Ganti Kerugian TANGGUNG JAWAB BANK PENERBIT TERHADAP PERISTIWA

akhirnya kepentingan-kepentingan yang saling mendekat dan selanjutnya dapat dicapai suatu penyelesaian yang memuaskan kedua belah pihak. Penyelesaian sengketa ini memiliki banyak kesamaan dengan aribtrase, dan juga menyerahkan kepada pihak ketiga untuk memberikan pendapatnya tentang sengketa yang disampaikan para pihak. Namun pendapat dari konsiliator tersebut tidak mengikat sebagaimana mengikatnya putusan arbitrase. Keterikatan para pihak terhadap pendapat dari konsiliator menyebabkan penyelesaian sengketa tergantung pada kesukarelaan para pihak. UUPK menyerahkan wewenang kepada BPSK untuk menyelesaikan setiap sengketa konsumen di luar pengadilan. UUPK tidak menentukan adanya pemisahan tugas anggota BPSK yang bertindak sebagai mediator, arbitrator ataupun konsiliator sehingga setiap anggita dapat bertindak baik sebagai mediator, arbitrator ataupun konsiliator. Oleh karena tidak adanya pemisahan keanggotaan BPSK tersebut, maka penyelesaian sengketa konsumen sebaiknya diselesaikan secara berjenjang, dalam arti kata bahwa setiap sengketa diusahakan penyelesaiannya melalui mediasi, jika gagal, penyelesaian ditingkatkan melalui konsiliasi dan jika masih gagal juga barulah penyelesaian melalui cara peradilan arbitrase.

C. Ganti Kerugian

Tanggung jawab pelaku usaha untuk mengganti segala bentuk kerugian yang merugikan pihak konsumen, telah digariskan dalam Pasal 19 UUPK sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, danatau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang danatau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan; 2. Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang danatau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan danatau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 3. Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 tujuh hari setelah tanggal transaksi; 4. Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 tidak menghapuskan kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan; dan 5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut merupakan kesalahan konsumen. Sementara dalam Pasal 28 UUPK membebankan kepada pelaku usaha untuk membuktikan unsur kesalahannya, berbunyi: “Pembuktian terhadap ada tidaknya unsur kesalahan dalam gugatan ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Pasal 22, dan Pasal 23 merupakan beban dan tanggung jawab pelaku usaha.” Melihat isi Pasal 19 UUPK dan Pasal 28 UUPK, maka dapat dikatakan bahwa undang-undang ini tidak jelas menyebutkan apa yang menjadi dasar pertanggungjawaban pelaku usaha sehubungan dengan kerugian yang timbul pada konsumen, apakah kesalahan atau resiko. Tidak terdapat gambaran apa yang menjadi Universitas Sumatera Utara tanggung jawab pelaku usaha yakni bank penerbit terhadap pemegang kartu kredit tersebut. Pasal 19 ayat 3 UUPK diatas menyebutkan jangka waktu pemberian ganti rugi, yaitu tujuh hari setelah tanggal transaksi, sehingga dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab itu sifatnya mutlak strict liability sebab Pasal 19 ayat 3 UUPK tidak menyebutkan agar persoalan ganti rugi itu diselesaikan melalui pengadilan yang membutuhkan prosedur dan waktu persidangan yang relatif rumit dan lama. Maksudnya, jika konsumen menderita kerugian sebagai akibat dari penggunaan produk, konsumen yang dirugikan itu dapat langsung menuntut ganti rugi kepada produsennya. Kalau ternyata produsen menolak untuk menanggapi dan membayar ganti rugi, barulah dapat dilakukan tuntutan ke BPSK atau pengadilan. Hal yang sama mengenai konsumen pemegang kartu kredit apabila mengalami kerugian selama pemakaian yang mungkin karena perbuatan melawan hukum dan wanprestasi oleh bank penerbit, maka konsumen pemegang kartu kredit tersebut dapat secara langsung menuntut kepada bank penerbit, jika bank menolak memberikan ganti rugi maka debitur atau konsumen pemegang kartu kredit dapat menempuh jalur hukum, melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK, atau melalui penyelesaian di luar pengadilan seperti mediasi, arbitrase, konsiliasi, dan negosiasi. Universitas Sumatera Utara

D. Pelindungan Hukum Bagi Konsumen Pemegang Kartu Kredit