23 Hubungan antara strategi audit awal, resiko deteksi yang
direncanakan dan tingkat pengujian substantif yang direncanakan dapat dilihat pada Gambar 2.3:
Strategi Audit Awal Resiko Deteksi yang
Direncanakan Tingkat Pengujian
Substantif yang Direncanakan
Pendekatan terutama substantif
Rendah atau sangat rendah
Tingkat tinggi Pendekatan taksiran
resiko pengendalian rendah
Moderat atau tinggi Tingkat rendah
Gamber 2.3 Hubungan Strategi Audit Awal, Resiko Deteksi, dan Tingkat
Pengujian Substantif yang Direncanakan
2.2.4 Jenis-Jenis Pengujian Substantif
Menurut Mulyadi 2002 : 138, 236 Auditor dapat menggunakan 3 jenis pengujian substantif dalam prosedur audit:
a. Prosedur Analitik Analitical Procedure
SA Seksi 329 “Prosedur analitik memberikan panduan bagi auditor dalam menggunakan prosedur analitik pada tahap perencanaan audit,
tahap pengujian, dan pada tahap review menyeluruh atas hasil audit”. Prosedur analitik meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat
atau rasio yang dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat, dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor.
Tujuan prosedur audit dalam perencanaan audit adalah untuk membantu perencanaan sifat, saat, dan luas prosedur audit yang akan
digunakan dala memperoleh bukti tentang saldo akun atau jenis transaksi tertentu. Oleh karena itu Prosedur Analitik dalam
perencanaan audit harus ditujukan untuk: 1. Meningkatkan pemahaman auditor atas usaha klien, transaksi, dan
peristiwa yang terjadi sejak tanggal audit terakhir 2. Mengidentifikasi bidang yang kemungkinan mencerminkan resiko
tertentu yang bersangkutan dengan audit. Tahap-Tahap Prosedur Analitik:
a. Mengidentifikasi perhitunganperbandingan yang harus dibuat. Prosedur analitik mencakup perbandingan yang paling
sederhana hingga model yang rumit dengan mengaitkan
24 berbagai hubungan dan sumber data. Prosedur analitik dapat
dilakukan dengan review perubahan saldo akun tahun-tahun sebelumnya dengan tahun berjalan.
b. Mengembangkan harapan Prosedur analitik meliputi perbandingan jumlah tercatat dengan
harapan yang dikembangkan oleh auditor. Oleh karena itu auditor perlu mengembangkan harapan sebagai dasar untuk
membandingkan perhitungan dan rasio yang akan dibuat dalam prosedur analitik.
c. Melaksanakan perhitunganperbandingan Pada tahap awal, auditor mengumpulkan data yang akan
digunakan dalam perhitungan perbedaan antara jumlah persentase sekarang dibandingkan dengan jumlah persentase
tahun-tahun sebelumnya.
d. Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan Data yang telah dikumpulkan akan digunakan untuk
membandingkan harapan yang telah dikembangkan oleh auditor untuk mengidentifikasi perbedaan signifikan yang terjadi.
e. Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan signifikan.
Auditor perlu mempertimbangkan kembali metode dan faktor- faktor yang digunakan untuk mengembangkan harapan serta
meminta keterangan kepada manajemen. Informasi yang baru dapat memperbaiki harapan yang telah diterapkan auditor dan
dapat menghilangkan perbedaan yang terjadi.
f. Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit.
Perbedaan signifikan yang tidak terduga biasanya dipandang auditor sebagai petunjuk meningkatnya resiko salah saji dalam
akun perhitungan. Biasanya auditor akan melakukan pengujian yang lebih rinci terhadap akun yang bersangkutan.
Dengan mengerahkan perhatian ke bidang yang memiliki resiko lebih besar, prosedur analitik dapat bermanfaat dalam pelaksanaan audit
yang efektif dan efisien. Jika hasil prosedur analitik sesuai dengan yang diharapkan, dan tingkat resiko deteksi yang dapat diterima
tinggi, auditor tidak perlu melakukan pengujian terhadap transaksi atau saldo akun rinci. Prosedur analitik pada umumnya memerlukan
biaya yang relatif rendah. Oleh karena itu auditor harus mempertimbangkan seberapa jauh prosedur analitik akan membantu
dalam pelaksanaan pengujian yang efektif.
b. Pengujian terhadap Transaksi