c. Penghargaan Masa Kerja
Berdasarkan hasil penelitian kompensasi tidak langsung indikator tunjangan penghargaan masa kerja, diketahui mayoritas jawaban setuju dan tidak setuju Tabel
4.9. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar dokter karir non polisi merasakan penghargaan masa kerja belum sepenuhnya mendukung kinerja dalam
memberikan pelayanan pada pasien. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan dokter serta manajemen
rumah sakit diperoleh informasi bahwa pemberian kompensasi tidak langsung berupa penghargaan masa kerja sudah diatur secara hirarki oleh organisasi. Pemberian
penghargaan masa kerja cenderung berdasarkan pangkat dan lama kerja, namun penghargaan masa kerja kurang menjamin kesejahteraan setelah memasuki masa
purna bakti. Sumber daya manusia merupakan kunci pokok keberhasilan penyelenggaraan
rumah sakit. Merekalah yang merupakan pemikir, perencana pulalah dan pengawas, penilai dan pengendali seluruh kegiatan. Disamping itu, mereka pulalah yang
berinteraksi dalam keseluruhan proses pengupayaan sesuai dengan tugas, peran dan fungsinya. Tugas karyawan dibagi dalam beberapa tingkatan. Tingkatan atas lebih
banyak membutuhkan manajerial tingkat pelaksana lebih banyak membutuhkan kemampuan teknis. Sedangkan pada tingkat menengah kebutuhan akan dua
kemampuan tersebut berkembang meski dalam kadar yang lebih kecil Departemen Dalam Negeri, 1999.
Melihat fungsi profesi dokter di rumah sakit, maka posisi puncak adalah dokter. Posisi ini mempunyai peran yang sangat besar dalam fungsinya memberi
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
pelayanan terhadap pelanggan rumah sakit. Proses pelayanan dokter terhadap kliennya secara langsung merupakan produk jasa yang dapat dilihat, didengar,
dirasakan dan diamati oleh pelanggan. Jadi dalam hal ini seorang dokter memiliki level menengah ke atas dalam struktur organisasi.
Mengacu kepada hasil penelitian bahwa kompensasi tidak langsung berpengaruh lebih besar dari kompensasi langsung terhadap kinerja dokter, maka
level seorang dokter kebutuhan penghargaan non finansial sangat penting. Hal ini merupakan amsukan bagi manajemen dalam hal pemberian kompensasi untuk
mendorong motivasi dokter. Menurut Herzberg dalam Hasibuan, 2005, ketika seorang individu berada pada level menengeah keatas maka serangkaian motivasi
secara intrinsik berpengaruh lebih besar dibandingkan dengan motivasi secara ekstrinsik dalam melaksakan pekerjaan.
Menurut Handoko 2001 kompensasi dapat meningkatkan maupun menurunkan prestasi kerja, kepuasan kerja maupun motivasi karyawan. Apabila
karyawan merasa bahwa kompensasi yang mereka terima tidak memadai maka prestasi kerja, kepuasan kerja, dan motivasi kerja menurun secara drastis. Oleh karena
itu, program kompensasi sangat penting untuk mendapatkan perhatian yang sungguh- sungguh.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN