Tip Top dan Romantisme Kolonial

83 juru masak itu berasal. Bagi Pak Dendrikus Kelana sangat jelas bahwa ia akan terus mempertahankan eksitensi kenikmatan sajian makanan yang ada. Untuk itu ia akan benar-benar menyeleksi orang-orang yang akan menjadi juru masak. Dan terutama soal taste dan style yang harus disesuaikan dengan Restoran Tip Top. Hal inilah yang membuat Restoran Tip Top tetap mempertahankan cita rasanya sejak zaman kolonial. Untuk itu proses rekomendasi menjadi hal penting. Pak Dendrikus Kelana sering mendapatkan juru masak yang ingin melamar di restoran ini. Untuk itu beliau sering menyeleksinya dengan ketat terkait rasa dan stylenya. Namun sangat jarang mereka yang sesuai dengan kualitas restoran. Namun beliau sering menemukan orang-orang yang sesuai dengan style melalui system rekomendasi. Seperti misalnya mantan juru masak yang telah pengsiun sering merekomendasikan seseorang untuk menjadi juru masak. Dan sering rekomendasi tersebut sesuai dengan kualitas yang ingin dijaga restoran ini. Hal ini karena mereka yang menjadi rekomendasi adalah mereka yang telah memiliki pengalaman dan sebuah sertifikasi yang jelas tentang siap mereka dan dari instituasi mana mereka berasal.

3.9 Tip Top dan Romantisme Kolonial

Romantisme dalam konteks ini merupakan suatu bentuk kenangan atas masa lalu yang kemudian membentuk perilaku pada saat sekarang ini yang didasarkan pada kenangan, pengalaman yang diterima pada masa lalu. Jika zaman Universitas Sumatera Utara 84 kolonial orang asing datang untuk transaksi rempah rempah dan budak, di zaman modern mereka datang membeli komoditas yang disebut kebudayaan Santikarma dalam Suryawan: 2012. Lalu bagaimana dengan Medan ?. Medan secara sejarah tak mampu terpisah dalam ruang-ruang kolonial masih menyimpan nuansa yang disebut romantisme. Romantisme inilah yang hidup dan sadar atau tidak sadar muncul di jantung Kota Medan sendiri. Yakni Jalan Ahmad Yani atau lebih dikenal dengan Kawasan Kesawan. Restoran Tip Top yang berarti sempurna menambah aura kolonial. Ruang ruang yang membangkitkan tentang sejarah masa lalu Kota Medan dan bagaimana perkembangan pesat kota ini sejak dibangun keresidenan Sumatera Timur. Restoran Tip top yang sebagaimana telah dideskripsikan memiliki ingatan- ingatan kolonial lewat pesona kulinernya. Saat ini para wisatawan yang berkunjung ke Kota Medan, menjadikan Restoran Tip Top untuk menikmati suguhan yang berbentuk budaya pascakolonial yang hadir dan terrepresentasi lewat sisa-sisa peninggalan. Representasi tersebut berupa suguhan kuliner yang nikmat dan dibuat dari alat-alat yang masih beroperasi sejak masa kolonial. Selain itu representasi tersebut berupa nuansa kolonial yang tersaji. Apakah nuansa kolonial yang tersaji tersebut ?. Nuansa itu adalah nuansa atas ingatan-ingatan yang coba Restoran Tip Top gambarkan lewat visualissai arsitekturnya. Arsitektur yang tetap dipertahankan dengan model bagunan khas Belanda. Bahkan kursi kursi dan meja yang menghiasi halaman halaman restoran ini adalah kursi dan meja yang sama. Universitas Sumatera Utara 85 Selain itu ketika memasuki ruang depan Restoran Tip Top akan dijumpai sebuah mesin penghitung dan penyimpan uang khas Belanda yang bertanda 1934. Mesin ini adalah bentuk bahwa Restoran Tip Top pernah berjaya dan menjadi ikon kejayaan kolonial di masa lampau. Sebuah mesin hitung yang kini menjadi sebuah pajangan. Terbukti dengan sisi yang di etalase dalam restoran. Sehingga menungkinkan hanya berfungsi sebagai alat yang menggambarkan bagaimana Restoran Tip Top mengelola keuangannya. Foto 10. Suasana santai para bangsawan kolonial di Restoran Tip Top Sumber.medantempodoeloe.blogspot.com, diakses pada 12 Januari 2013 Kemudian terdapat sebuah potret di dinding sebelah kiri ketika memasuki Restoran Tip Top, sebagaimana ditunjukkan dalam foto diatas. Potret yang menggambarkan bagaimana kebiasaan warga Belanda pada saat saat sore. Menurut pak Dedrikus Kelana, dahulu ketika sore hingga malam menjelang para pejabat Belanda banyak menghabiskan hari harinya bersantai di restoran ini. Dengan memesan kopi dan menikmati alunan musik klasik. Para bangsawan itu menghabiskan penat mereka dengan bercengkrama sesamanya. Universitas Sumatera Utara 86 Perubahan waktu dan perkembangan zaman mengakibatkan beberapa dari kegiatan yang terdapat Restoran Tip Top tidak semuanya dapat berjalan hingga saat sekarang ini, seperti keberadaan musik klasik yang kini sudah tidak ada lagi dan waktu buka Restoran Tip Top yang terbatas hingga jam 11.00 malam. Universitas Sumatera Utara 87

BAB IV RESTORAN TIP TOP SEBAGAI