan proses dan perlakuan yang sama dengan pencucian I. Tujuan pencucian ini adalah agar bahan semakin besih dan homogen.

7. Peremahan II

Universitas Sumatera Utara Bahan dari Blending Tank II diangkut ke mesin Coarse Extruder dengan menggunakan Bucket Elevator. Pada Mesin Extruder bahan digiling sehingga semakin kecil dengan ukuran 6-8 mm. Dari Mesin Extruder bahan langsung jatuh ke Blending Tank III.

8. Pencucian III

Di Blending Tank III bahan dicuci dengan proses yang sama dengan pencucian I dan pencucian II. Selanjutnya bahan diangkut ke mesin Extruder Maxtree dengan menggunakan Bucket Elevator.

9. Peremahan III

Peremahan ini merupakan peremahan terakhir. Peremahan menggunakan mesin Extruder Maxtree. Pada mesin ini bahan digiling dan dipotong sehingga berukuran 2-3 mm. Selanjutnya bahan dijatuhkan ke dalam bak penampungan dan dicampur air. Dari bak ini, bahan dihisap menggunakan Static Screen Pump dan dilewatkan melalui penyaring agar air yang bersama dengan bahan terpisah. Kemudian bahan langsung jatuh ke dalam Trolley. Untuk butiran crumb yang akan diolah menjadi SIR10 atau SIR20, butiran crumb di dalam Trolley akan langsung dimasukan kedalam mesin pengering dryer. Tetapi untuk butiran crumb yang akan diolah menjadi SIR10VK atau SIR20VK, sebelum pengeringan harus dilakukan perendaman di dalam bak yang berisi larutan hydroxylamine dan oxalic acid selama minimum 8 menit. Universitas Sumatera Utara

10. Pengeringan

Karet remah crumb yang masih mengandung air sekitar 15-20 di dalam trolley dimasukkan ke dalam alat pengering teknis twin sphere dryer. Dryer dilengkapi dengan 2 dua burner pembakarpemanas sebagai tempat pemanasan udara dan blower untuk menghembuskan udara panas dari burnner ke trolley yang telah berisi karet remah. Sirkulasi udara panas pada karet remah mengakibatkan air menguap dari karet remah. Jumlah trolley di dalam dryer maksimum 20, dan satu lagi berada di ventilator pendingin. Burner pertama biasanya diatur pada suhu 105-110 o C dan burner kedua pada suhu 110-125 o Pengendalian parameter kunci dilakukan sewaktu butiran crumb dimasak di dalam dryer. Di dalam pengolahan crumb rubber diaplikasikan sistem Statistical Process Control, dimana telah ditetapkan batasan atas dan batasan bawah dari parameter kunci terhadap crumb rubber yang diolah. Parameter kunci untuk SIR10 atau SIR20 adalah Po, sedangkan parameter kunci untuk SIR10VK atau SIR20VK adalah Mooney. Dengan sistem proses ini, ditambah dengan pengaplikasian sistem Statistical Process Control produk akhir yang dihasilkan akan memiliki konsistensi yang cukup baik. C. Total waktu pengeringan yang dilakukan adalah selama ± 3,5 jam.

11. Pengepakan