memberikan kompensasi yang tinggi, tetapi belum tentu mereka mau atau bersedia untuk memberikan kompensasi yang memadai.
4. Suplai dan permintaan tenaga kerja Banyak sedikitnya tenaga kerja di pasaran tenaga kerja akan memengaruhi
sistim pemberian kompensasi. Bagi karyawan yang kemampuannya sangat banyak terdapat di pasaran kerja, mereka akan diberikan kompensasi lebih rendah daripada
karyawan yang kemampuannya langka dipasaran kerja. 5. Organisasi karyawan
Dengan adanya organisasi-organisasi karyawan akan memengaruhi kebijakan pemberian kompensasi. Organisasi karyawan ini biasanya memperjuangkan para
anggotanya untuk memperoleh kompensasi yang sepadan. 6. Berbagai peraturan dan perundang-undangan
Dengan semikian baik sistim pemerintahan, maka makin baik pula sistim perundang-undangan, termasuk di bidang perburuhan karyawan. Berbagai peraturan
dan perundangan ini jelas akan memengaruhi sistim pemberian kompensasi karyawan oleh setiap organisasi, baik pemerintah maupun swasta.
a. Pengertian Kompensasi Langsung
Kompensasi langsung dapat berupa upah, premi, dan insentif. Upah adalah suatu bentuk pemberian kompensasi yang bersifat finansial dan merupakan yang
utama dalam kompensasi yang ada. Upah dibagi menjadi 4 bagian yakni upah menurut prestasi kerja, upah menurut lama kerja, upah menurut senioritas, dan upah
menurut kebutuhan. Insentif adalah suatu sarana motivasi yang diberikan kepada
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
seseorang sebagai perangsang atau pendorong yang diberikan secara sengaja kepada karyawan agar mendapat semangat yang lebih untuk berprestasi. Premi adalah uang
tarif sebagai balas jasa atas pekerjaan yang telah dilakukannya.
b. Pengertian Kompensasi Tidak Langsung
Kompensasi tidak langsung berupa tunjangan-tunjangan. Tunjangan karyawan adalah pembayaran dan jasa yang melindungi dan melengkapi gaji pokok, dan
perusahaan membayar semua atau sebagian dari tunjangan Simamora, 2004. Efek utama dari tunjangan kompensasi adalah untuk menahan para karyawan di dalam
organisasi dalam jangka panjang.
2.4 Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja
Salah satu cara manajemen untuk meningkatkan prestasi kerja, memotivasi dan meningkatkan kepuasan kerja para karyawan adalah melalui kompensasi Mathis
dan Jackson, 2002. Secara sederhana kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan untuk balas jasa kerja mereka.
Simamora 2004 mengatakan bahwa kompensasi dalam bentuk finansial adalah penting bagi karyawan, sebab dengan kompensasi ini mereka dapat memenuhi
kebutuhannya secara langsung, terutama kebutuhan fisiologisnya. Namun demikian, tentunya pegawai juga berharap agar kompensasi yang diterimanya sesuai dengan
pengorbanan yang telah diberikan dalam bentuk non finansial juga sangat penting bagi pegawai terutama untuk pengembangan karir mereka.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2.5 Dokter
Pengertian dokter sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Praktik Kedokteran adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dan dokter gigi spesialis
lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun diluar negeri yang diakui Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Menurut Iswandari 2006, strategi WHO yang dikenal dengan sebutan Five
Stars Doctor dimana setiap dokter diharapkan dapat berperan: a. Sebagai health care provider yang bermutu, berkesinambungan dan komprehensif
dengan mempertimbangkan keunikan individu, berdasarkan kepercayaan dalam jangka panjang,
b. Sebagai decision maker yang mampu memilih teknologi yang tepat dengan pertimbangan etika dan biaya,
c. Sebagai communicator, yang mampu mempromosikan gaya hidup sehat melalui Komunikasi, Informasi dan Edukasi KIE serta memberdayakan masyarakat
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, d. Sebagai community leader, yang mampu memperoleh kepercayaan, membangun
kesepakatan tentang kesehatan serta berinisiatif meningkatkan kesehatan bersama, e. Sebagai manager, yang mampu menggerakkan individu dan lingkungan demi
kesehatan bersama dengan menggunakan data yang akurat. Hak dan kewajiban yang timbul dalam hubungan pasien dengan dokter
meliputi 1 penyampaian informasi dan 2 penentuan tindakan. Pasien wajib
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
memberikan informasi yang berkaitan dengan keluhannya dan berhak menerima informasi yang cukup dari dokter right to information serta berhak mengambil
keputusan untuk dirinya sendiri right to self determination. Di sisi lain dokter berhak mendapatkan informasi yang cukup dari pasien dan wajib memberikan
informasi yang cukup pula sehubungan dengan kondisi serta akibat yang akan terjadi. Selanjutnya dokter berhak mengusulkan yang terbaik sesuai kemampuan dan
penilaian profesionalnya ability and judgement dan berhak menolak bila permintaan pasien dirasa tidak sesuai dengan norma, etika serta kemampuan profesionalnya.
Selain itu, dokter wajib melakukan pencatatan rekam medik dengan baik dan benar Iswandari, 2006.
Menurut Budiarso 2007, pada beberapa dekade tahun yang lalu hubungan antara rumah sakit selaku produsen jasa layanan kesehatan dan penderita selaku
konsumen belum harmonis. Pada waktu memerlukan layanan kesehatan pada sebuah rumah sakit, seorang pasien hanya mempunyai hak untuk menentukan ke rumah sakit
mana pasien tersebut akan pergi. Setelah itu pasien harus menurut tentang semua hal kepada dokter dan rumah sakit tempat pasien dirawat, pemeriksaan dan pengobatan
apa saja yang harus dijalaninya tanpa didengar pendapatnya. Namun saat ini sudah banyak dicapai kemajuan hubungan antara rumah sakit dan pasien, sudah merupakan
kejadian yang biasa bahwa seorang pasien menuntut rumah sakit atas layanan yang dia terima. Akibat dari hal itu, dokter dan rumah sakit sudah lebih hati-hati dalam
melaksanakan kegiatan profesinya. Dalam hal ini rumah sakit berusaha benar untuk dapat diakreditasi disamping ini merupakan pengakuan atas kualitas produk jasa
layanan kesehatan yang dihasilkan. Kegiatan ini membutuhkan biaya yang tidak
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
sedikit dan ditanggung rumah sakit, di lain pihak pasien akan menikmati layanan kesehatan yang lebih meningkat mutunya.
2.6 Rumah Sakit