Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

14

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bangunan merupakan materi fisik yang memiliki cerita dibaliknya, baik itu sejarah pendirian, bahan baku hingga pada lintasan sejarah keberadaan bangunan bersejarah tersebut. Pada bangunan tertentu memiliki nama, ciri dan khas tersendiri yang dijadikan tempat tinggal oleh suatu kelompok masyarakat atau komunitas secara terus-menerus dalam waktu yang lama, sehingga dapat dikatakan memiliki lintasan durasi sejarah tertentu, baik itu berupa peristiwa, nama seseorang ataupun cerita-cerita lainnya. Kejadian masa lalu secara sederhana dapat dikatakan sebagai bentuk objek studi sejarah, berkaitan dengan kejadian masa lalu dan objek studi sejarah meliputi segala sesuatu yang terjadi pada rentang waktu tertentu. Sejarah, dapat berarti sebagai ingatan atas kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal usul keturunan terutama untuk raja-raja, tokoh-tokoh tertentu yang berpengaruh. Umumnya sejarah dikenal sebagai informasi mengenai kejadian yang sudah lampau. Sejarah juga sebagai riwayat tentang masa lampau yang menyelidiki dan menuturkan riwayat masa lampau tersebut sesuai dengan apa yang terjadi tanpa dapat melepaskan diri dari kejadian dan serta kenyataan masa sekarang yang sedang kita alami bersama dan tidak pula kita lepaskan dari perspektif masa depan. Universitas Sumatera Utara 15 Sebagai sebuah kisah, sejarah menyajikan sesuatu yang benar-benar terjadi. Cerita sejarah disusun berdasarkan sumber-sumber, fakta-fakta dan bukti- bukti berupa peninggalan-peninggalan sejarah. Setiap individu, masyarakat maupun setiap bangsa memiliki sejarah sendiri-sendiri. Proses sejarah dapat memberikan pengalaman, pelajaran dan pemantapan kepribadian bagi seorang individu, masyarakat dan bangsa. Dokumentasi perjalanan sejarah yang hanya tersisa sebagai media yang menghubungkan antara masa lalu dan masa kini, dokumentasi perjalanan sejarah dapat berbentuk bangunan, dokumentasi dan cerita turun-temurun. Dimana peninggalan sejarah ini sangat berguna dan dapat dijadikan sumber utama dalam menelaah masalah atas peristiwa yang terjadi di saat itu Suprayitno :2005. Kota Medan merupakan salah satu kota yang memiliki sejumlah peninggalan sejarah yang beragam, salah satunya yang dapat terlihat dengan jelas adalah bangunan-bangunan bersejarah yang masih tampak hingga saat ini di sepanjang Kawasan Kesawan. Bangunan-bangunan tersebut telah mengukir dan memiliki sejarahnya masing-masing sehingga dapat mendukung perkembangan Kota Medan sendiri. Medan dalam bahasa Melayu berarti tempat berkumpul, karena sejak zaman dulu merupakan tempat berkumpul orang-orang dari Hamparan Perak, Sukapiring dan daerah lainnya untuk berdagang dan bertaruh. Daerah ini dikenal dengan nama kampung Melayu. Dalam tulisan Sinar 1994 tercatat bahwa kampung ini dikelilingi oleh kampung-kampung lain, seperti Kesawan, Tebing Tinggi, dan Merbau. Keberadaan kampung-kampung ini sekarang sudah tidak ada Universitas Sumatera Utara 16 lagi, karena terdesak oleh perluasan Kota Medan. Tanah Lapang Esplanade lapangan Merdeka saat itu masih merupakan kebun tembakau yang penuh dengan rawa-rawa. Wilayah yang tidak dikuasai langsung oleh Pemerintah Hindia Belanda meliputi kawasan Kesultanan atau daerah Swapraja, sedangkan daerah yang dikuasai langsung oleh pemerintah Belanda disebut dengan Daerah Gouvernement Sinar:1994 Dalam perkembangannya, pada tahun 1886 Medan dijadikan Kotapraja oleh Pemerintah Hindia Belanda. Berbagai perkantoran didirikan. Pada tanggal 3 Maret 1887 Medan dijadikan ibukota Kerisidenan Sumatera Timur. Akibat perkembangan yang semakin pesat oleh statusnya sebagai ibukota Keresidenan, maka pada tanggal 4 April 1909 Medan diberi status pemerintahan otonom Sinar:1994. Dibawah pemerintahan Kotapraja Medan mengadakan pembangunan jalan-jalan baru, jembatan, pipa air minum, listrik dan klinik-klinik. Belakangan, pada tahun 1915 Keresidenan Sumatera Timur ditingkatkan statusnya menjadi Gubernemen, dan Gouverneur yang pertama adalah HJ Crijzen. Kelak Sultan Deli Makum Arrasjid mengalihkan kepemilikan sebagian tanahnya yang luas menjadi tanah kota tahun 1918 untuk menampung perluasan kota. Sampai tahun 1937 Medan telah menjadi pusat kegiatan administrasi pemerintahan dan ekonomi serta terdapat berbagai bangunan infrastruktur pendukung lainnya Sinar :1994. Diantara keragaman bangunan-bangunan bersejarah ini penulis akan melakukan penelitian pada salah satu bagian kawasan bersejarah di Kota Medan ini. Adapun kawasan tersebut berada di Jalan Kesawan Medan. Penulis Universitas Sumatera Utara 17 mengangkat judul penelitian tentang Kawasan Kesawan karena terdapat deretan bangunan bersejarah yang juga merupakan peninggalan budaya yang ada di Kota Medan yang dapat dijadikan salah satu objek wisata yang dalam hal ini wisata sejarah. Sepanjang jalan Kesawan terdapat beragam bangunan bersejarah, diantaranya adalah : kantor Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij, Gedung South East Asia Bank, Gedung PT. London Sumatera Tbk, Gedung Bank Modern Indomaret, Gedung Jakarta Lloyd, Gedung P.T. London Sumatera, Restauran Tip Top 1 Salah satu bangunan bersejarah tersebut adalah Restoran Tip Top yang berdiri Pada tahun 1929. Restauran ini pada awalnya bernama Jangkie, sesuai nama pemiliknya, dan pada saat itu berada di jalan Pandu, Medan. Setelah beberapa waktu, restauran ini pindah ke Kesawan pada tahun 1934 dan bernama Tip Top yang berarti “sempurna”. Perubahan nama restorant dilakukan untuk menarik pelanggan dan memunculkan kesan elegan serta mewah yang dapat menarik pengunjung kalangan Belanda yang pada masa itu banyak berdiam di wilayah Kota Medan. Pengunjung yang datang ke restorant ini biasanya orang Belanda yang bekerja di perkebunan atau kantor pemerintah biasanya datang untuk makan pagi atau menikmati kopi pada sore hari. Mereka sangat tergila-gila akan kopi robusta lokal dari Sidikalang yang beraroma harum dari dapur Tip Top. Ketika Jepang menjajah Indonesia pada tahun 1942, nama Tip Top berubah menjadi Jangkie kembali. Ini disebabkan karena nama Tip Top yang bernuansa ke-Belanda-an Sinar:1994 1 http:biliatersitungkir.blogspot.com201205bangunan-bersejarah.html Universitas Sumatera Utara 18 Foto 1. Peta Kawasan Kesawan Untuk dapat mengerti tentang masa lalu suatu daerah atau bangunan maupun manusia, sejarah memiliki andil yang cukup penting. Hal ini menjadikan sejarah tidak jarang bahkan selalu dijadikan bahan yang dapat menjadi paket tujuan wisata, dalam artian dapat dikemas menjadi lebih menarik. Memperkenalkan sejarah kepada tiap generasi sangat penting, diperlukan suatu terobosan khusus agar hikmah sejarah atau pengetahuan sejarah bisa dipahami oleh semua orang, sehingga dari sisa sejarah tersebut setiap orang ingin membuktikan atau mengunjungi daerah ataupun bangunan tersebut secara langsung, hal ini akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah tersebut. Salah satu upaya untuk menyajikan suatu sejarah agar lebih menarik adalah dengan mengemasnya sebagai salah satu unsur dari perilaku pariwisata. Pariwisata merujuk pada Pendit 2003:14 yang merumuskan pariwisata sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan wisata, termasuk pengusaha objek, dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait. Wisata adalah kegiatan Universitas Sumatera Utara 19 perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Wisata sejarah sebagai bentuk kegiatan apabila seorang atau sekelompok individu melakukan perjalanan ke suatu tempat yang berhubungan dengan berbagai macam tempat yang mendukung untuk mendapatkan sejarah atau asal muasal suatu objek, namun tidak semua tempat dapat dijadikan daerah tujuan wisata sejarah karena diperlukan adanya kriteria tertentu agar suatu wilayah dapat menjadi daerah tujuan wisata sejarah. Keberadaan bangunan bersejarah juga sebagai suatu bentuk upaya mengenal lebih dekat bukti peninggalan dan dapat dikembangkan dalam bentuk wisata sejarah. Setiap situs sejarah dapat dikembangkan menjadi potensi wisata dengan terlebih dahulu melengkapi setiap lokasi dengan fasilitas standar sesuai dengan tujuan wisata sejarah.

1.2 Tinjauan Pustaka