Efek Farmakologi Manfaat Tanaman Seledri

2.5. Efek Farmakologi

Seledri memiliki efek yang baik untuk menurunkan tekanan darah hipotensi pada penderita tekanan darah tinggi hipertensi. Hipertensi yang dapat diobati adalah hipertensi esensial, hipertensi karena kehamilan, dan hipertensi klimakterik. Tekanan darah umumnya mulai turun sehari setelah pengobatan yang diikuti dengan membaiknya subjektif seperti tidur terasa nyaman, dan jumlah urin yang dikeluarkan meningkat Mursito, 2002.

2.6. Manfaat Tanaman Seledri

Selain berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah, seledri juga berkhasiat memicu enzim pencernaan sehingga nafsu makan meningkat stomakika, meningkatkan haluaran urin diuretika, memelihara elastisitas pembuluh darah antihipertensi, mengurangi rasa sakit pada penyakit arthritis rheumatoid, serta antikejang dan nyeri pada lambung. Untuk pemakaian luar, seledri banyak digunakan untuk perawatan rambut Mursito, 2002. Hasil penelitian di Jerman dan Cina pada tahun 1970-1980 menunjukkan bahwa minyak atsiri yang terdapat dalam seledri mempunyai efek yang lembut terhadap sistem saraf pusat dan berfungsi sebagai penurun tekanan darah. Kandungannya yang lain bersifat antispasmodinamik, sedatif, dan antikonvulsan Hariana, 2011. Berikut ini beberapa hasil penelitian mengenai manfaat seledri : 1. Infus daun seledri dengan kadar 10 sebanyak 5 mlkg BB akan memberikan efek penurunan kadar asam urat darah kera secara nyata, jika dibandingkan dengan pemberian probenecid 20 mgkg BB pada 3,4,5, dan 6 jam pemberian. Universitas Sumatera Utara Akan tetapi, akan berbeda nyata jika dibandingkan dengan probenecid pada 7, 5, dan 9 jam pemberian Fimelda, 1988 Dalimartha, 2000. 2. Pemberian ekstrak etanol daun seledri mempunyai aktivitas sebagai antidiare dengan dosis 20 mg20 g BB dapat menurunkan frekuensi defekasi, jumlah feses lembekcair dan bobot feses setara dengan loperamid dosis 0,06 mg20 g BB pada mencit jantan. Ekstrak etanol daun seledri juga dapat memperlambat transit intestinal, namun masih lebih kecil jika dibandingkan dengan loperaamid dosis 0,06 mg20 g BB pada mencit jantan Fifteen, 2009. 3. Dilaporkan bahwa suatu infusa daun seledri 20 dapat menurunkan kadar asam urat darah yang setara dengan alopurinol 3,6 mg200 g berat badan, pada tikus yang dibuat hiperurikemia terlebih dahulu dengan pemberian jus hati ayam. Pada penelitian selanjutnya terhadap fraksi polar flavonoid menunjukkan bahwa pada dosis 0,1264 gkg berat badan dan 0,6320 gkg berat badan, fraksi tersebut mempunyai efek penurunan kadar asam urat yang setara dengan alopurinol 18 mgkg berat badan, yaitu masing-masing sebesar 37,18 dan 43,18 Badan POM, 2008. 4. Suatu ekstrak etanol daun seledri dengan dosis 20 mg100 g berat badan yang diberikan dalam bentuk suspensi pada tikus secara oral satu kali sehari selama lima hari, juga dilaporkan menunjukkan aktivitas sebagai peluruh batu ginjal kalsium. Selain itu, ekstrak etanol seledri dosis 25 mg200 g berat badan dan 50 mg200 g berat badan juga memberikan efek penurunan kadar kolesterol dan trigliserida darah secara bermakna pada tikus jantan galur Wistar yang diberikan kuning telur 10 mLkg berat badan Badan POM, 2008. Universitas Sumatera Utara 5. Seledri telah dilakukan uji klinis oleh Supari 2006 yang dimuat dalam Medical Journal of Indonesia menyatakan bahwa uji klinis yang dilakukannya mengenai pemberian seledri dalam bentuk fitofarmaka 3 kali sehari 250 mg selama 12 minggu, mampu menurunkan tekanan darah sistolik maupun diastolik setara dengan amodipin sekali sehari 5 mg. Selain itu fitofarmaka tidak mempengaruhi kadar elektrolit plasma, kadar lipid plasma, maupun kadar gula darah, dan tidak ditemukan efek samping yang berarti pada fungsi hati dan ginjal Hartati, 2007. 6. Nugroho 2010 melakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian rebusan seledri terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Kelurahan Sidanegara Kecamatan Cilacap tengah. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperiment dengan rancangan one group pre test-post test design tanpa menggunakan kelompok kontrol. Analisis dengan uji t dependent paired t-test, dengan standar eror 0.05 dan jumlah sampel 65 yang diambil dengan menggunakan stratified sampling. Seledri yang digunakan adalah sebanyak 16 tangkai yang direbus dengan 400 ml air hingga menjadi 300 ml air. Seledri dikonsumsi dua kali sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari masing-masing 150 ml. Penelitian ini dilakukan selama satu minggu dan dilakukan pengukuran setiap harinya. Hasil penelitian menunjukkan tekanan darah penderita hipertensi sebelum diberi rebusan seledri rata-rata sistolik 181,92 mmHg dan diastoliknya 99,62 mmHg. Tekanan darah setelah diberi rebusan seledri rata-rata sistolik 140,46 mmHg dan diastoliknya 83 mmHg. Dengan kata lain bahwa pemberian Universitas Sumatera Utara rebusan seledri berpengaruh untuk menurunkan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik.

2.7. Efek Toksik Seledri