18 g.
Pelaporan report Didalam suatu organisasi, pihak manajemen membuat suatu
kebijakan dan keputusan berdasarkan laporan yang diterima. Oleh karena itu laporan harus tepat waktu, akurat, bermakna, dan
ekonomis.
2.2 Pengujian Substantif
2.2.1. Pengertian Pengujian Substantif
Sukrisno Agoes, 1996 : 80 menyatakan bahwa Pengujian substantif adalah “test terhadap kewajaran saldo-saldo perkiraan laporan keuangan
Neraca dan Laporan Rugi Laba”. Menurut Mulyadi, 2002 : 150 pengujian substantif merupakan
“prosedur audit yang dirancang untuk menemukan kemungkinan kesalahan moneter yang secara langsung mempengaruhi kewajaran
penyajian laporan keuangan”. Prosedur pengujian substantif dirancang untuk memperoleh bukti
mengenai kelengkapan, keakuratan, keabsahan data-data yang dihasilkan oleh sistem akuntansi serta ketepatan penerapan perlakuan akuntansi
terhadap transaksi-transaksi dan saldo-saldo. Mulyadi, 2002 : 74 Menurut standar pekerjaan lapangan ketiga,
“auditor harus mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan
auditan”. Pengujian substantif menghasilkan bukti audit tentang kewajaran setiap asersi laporan keuangan signifikan. Pada pihak lain, pengujian
substantif dapat mengungkapkan kekeliruan atau salah saji moneter dalam pencatatan dan pelaporan transaksi dan saldo akun.
19
2.2.2. Prosedur audit
Auditor memakai prosedur audit untuk mengumpulkan bukti audit yang akan digunakan sebagai dasar utama dalam menyatakan pendapat atas
laporan keuangan. Menurut Mulyadi, 2002 : 86 Prosedur audit yang dapat dilakukan oleh auditor adalah:
1. Inspeksi
Merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen atau kondisi fisik sesuatu. Dengan demikian auditor dapat mengetahui keaslian
dokumen serta memperoleh informasi mengenai eksistensi dan keadaan fisik sesuatu hal.
2. Pengamatan observation.
Merupakan prosedur audit dengan melihat atau menyaksikan pelaksanaan suatu kegiatan. Antaralain perhitungan fisik persediaan
yang ada digudang, pembuatan dan persetujuan voucher, cara penyimpanan kas.
3. Konfirmasi confirmation
Merupakan bentuk penyelidikan yang memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari pihak ketiga yang bebas.
Dapat dilakukan dengan meminta klien untuk menanyakan informasi kepada pihak luar, klien meminta kepada pihak luar yang ditunjuk
oleh auditor untuk memberikan jawaban langsung kepada auditor, dan auditor menerima jawaban langsung dari pihak ketiga.
4. Permintaan Keterangan enquiry
Merupakan prosedur audit dengan meminta keterangan secara lisan. Biasanya auditor melakukan prosedur ini untuk meminta keterangan
mengenai tingkat keusangan persediaan yang ada digudang, permintaan keterangan yang diajukan kepada penasihat hukum klien
mengenai kemungkinan keputusan pekara pengadilan yang sedang ditangani.
5. Penelusuran tracing
Melakukan penelusuran informasi sejak awal data tersebut direkam pertama kali dalam bentuk dokumen, dilanjutkan dengan pelacakan
pengolahan data dalam proses akuntansi. Contohnya: pemeriksaan transaksi penjualan yang dimulai oleh auditor dengan memeriksa
informasi dalam surat pemesanan order dari klien, laporan pengiriman barang, faktur penjualan, jurnal penjualan, dan akun
piutang usaha dalam buku pembantu piutang usaha.
6. Penghitungan counting
Prosedur audit ini meliputi penghitungan fisik terhadap sumber daya berwujud seperti kas atau persediaan ditangan, dan
pertanggungjawaban seluruh formulir bernomor urut tercetak.
20 7.
Scanning Scanning merupakan review secara cepat terhadap dokumen, catatan,
dan daftar untuk mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak biasa mencurigakan.
8. Pelaksanaan Ulang reperforming
Merupakan pengulangan aktivitas yang dilaksanakan oleh klien. Contohnya penghitungan ulang jumlah dalam jurnal, penghitungan
ulang biaya depresiasi, biaya bunga terhutang, perkalian antara kuantitas dengan harga satuan, penghitungan ulang rekonsiliasi bank.
9. Teknik audit berbantuan komputer computer-assisted audit
techniques Bila catatan akuntansi klien diselenggarakan dalam media elektronik,
auditor perlu melakukan teknik audit berbantuan komputer dalam melakukan prosedur audit. Contohnya auditor menggunakan suatu
aplikasi audit komputer tertentu dalam penghitungan saldo piutang, dan lain-lain.
Auditor harus diarahkan untuk melakukan seefisien mungkin pekerjaan yang perlu untuk mencapai hasil audit yang memuaskan. Luasnya
tingkat pengujian audit yang akan diterapkan pada umumnya adalah berdasarkan judgement auditor dengan memperhatikan beberapa faktor
sebagai berikut: 1.
Sejauh mana pengendalian internal dapat diandalkan. 2.
Unsur materialitas sehubungan dengan penyajian laporan keuangan secara keseluruhan
3. Sifat dan ukuran masing-masing pos yang membentuk saldo perkiraan
tertentu. 4.
Sejauh mana kekeliruan dapat diungkapkan.
2.2.3 Sifat Pengujian Substantif