10 Sistem akuntansi yang efektif harus memenuhi tujuh tujuan
rinci pengendalian internal, yaitu: 1.
Transaksi yang dicatat sah keabsahan Tidak diperbolehkan adanya catatan, bukti transaksi dan
pencatatan yang fiktif pada organisasi.
2. Transaksi diotorisasi dengan pantas otorisasi
Transaksi yang tidak diotorisasi akan menimbulkan kecurangan dan pemborosan yang akan berdampak buruk
bagi organisasi.
3. Transaksi yang terjadi telah dicatat kelengkapan
Seluruh transaksi yang telah terjadi harus dicatat dengan jelas, dan tidak boleh ada transaksi yang tidak dicatat. Hal
tersebut akan menunjukkan laporan yang tidak akurat.
4. Transaksi dinilai dengan pantas penilaian
Struktur pengendalian intern yang memadai mencakup prosedur untuk menghindari kesalahan dalam penghitungan
dan pencatatan jumlah transaksi pada proses pencatatan.
5. Transaksi di klasifikasi dengan pantas klasifikasi
Laporan akan dinyatakan wajar salah satunya harus memperhatikan klasifikasi perkiraan yang pantas sesuai
dengan bagan perkiraan klien yang di nyatakan dalam jurnal.
6. Transaksi dicatat pada waktu yang sesuai tepat waktu
Pencatatan yang dilakukan sebelum atau sesudah waktu terjadinya transaksi akan menyebabkan transaksi tersebut
tidak dicatat atau dicatat dengan jumlah yang tidak benar. Hal tersebut memicu terjadinya salah saji pada laporan
keuangan.
7. Transaksi di catat pada file induk yang pantas dan diikhtisarkan dengan benar posting dan pengikhtisaran
Mengikhtisarkan berdasarkan jenisnya dalam bentuk jurnal dan berdasarkan perkiraan yang mempengaruhi buku besar
dan file induk untuk memasukkan transaksi dalam sistem akuntansi.
Ketujuh tujuan rinci pengendalian internal harus diterapkan pada semua jenis transaksi, antaralain penjualan, penerimaan kas,
perolehan barang dan jasa, penggajian, dan sebagainya. Sistem juga harus dapat menghidari pencatatan ganda atas penjualan.
2.1.2.3 Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian adalah kebijakan dan prosedur sebagai tambahan terhadap lingkungan pengendalian dan sistem
akuntansi yang telah diciptakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan organisasi dapat tercapai.
11 Kebijakan dan prosedur pengendalian organisasi dipecah
menjadi lima kategori, antara lain: 1.
Pemisahan Tugas Pemisahan tugas dilakukan dengan menentukan staf yang
berbeda pada berbagai pekerjaan. Dengan memisahkan tugas pekerjaan pencatatan, penerimaan kas, dan staf yang
menyimpan suatu barang dapat mencegah terjadinya kecurangan pencatatan dan penggunaan untuk kepentingan
pribadi. Pemisahan tugas yang dilakukan bergantung kepada ukuran organisasi. Pada perusahaan yang kecil tidak
praktis untuk memisahkan tugas seluas pedoman dibawah karena menimbulkan hal-hal yang tidak efisien.
Terdapat empat pedoman umum dalam pemisahan tugas yang berfungsi untuk mencegah kecurangan atas laporan
keuangan:
a. Pemisahan pemegang aktiva dari akuntansi. Tidak diizinkan orang yang sama secara permanen atau
tidak permanen dalam mencatat dan memegang suatu aktiva dalam organisasi karena akan menyebabkan
kecurangan dan pencatatan fiktif akan suatu transaksi. Misalnya seorang kasir menerima kas, dan bertanggung
jawab dalam pencatatan data transaksi akan menyebabkan pencatatan yang fiktif atau pencatatan
kredit atas transaksi tunai.
b. Pemisahan otorisasi transaksi dari pemegang aktiva yang bersangkutan.
Memisahkan staf yang menyutujui transaksi memiliki kendali atas aktiva tersebut. Apabila orang yang sama
menyetujui pembayaran faktur dan menandatangani tagihan yg akan dilakukan kecurangan dapat terjadi.
c. Pemisahan tanggung jawab operasional dan pembukuan.
Departemen atau divisi didalam organisasi tidak bertanggung jawab dalam membuat catatan dan laporan
bagiannya, karena hal tersebut akan menyebabkan hasil yang memihak bias untuk menutupi dan memperbaiki
kecurangan yang telah dilakukan. Agar tidak memihak, pembukuan dilakukan pada departemen tersendiri di
bawah kontroler.
d. Pemisahan tugas dalam EDP ● Analis sistem
Bertanggung jawab atas perancanaan umum sistem, dan menentukan tujuan sistem secara
12 keseluruhan serta rancangan khusus bagi
applikasi tertentu. ● Programer
Programer mengembangkan pengujian program dan mendokumentasikan hasilnya. Programer
sebaiknya tidak memiliki wewenang dan akses dalam memasukkan data atau mengoperasikan
komputer karena dapat digunakan untuk kepentingan pribadi, ataupun keborocan data.
2. Otorisasi yang Pantas atas Transaksi dan Aktivitas
Otorisasi adalah keputusan tentang kebijakan baik untuk transaksi yang bersifat umum maupun khusus. Pihak
manajemen harus mengotorisasi transaksi dan aktivitas yang dilakukan organisasi agar pengendalian dapat
mencapai batas yang memuaskan. Manajemen harus mengeluarkan daftar harga yang pasti untuk penjualan,
batas kredit untuk pelanggan dan titik pemesanan untuk melakukan pembelian.
3. Dokumen dan Catatan yang Memadai
Dokumen dan catatan adalah objek fisik dengan mana transaksi dimasukkan dan diikhtisarkan. Dokumen dan
catatan merupakan suatu sumber informasi sehingga dokumen harus memadai untuk memberikan keyakinan
bahwa seluruh aktiva dikendalikan dengan pantas dan seluruh transaksi telah dicatat dengan benar. Dokumen
yang tidak memadai akan menimbulkan masalah pengendalian yang besar.
4. Pengendalian Fisik atas Aktiva dan Catatan
Jenis pengendalian atas aktiva dan catatan yang utama adalah dengan pengendalian atau pencegahan secara fisik.
Dengan menyimpan uang tunai di deposite box atau brankas yang tahan api untuk melindungi uang tunai.
Menyimpan persediaan di gudang persediaan yang dikawal akan melindungi fisik persediaan dari tindakan pencurian.
5. Pengecekan Independen Atas Pelaksanaan
Kategori prosedur pengendalian adalah penelaahan yang hati-hati dan berkesinambungan. Kebutuhan pengecekan
independen meningkat karena pengendalian intern cenderung berubah yang diakibatkan oleh tidak dilakukan
penelaahan yang sering atau secara berkala. Pegawai akan semakin lalai dan mulai tidak mengikuti prosedur yang
telah diterapkan apabila tidak dilakukan evaluasi pelaksanaannya.
Pengendalian yang telah di uraikan di atas dapat diterapkan atau tidak pada suatu satuan usaha, harus
13 mempertimbangkan berbagai faktor-faktor organisasi,
antara lain: 1 besarnya satuan usaha
2 karateristik organisasi dan kepemilikan 3 sifat kegiatan usahanya
4 keanekaragaman dan kompleksitas operasinya 5 metode untuk memproses data
6 persyaratan peraturan perundangan-undangan yang
harus dipatuhi.
2.1.3 Konsep-Konsep Dasar Pengendalian Internal