Uji Stasioneritas Redundant Fixed Effect Test Multikolinieritas

� 2 = Plowback Ratio � 3 = DER i = Jenis Perusahaan t = Waktu µ = Term of error

3.7 Uji Stasioneritas

Uji stasioneritas adalah pengujian yang dilakukan untuk menguji suatu data apakah memiliki nilai rata-rata dan varian dari data runtun waktu tersebut mengalami perubahan sepanjang waktu. Apabila terjadi perubahan terhadap nilai rata-rata dan varian dari data runtun waktu tersebut maka data tidak stasioner atau disebut random walk. Untuk mendeteksi data stasioner atau tidak dapat dilakukan dengan Uji Akar Unit. Secara alternatif dapat ditulis dengan model sebagai berikut: ∆� � = �� �−1 + µ � Di mana δ = ρ-1 dan tanda ∆ menunjukan simbol perbedaan pertama. Kemudian melakukan pengujian hipotesis : H : δ = 0 H 1 : δ ≠ 0 Jika H ditolak, berarti data yang dianalisis memiliki akar unit. Hal ini dapat disimpulkan data tidak stasioner. Pengujian dengan menggunakan metode Dickey dan Fuller digunakan uji-t terhadap hipotesisnya yang mengikuti statistik � tau. Kemudian dikembangkan UNIVERSITAS SUMATRA UTARA lebih lanjut oleh McKinnon. Jika hasil out put yang diperoleh ADF statistik lebih kecil dari nilai kritisnya pada tingkat signifikansi tertentu, maka data tidak stasioner.

3.8 Redundant Fixed Effect Test

Redundant Fixed Effect Test merupakan pengujian metode regresi untuk mengetahui apakah metode FEM baik digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan uji Redundant Fixed Effects – Likelihood Ratio. Berdasarkan hasil uji Redundant Fixed Effect yang dilakukan, apabila diperoleh nilai chi-square signifikan pada tingkat signifikansi 5, maka dengan demikian dapat disimpulkan model sesuai digunakan dengan metode Fixed Effect.

3.9 Test Goodness of Fit

3.9.1 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan suatu nilai untuk menginformasikan seberapa besar kemampuan variabel bebas secara bersama-sama mampu memberi penjelasan terhadap variabel terikat. Besarnya koefisien determinasi adalah 0 R² 1 dimana semakin mendekati 1 maka penjelasan variabel bebas terhadap variabel terikat semakin besar.

3.9.2 Uji F-statistik

Uji F-statistik dilakukan untuk mengetahui apakah koefisien regresi dari variabel bebas secara bersama-sama signifikan mempengaruhi variabel terikat. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Dalam pengujian F-statistik yang belum diketahui arahnya digunakan kurva dua arah. Untuk menguji F-statistik dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. H : b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara bersama-sama variabel bebas tidak mempengaruhi variabel terikat secara signifikan. 2. H a : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya secara bersama-sama variabel bebas mempengaruhi variabel terikat secara signifikan. Untuk mendapatkan nilai F-hitung digunakan rumus sebagai berikut: Keterangan : R = koefisien determinan n = jumlah observasi k = jumlah variabel Dari pengujian hipotesis di atas dapat disimpulkan: 1. H diterima dan Ha ditolak apabila F-hitung F-tabel, artinya Artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. 2. Ha diterima dan H ditolak apabila nilai F-hitung F-tabel. Artinya variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. F-hitung = �² �−1 1−� 2 �−� UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

3.9.3 Uji t-statistik

Uji t-statistik dilakukan untuk mengetahui apakah koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas secara simultan signifikan mempengaruhi variabel terikat, dengan menganggap variabel bebas lain adalah konstan. Dalam pengujian t-statistik yang belum diketahui arahnya digunakan kurva dua arah. Untuk menguji t-statistik dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. H : b1 = 0, variabel bebas secara individu tidak mempengaruhi variabel terikat dengan siginfikan. 2. Ha : b1 ≠ 0, variabel bebas secara individu mempengaruhi variabel terikat dengan signifikan. Untuk mendapatkan nilai t-hitung digunakan rumus berikut ini: Dari pengujian hipotesis di atas dapat disimpulkan: 1. H diterima dan Ha ditolak apabila nilai t-hitung t-tabel. Artinya variabel bebas secara simultan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. 2. Ha diterima dan H ditolak apabila nilai t-hitung t-tabel. Artinya variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. t-hitung = ��������� ������� �1 ������� ������� �1 UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

4.0 Uji Asumsi Klasik

Di dalam melakukan penelitian sering terjadi masalah pada saat melakukan Analisis regresi. Menurut Gujarati 2003 dalam Pratomo dan Hidayat 2007, ada beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi untuk suatu hasil estimasi regresi linier agar hasil tersebut dapat dikatakan baik dan efisien. Beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi antara lain: 1. Model regresi adalah linier, yaitu linier didalam parameter. 2. Residual variabel pengganggu µ � mempunyai nilai rata—rata nol zero mean value of disturbance µ � . 3. Homoskedastisitasatau varian dari µ � adalah konstan. 4. Tidak ada autokorelasi antara variabel pengganggu µ � . 5. Kovarian antara µ � dan variabel independen Xi adalah nol. 6. Jumlah data observasi harus lebih banyak dibandingkan dengan jumlah parameter yang akan diestimasi. 7. Tidak ada multikolinieritas. 8. Variabel pengganggu harus berdistribusi normal atau stokastik.

4.0.1 Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah suatu gejala dimana terdapat hubungan linier antara satu variabel bebas dengan variabel bebas lainnya sehingga varibel-variabel bebas tersebut tidak bersifat ortogonal. Beberapa ciri terdapat gejala multikolinieritas adalah sebagian besar tanda arah koefisien regresi berlawanan dengan teori atau hipotesis, sedangkan koefisien determinasinya R² tinggi tetapi UNIVERSITAS SUMATRA UTARA tidak signifikan. Selain itu nilai koefisien korelasi antar variabel bebas memiliki nilai yang cukup tinggi atau lebih besar dari 0,8.

4.0.2 Heterokedastisitas