Kerangka Konsepsi Kerangka Teori dan Konsepsi

Pengakuan pengadilan atas doktrin-doktrin tersebut berdampak negatif terhadap kepentingan konsumen. Pertama, berkaitan dengan doktrin kebebasan berkontrak, pihak produsen menggunakan kekuatannya untuk menerapkan kontrak-kontrak baku yang memuat ketentuan-ketentuan yang menguntungkan pihak produsen. Kedua, produsen menghindari tanggung jawab terhadap pihak ketiga yang tidak mempunyai hubungan hukum dengan produsen berdasarkan doktrin privity of contract. Ketiga, penerapan prinsip caveat emptor, yang menekankan konsumen haruslah berhati-hati dalam melakukan transaksi dengan produsen yang kemudian berpengaruh besar terhadap penerapan prinsip tanggung jawab berdasarkan kesalahan fault based liability dalam hukum perlindungan konsumen. 24

2. Kerangka Konsepsi

Agar tidak terjadi perbedaan pengertian tentang konsep-konsep yang dipergunakan dalam penelitian tesis ini maka perlu diuraikan pengertian-pengertian konsep yang dipakai, yaitu sebagai berikut : 1. Kartu Kredit adalah alat pembayaran dengan menggunakan kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan danatau untuk melakukan penarikan tunai dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer atau penerbit dan pemakai kartu berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada waktu yang disepakati, baik secara sekaligus charge card ataupun secara angsuran. 2. Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada pemakai kartu kredit. 3. Konsumen adalah setiap pemakai barang danatau jasa yang tersedia sebagai bagian dari produk bank atau sebagai pemakai kartu kredit. 24 Ibid, hal. 14. Universitas Sumatera Utara 4. Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam bidang kartu kredit. 5. Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat adalah lembaga non- pemerintah yang terdaftar dan diakui oleh pemerintah yang mempunyai kegiatan menangani perlindungan bagi pemakai kartu kredit. 6. Klausula Baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen danatau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh pemegang kartu kredit. 7. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen adalah badan yang bertugas menangani dan menyelesaikan sengketa antara pelaku usaha dengan pemakai kartu kredit. 8. Badan Perlindungan Konsumen Nasional adalah badan yang dibentuk untuk membantu upaya perlindungan bagi kepentingan konsumen pemakai kartu kredit.

G. Metode Penelitian