Heterokedastisitas Autokorelasi METODOLOGI PENELITIAN

tidak signifikan. Selain itu nilai koefisien korelasi antar variabel bebas memiliki nilai yang cukup tinggi atau lebih besar dari 0,8.

4.0.2 Heterokedastisitas

Heterokedastisitas adalah suatu penyimpangan dalam asumsi OLS dimana varians gangguan dari estimasi yang dihasilkan estimasi OLS tidak bernilai konstan. Akibat dari heterokedastisitas ini dapat mengakibatkan kesalahan dalam penaksiran sehingga koefisien regresi atau parameternya menjadi tidak efisien dan dapat menyesatkan peneliti dalam menyimpulkan hasil estimasi. Untuk medeteksi adanya gejala heterokedastisitas dapat digunakan metode Uji White. Jika nilai chi-square statistik X² lebih besar dari nilai chi-square kritis tabel dengan tingkat kepercayaan tertentu α maka didindikasikan terdapat heterokedastisitas. Pada data panel estimasi yang dilakukan pada model persamaan digunakan metode Coeficient Covariance Method - White Cross Section, sehingga hasil yang dikeluarkan terbebas dari heterokedastisitas.

4.0.3 Autokorelasi

Autokorelasi adalah suatu gejala dimana terdapat korelasi antara error term sekarang dengan error term periode sebelumnya. Autokorelasi biasanya terjadi pada data time series namun dapat juga terjadi pada jenis data cross section. Beberapa penyebab autokorelasi biasanya adalah akibat dari kesalahan spesifikasi model matematika yang digunakan, tidak diikutsertakannya seluruh variabel bebas yang relevan dalam model regresi yang diduga, dan kesalahan UNIVERSITAS SUMATRA UTARA spesifikasi variabel gangguan. Ada beberapa cara untuk memdeteksi adanya gejala autokorelasi yaitu dengan menggunakan Metode Durbin Watson dan melihat pola penyebaran data, apabila melihat pola penyebaran data, biasanya gejala autokorelasi membentuk pola tertentu. Sedangkan metode DW dapat dilihat pada nilai DW hasil estimasi model regresi dan diambil keputusan dengan melihat tabel DW. Selain itu dapat juga dilakukan estimasi dengan menggunakan Uji LM Test, apabila hasil dari LM Test nilai X² hitung ObsR-squared X² tabel atau nilai probability lebih rendah dari 0,05 pada tingkat signifikansi 5 maka terdapat gejala autokorelasi pada hasil estimasi tersebut. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Di dalam Bab ini akan dibahas hasil penelitian yang telah dilakukan setelah melakukan identifikasi permasalahan sebelumnya dan melalui tahap-tahap penginputan data serta mengolahnya menjadi suatu model permasalahan untuk dapat dianalisis. Berdasarkan data yang diperoleh melalui metode purposive sampling, maka didapat 18 sampel perusahaan dari populasi perusahaan yang terdaftar didalam indeks LQ45 selama 2007 hingga 2010 untuk diteliti pengaruh return on asset ROA, plowback ratio, dan debt to equity ratio DER terhadap present value of growth opportunity PVGO. Dari sampel tersebut diperoleh 72 data observasi yang kemudian digunakan untuk menganalisis data dan pengujian hipotesis. Untuk mendapatkan data ROA, plowback ratio, dan DER dilakukan pengambilan data dari laporan tahunan masing-masing perusahaan yang menjadi sampel penelitian, sedangkan untuk memperoleh data PVGO dilakukan perhitungan dengan terlebih dahulu mencari nilai capital asset pricing model CAPM. Untuk mendapatkan nilai CAPM tersebut juga harus diperoleh nilai suku bunga surat utang negara SUN sebagai perbandingan terhadap return investasi bebas resiko. Dari pengamatan suku bunga bebas resiko tersebut ditetapkan nilai suku bunga tertinggi untuk masing-masing tahun pada 2007 ditetapkan suku bunga SUN seri FR0043 sebesar 10,25, untuk tahun 2008 UNIVERSITAS SUMATRA UTARA