Tanaman seledri terdiri dari dua, yaitu seledri tangkai dan seledri umbi. Seledri tangkai ditandai dengan tangkai daun yang tebal berisi, lebih besar serta lebih
tinggi dibanding seledri jenis lain. Sedangkan seledri umbi ditandai dengan umbi yang bulat dengan diameter umbi rata-rata 10 cm. Tanaman ini banyak tumbuh di
dataran tinggi sebagai tanaman perkebunan Dalimartha, 2008. Seledri dipanen setelah berumur enam minggu sejak ditanam. Tangkai daun
yang sedikit tua dipotong 1 cm diatas pangkal daun. Daun muda dibiarkan tumbuh untuk dipanen kemudian. Tangkai daunnya yang berdaging dan berair dapat dimakan
mentah sebagai lalap, sedangkan daunnya digunakan untuk penyedap sup. Jika seledri ditanam di daerah tropik, ukuran batangnya kurang besar sehingga seluruh bagian
tanaman digunakan sebagai sayur. Seledri dapat diperbanyak dengan biji Dalimartha, 2000.
2.4. Kandungan Kimia Apium graveolen
Badan POM 2008 menyatakan bahwa seluruh bagian tanaman seledri mengandung flavonoid senyawa apiin, apigenin, luteolin 7-O-apiosil, fenol,
isoquersetin, saponin, umbiliferon, mannite, inosite, asparagin, glutamine, kolin, provitamin A karotenoid, vitamin C, vitamin B. Biji mengandung senyawa kumarin
berupa bergapten, seselin, isoimperatorin, astenol, isopimpinelin, dan apigrafin Mursito, 2002. Daun mengandung minyak menguap seperti + limonene, myrcene,
beta selinene, alfa terfinoel, carveol, dihidrocarvron, geranyl asetate dan senyawa phthalide yang memberikan bau aromatik yaitu 3-butiliden phthalid, 3-butil phthalid
dan 3-isobutiliden dihidrophthalid Badan POM, 2008.
Universitas Sumatera Utara
UPT-Balai Informasi Teknoligi LIPI 2009 menjelaskan dalam 100 gram seledri mengandung kalori sebanyak 20 kalori, protein 1 gram, lemak 0,1 gram,
karbohidrat 4,6 gram, kalsium 50 miligram, fosfor 40 miligram, besi 1 miligram, vitamin A 130 SI, vitamin B1 0,03 miligram, vitamin C 11 miligram, dan 63 bagian
dapat dimakan. Daun seledri juga banyak mengandung apiin, disamping sebagai substansi diuretik yang bermanfaat untuk meningkatkan output urin. Apigenin yang
terdapat pada bagian daun berkhasiat hipotensif yang merupakan kandungan kimia utama dari seledri Dalimartha, 2008.
Berikut ini kandungan kimia seledri yang bermanfaat sebagai antihipertensi, yaitu:
2.4.1. Flavonoid Falvonoid merupakan golongan terbesar senyawa fenolik di samping fenol
sederhana, fenilpropanoid, dan kuinonfenolik Harborne, 1986. Sebanyak 2 dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tanaman diubah menjadi flavonoid atau
senyawa yang berhubungan erat dengannya Markham, 1988. Flavonoid umumnya terdapat pada tumbuhan sebagai glikosida Sirait, 2007. Dalam tumbuhan, aglikon
flavonoid terdapat dalam berbagai bentuk struktur. Semuanya mengandung 15 atom C dalam inti dasarnya yang tersusun dalam konfigurasi C
6
-C
3
-C
6
, yaitu dua cincin aromatik dihubungkan oleh 3 karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin
ketiga. Cincin diberi nama A, B, dan C, atom karbon dinomori menurut sistem penomoran yang menggunakan angka untuk cincin A dan C serta angka beraksen
untuk cincin B Markham, 1988. Struktur umum senyawa flavonoid Markham, 1988 dapat dilihat pada gambar 2.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Struktur umum senyawa flavonoid Menurut Heldt 1997 flavonoid umumnya secara alami terbentuk dibawah
pengaruh biflavonoid vitamin D yang selalu ada dalam tanaman dan memiliki efek yang bermanfaat terhadap lebih dari 50 penyakit Zamri, 2008. Flavonoid tertentu
juga mempengaruhi rasa makanan secara signifikan Heinrich, 2009. Contoh tanaman yang mengandung flavonoid antara lain seledri, lada hanya luteolin, dan
peterseli hanya apigenin Lee, 2000. Flavonoid memiliki efek biologis dalam sistem sel mamalia yang berperan
dalam kesehatan manusia. Menurut Markham 1989 yang dikutip oleh Hertog et al 1992, disarankan agar setiap harinya manusia mengkonsumsi beberapa gram
flavonoid Zamri, 2008. Flavonoid memiliki ikatan difenilpropana C
6
-C
3
-C
6
yang diketahui sebagai antimutagenik dan antikarsinogenik Najib, 2009.
2.4.2 Apigenin Apigenin merupakan komponen flavonoid utama dari seledri yang termasuk
ke dalam golongan flavon Harborne, 1986. Struktur senyawa apigenin adalah 5,7,4’-OH. Gambar 3 menunjukkan struktur kimia apigenin menurut Markham
1988. Duke 1999 yang dikutip oleh Zamri 2008 menjelaskan nama
International Union of Pure and Applied Chemistry dari apigenin adalah 5,7-
Universitas Sumatera Utara
dihidroksi-2-4- hidroksifenil-4H-1-benzopiran-4-on. Apigenin merupakan aglikon dari apiin, yang diisolasi dari daun tanaman peterseli dan seledri.
Gambar 3. Struktur apigenin Senyawa apigenin memiliki kemampuan antara lain sebagai zat antiradang,
antibakteri, untuk mengatasi permasalahan lambung Cadenas Packer, 2002. Selain itu, apigenin juga bermanfaat sebagai hipotensif Dalimartha, 2008.
Apigenin yang terkandung dalam seledri bersifat vasorelaksator atau vasodilator melebarkan pembuluh darah dengan mekanisme penghambatan
kontraksi yang disebabkan oleh pelepasan kalsium mekanisme kerja seperti kalsium antagonis. Antagonis kalsium bekerja dengan menurunkan tekanan darah dengan
memblokade masuknya kalsium ke dalam darah. Jika kalsium memasuki sel otot, maka akan berkontraksi. Dengan menghambat kontraksi otot yang melingkari
pembuluh darah, pembuluh darah akan melebar sehingga darah mengalir dengan lancar dan tekanan darah akan menurun Palmer, 2005. Pernyataan ini diperkuat oleh
Hartati 2007 bahwa seledri memiliki efek seperti kalsium antagonis disamping efek diuretik. Seledri mengandung senyawa aktif apigenin yang berfungsi sebagai kalsium
antagonis yang dapat menurunkan hipertensi dan manitol yang berfungsi sebagai diuretik.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Efek Farmakologi