BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab berikut ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan mengenai efektifitas seledri terhadap penurunan tekanan darah tinggi
pada penderita tekanan darah tinggi di Kelurahan Naga Jaya I Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun.
1. Hasil Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan mulai dari tanggal 10 Juli 2012 sampai dengan tanggal 26 Agustus 2012. Penelitian ini melibatkan 40 responden yang dibagi
ke dalam dua kelompok yaitu kelompok intervensi dengan jumlah 20 responden dan kelompok kontrol dengan jumlah 20 responden. Kedua kelompok diberikan air
rebusan seledri dengan jumlah frekuensi pemberian dua kali yakni sebanyak 300 ml untuk dua kali konsumsi pada kelompok intervensi sedangkan pada kelompok kontrol
diberikan air rebusan seledri dengan frekuensi satu kali pemberian sebanyak 150 ml. Hasil penelitian ini memaparkan karakteristik demografi responden, tekanan
darah pre dan post pemberian air rebusan seledri, perbedaan tekanan darah pre dan post pemberian air rebusan seledri, dan perbedaan penurunan tekanan darah antara
kelompok intervensi dengan kelompok kontrol.
1.1. Karakteristik Demografi Responden
Karakteristik responden penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok yang diberi intervensi dan kelompok yang tidak diberi intervensi. Data
Universitas Sumatera Utara
demografi mencakup usia, jenis kelamin, suku, pendidikan, pekerjaan, dan jenis obat hipertensi yang dikonsumsi.
Responden penelitian ini seluruhnya berada pada rentang usia 25-60 tahun yang merupakan usia dewasa akhir M=47.48, SD=8.22, lebih dari setengah
responden 55.0 pada kelompok intervensi berada pada rentang usia 37-48 tahun, lebih dari setengah responden 60.0 pada kelompok kontrol berada pada rentang
usia 49-60 tahun. Berdasarkan jenis kelamin, responden pada kelompok intervensi memiliki
jumlah yang sebanding antara responden laki-laki yakni sebesar 50 dan responden perempuan sebesar 50, sedangkan pada kelompok kontrol untuk responden laki-laki
memiliki jumlah sebesar 35 dan responden perempuan sebesar 65. Berdasarkan jenis suku dalam penelitian ini, pada kelompok intervensi suku
terbanyak adalah suku jawa yakni sebesar 60 dan ditemukan hal yang sama pula pada kelompok kontrol yaitu suku jawa 85 sebagai suku terbanyak.
Responden pada kelompok intervensi berdasarkan tingkat pendidikan, urutan teratas terdapat pada responden yang berpendidikan SMA dengan persentase sebesar
50 dan pada kelompok kontrol responden yang berpendidikan SD dan SMA memiliki jumlah persentase yang sama yakni sebesar 35.
Menjadi petani 40 adalah pilihan terbanyak berdasarkan kategori pekerjaan pada kelompok intervensi. Pada kelompok kontrol ditemukan hal yang
sama yaitu petani menjadi pilihan terbanyak dengan jumlah persentase sebesar 50. Baik pada kelompok intervensi maupun pada kelompok kontrol, secara
keseluruhan responden pernah menggunakan captopril sebagai obat penurun tekanan
Universitas Sumatera Utara
darah tinggi yaitu dengan jumlah persentase sebesar 100. Karakteristik demografi responden dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Karakteristik Demografi Responden
Karakteristik Data Demografi
Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Frekuensi Persentase n
Frekuensi Persentase n
1. Usia Tahun 25 – 36 4 20.0
37 – 48 11 55.0 49 – 60 5 25.0
M=44.95, SD=8.42, min-max=31-59
0 0 4 40.0
12 60.0 M=50.00, SD=7.38,
min-max=38-60 2. Jenis Kelamin
Perempuan 10 50.0 Laki-laki 10 50.0
13 65.0 7 35.0
3. Suku Bangsa Jawa 12 60.0
Batak 8 40.0 Melayu 0 0
Lainnya 0 0 17 85.0
3 15.0 0 0
0 0 4. Pendidikan
SD 4 20.0 SMP 5 25.0
SMA 10 50.0 Sarjana 1 5.0
7 35.0 5 25.0
7 35.0 1 5.0
5. Pekerjaan PNS 1 5.0
Petani 8 40.0 Wiraswasta 7 35.0
Ibu Rumah Tangga 4 20.0 1 5.0
10 50.0 3 15.0
6 30.0
6. Obat Hipertensi Hipertensi 20 100
20 100
Universitas Sumatera Utara
1.2.Tekanan Darah Responden Pre dan Post Pemberian Air Rebusan Seledri
Pada Penderita Tekanan Darah Tinggi Kelompok Intervensi
Kedua kelompok dilakukan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan spyghmomanometer dan stestoskop pada waktu yang telah ditetapkan. Tekanan darah
sistolik dan diastolik yang diukur dikelompokkan berdasarkan klasifikasi tekanan darah dimana hipertensi ringan dengan rentang 140-159 untuk tekanan sistolik,
rentang 90-99 untuk tekanan diastolik. Sedangkan hipertensi sedang dengan rentang 160-179 untuk tekanan sistolik, rentang 100-109 untuk tekanan diastolik JNC V,
1993 dalam Smeltzer 2002. Hasil pengukuran tekanan darah pada kedua kelompok dicatat dengan menggunakan lembar observasi tekanan darah pre dan post pemberian
air rebusan seledri. Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah yang dicatat dalam lembar
observasi diketahui bahwa tekanan darah pre pemberian air rebusan seledri pada kelompok intervensi sebanyak 60, n=12 masuk ke dalam klasifikasi hipertensi
ringan dan sebanyak 40, n=8 masuk ke dalam klasifikasi hipertensi sedang. Setelah diberikan air rebusan seledri sebanyak dua kali pemberian pada pagi
dan sore hari pada kelompok intervensi, tekanan darah responden mengalami penurunan yaitu sebesar 15, n=3 berubah menjadi klasifikasi hipertensi ringan,
sebesar 80, n=16 responden yang hipertensinya menjadi kembali normal, dan sebanyak 5, n=1 responden yang hipertensinya menjadi normal tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Tekanan darah responden pre dan post pada kelompok intervensi dengan kelompok kontrol
Kelompok Kategori Hipertensi
Pre Post
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Intervensi Ringan 12 60
Sedang 8 40
Normal 0 0
Normal Tinggi 0 0
3 15 0 0
16 80 1 5
Kontrol Ringan 14 70
Sedang 6 30 Normal 0 0
Normal Tinggi 0 0
2 10 0 0
14 70 4 20
Grafik 3. Tekanan darah kelompok intervensi
2 4
6 8
10 12
14 16
Frekuensi Pre
Persentase Pre
Frekuensi Post
Persentase Post
12
60 3
15 8
40 16
80 1
5
Kelompok Intervensi
Hipertensi Ringan Hipertensi Sedang
Normal Normal Tinggi
Universitas Sumatera Utara
Grafik 3. Tekanan darah kelompok kontrol
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa terdapat penurunan tekanan darah responden post pemberian air rebusan seledri pada
kelompok intervensi. Penurunan tekanan darah ini diperoleh dari pengukuran tekanan darah pre dan post pemberian air rebusan seledri dengan menggunakan nilai mean
arterial pressure tekanan darah yang dilakukan dengan uji paired t-test. Hasil uji paired t-test ini adalah MAP tekanan darah pre dan post pada kelompok intervensi :
t= 12.44, p= 0.000, mean= 4.46. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai p 0.05 0.000 yang diartikan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan. Maka hal ini menunjukkan terdapat penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik yang signifikan antara sebelum diberikan rebusan
air seledri dengan setelah diberikan air rebusan seledri sebanyak dua kali pemberian
2 4
6 8
10 12
14
Frekuensi Pre
Persentase Pre
Frekuensi Post
Persentase Post
14
70 2
10 6
30 14
70 4
20
Kelompok Kontrol
Hipertensi Ringan Hipertensi Sedang
Normal Normal Tinggi
Universitas Sumatera Utara
pada pagi atau sore hari pada kelompok intervensi. Perbedaan tekanan darah pre dan post pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Perbedaan tekanan darah pre dan post pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
Kelompok Nilai Mean Difference t p
Intervensi MAP pre dan post 4.46 12.44 0.000
Kontrol MAP pre dan post 4.35 18.70 0.000
1.3.Tekanan Darah Responden Pre dan Post Pemberian Air Rebusan Seledri
Pada Penderita Tekanan Darah Tinggi Kelompok Kontrol
Sebelum diberikan air rebusan seledri, terlebih dahulu dilakukan pengukuran tekanan darah pada responden. Dari hasil pengukuran tekanan darah diperoleh hasil
bahwa seperempat responden 70, n=14 masuk ke dalam klasifikasi hipertensi ringan dan sebesar 30, n=6 masuk ke dalam klasifikasi hipertensi sedang. Setelah
diberikan air rebusan seledri sebanyak satu kali pemberian pada pagi atau sore hari pada kelompok kontrol, diperoleh bahwa terdapat penurunan tekanan darah sebesar
10, n=2 masuk ke dalam klasifikasi hipertensi ringan, kemudian sebanyak 14 responden dengan persentase sebesar 70 tekanan darah kembali kepada keadaan
normal, dan sebanyak 4 responden dengan persentase sebesar 20 masuk kedalam klasifikasi normal tinggi. Hasil pengukuran tekanan darah pre dan post pemberian air
rebusan seledri sebanyak satu kali pemberian pada pagi atau sore hari untuk kelompok dapat dilihat pada tabel 4.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa tekanan darah pada responden kelompok kontrol mengalami perubahan penurunan tekanan darah.
Pengukuran ini didasarkan atas pengukuran tekanan darah pre dan post pemberian air rebusan seledri sebanyak satu kali pemberian pada pagi atau sore hari kelompok
kontrol berdasarkan perhitungan dengan uji paired t-test. Hasil uji paired t-test ini adalah MAP tekanan darah pre dan post pada kelompok kontrol : t=18.70, p=0.000,
mean =4.35. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai p 0.05 yang berarti terdapat perbedaan
yang signifikan. Maka dari hasil uji paired t-test tersebut diketahui bahwa pemberian air rebusan seledri pada kelompok kontrol dengan pemberian satu kali pada pagi atau
sore hari dapat menurunkan tekanan darah secara bermakna. Hasil uji paired t-test untuk tekanan darah pre dan post pada kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 5.
1.4. Perbedaan Penurunan Tekanan Darah Pre dan Post Antara Kelompok