Hak dan Kewajiban Konsumen

BAB II HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN

PENGGUNAAN KARTU KREDIT

A. Hak dan Kewajiban Konsumen

”Pergerakan konsumen dikenal berawal dari Amerika Serikat sejak tahun 1900-an dalam kasus Upton Sinclair’s book, the Jungle.” 27 Tonggak penting dalam perkembangan awal sejarah pergerakan konsumen di Amerika Serikat ditandai dengan pidato Presiden John F. Kennedy pada tahun 1962 di depan Kongres Amerika Serikat tentang Hak Konsumen. Beliau mengatakan bahwa: ”konsumen adalah kita semua. Mereka adalah kelompok ekonomi paling besar yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh hampir setiap konsumen ekonomi publik dan swasta, tetapi mereka hanya sekelompok penting yang suaranya nyaris tak didengar.” 28 Dalam pesannya kepada Kongres pada tanggal 15 Maret 1962 dengan Judul A Special Massage of Protection the Consumer Interest, Presiden J.F. Kennedy menjabarkan empat hak konsumen, yaitu sebagai berikut : a. The right to safety hak atas keamanan; b. The right to choose hak untuk memilih; c. The right to be Informed hak untuk mendapatkan informasi; dan d. The right to be heard hak untuk didengar pendapatnya. 29 Pada dasarnya, sejarah awal dari pergerakan konsumen di Amerika Serikat tersebut mencakup: a. Hak konsumen atas keamanan dan keselamatan; b. Hak informasi; c. Hak memilih di antara berbagai produk dan jasa dengan harga bersaing; 27 Tim Penerbit Perlindungan Konsumen, Direktorat Perlindungan Konsumen, Direktorat Perlindungan Konsumen dan Yayasan GERMAINTI, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Pemberdayaan Hak-Hak Konsumen di Indonesia, Defit Prima Karya, Jakarta, 2001, hal. 2. 28 Ibid, hal. 2. 29 Ibid., hal. 133. Universitas Sumatera Utara d. Hak untuk didengar secara adil oleh pemerintah dalam penyusunan kebijakan konsumen; e. Hak untuk memperoleh ganti rugi; f. Hak pendidikan konsumen; g. Hak mendapatkan kepuasan atas kebutuhan dasar; dan h. Hak atas pemenuhan kebutuhan dasar dan hak atas lingkungan yang sehat. 30 Dalam Pedoman Perlindungan Bagi Konsumen yang dikeluarkan sejak Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa Nomor 39248 pada tanggal 9 April 1985 UN- Guidelines for Consumer Protection, merumuskan berbagai kepentingan konsumen yang perlu dilindungi, yang meliputi : a. Perlindungan Konsumen dari bahaya-bahaya terhadap kesehatan dan keamanannya; b. Promosi dan perlindungan kepentingan ekonomi sosial konsumen; c. Tersedianya informasi yang memadai bagi konsumen untuk memberikan kemampuan mereka melakukan pilihan yang tepat sesuai kehendaki dan kebutuhan pribadi; d. Pendidikan konsumen; e. Tersedianya upaya ganti rugi yang efektif; dan f. Kebebasan untuk membentuk organisasi konsumen atau organisasi lainnya yang relevan dan memberikan kesempatan kepada organisasi tersebut untuk menyuarakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan mereka. 31 Masalah perlindungan konsumen di Indonesia, baru mulai diperhatikan pada tahun 1970-an, ini ditandai dengan lahirnya Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI pada tanggal 11 Mei 1973. Pada awalnya yayasan ini berkaitan dengan rasa mawas diri terhadap promosi untuk memperlancar barang-barang dalam negeri yang menghasilkan berbagai jenis barang atau jasa yang dikonsumsi oleh konsumen serta didukung dengan kemajuan teknologi telekomunikasi dan Informatika, yang pada akhirnya konsumen dihadapkan pada barang atau jasa yang variatif.” 32 Semakin variatifnya produk barang dan jasa yang dihasilkan produsen dengan berbagai kemudahannya, pada satu sisi memberikan manfaat bagi konsumen karena kebutuhannya akan barang dan jasa telah terpenuhi, tetapi disisi lain dapat 30 Ibid., hal. 2-3. 31 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, Cetakan II, hal. 27. 32 Ibid, hal. 15-16. Universitas Sumatera Utara mengakibatkan kedudukan pelaku usaha dan konsumen menjadi tidak seimbang di mana konsumen berada pada posisi yang lemah, konsumen dijadikan objek aktivitas bisnis untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya oleh pelaku usaha melalui kiat promosi, cara penjualan serta penerapan perjanjian standar yang dapat merugikan konsumen. Beranjak dari kondisi di atas beberapa elemen masyarakat mendesak untuk melakukan langkah-langkah pengawasan terhadap promosi-promosi yang dilakukan agar masyarakat tidak dirugikan dan kualitas produk yang dihasilkan dapat terjamin. Adanya keinginan dan desakan masyarakat untuk melindungi dirinya dari barang yang rendah mutunya telah memacu untuk memikirkan secara sungguh-sungguh usaha untuk melindungi konsumen ini, dan mulailah gerakan untuk merealisasikan cita-cita itu. Tokoh-tokoh yang terlibat pada waktu itu mulai mengadakan temu wicara dengan beberapa kedutaan asing, Departemen Perindustrian, dan tokoh masyarakat lainnya. Puncaknya lahirlah Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, dengan motto yang telah menjadi landasan dan arah perjuangan YLKI, yaitu melindungi konsumen, menjaga martabat konsumen dan membantu pemerintahan. Kemudian suara-suara untuk memberdayakan konsumen semakin gencar, baik melalui ceramah-ceramah, seminar-seminar maupun tulisan di media massa. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen tidak hanya mencantumkan hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari konsumen, melainkan juga hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari pelaku usaha. Namun, kelihatannya Universitas Sumatera Utara bahwa hak-hak yang diberikan kepada konsumen lebih banyak dibandingkan dengan hak pelaku usaha dan kewajiban pelaku usaha lebih banyak dari kewajiban konsumen. Pada dasarnya, hak dari konsumen dapat dilihat dalam Pasal 4 Undang- undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen antara lain : a. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang atau jasa. b. Hak untuk memilih barang atau jasa serta mendapatkan barang atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi, serta jaminan yang dijanjikan. c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang atau jasa. d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhanya atas barang atau jasa. e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut. f. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen. g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar, jujur, serta tidak diskriminatif. h. Hak untuk diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Dari sembilan butir hak konsumen yang diberikan di atas, terlihat bahwa masalah kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen merupakan hal yang paling pokok dan utama dalam perlindungan konsumen. Barang danatau jasa yang penggunaannya tidak memberikan kenyamanan, terlebih lagi yang tidak aman atau membahayakan keselamatan konsumen jelas tidak layak untuk diedarkan dalam masyarakat. Selanjutnya, untuk menjamin bahwa suatu barang danatau jasa dalam penggunaannya akan nyaman, aman maupun tidak membahayakan konsumen penggunaanya, maka konsumen diberikan hak untuk memilih barang danatau jasa yang dikehendakinya berdasarkan atas keterbukaan informasi yang benar, jelas, dan jujur. ”Jika terdapat penyimpangan yang merugikan, konsumen berhak untuk Universitas Sumatera Utara didengar, memperoleh advokasi, pembinaan, perlakuan yang adil, kompensasi sampai ganti rugi.” 33 Selain memperoleh hak konsumen juga mempunyai kewajiban yang diatur dalam Pasal 5 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yaitu sebagai berikut: a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian dan pemanfaatan barang atau jasa demi keamanan dan keselamatan; b. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang atau jasa; c. Membayar dengan nilai yang sesuai dengan yang disepakati; dan d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut, hal ini dimaksudkan agar konsumen sendiri memperoleh hasil yang optimum atas perlindungan dan kepastian hukum bagi dirinya. Hak dan kewajiban konsumen ini harus menjadi perhatian dan dijelaskan dengan sebaik-baiknya oleh pelaku usaha atau produsen agar konsumen benar-benar mendapat informasi yang jelas. ”Penjelasan itu dimaksudkan agar konsumen sendiri dapat memperoleh hasil yang optimum atas perlindungan danatau kepastian hukum bagi dirinya.” 34

B. Hak dan Kewajiban Bank