6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengendalian Internal
2.1.1 Pengertian Pengendalian Internal
Sawyer, 2005: 57 Menurut AICPA America Institute of Certified Public Accountants,1997, pengendalian Internal adalah “suatu proses yang
dipengaruhi oleh aktivitas dewan komisaris, manajemen atau pegawai lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang wajar mengenai
pencapaian tujuan pada hal-hal: 1 keandalan pelaporan keuangan, 2 efektivitas dan efisiensi operasi, dan 3 ketaatan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku”. Sawyer, 2005: 67 Pengendalian dirancang untuk memiliki berbagai
fungsi yang beragam. Pengendalian diterapkan untuk mencegah hasil-hasil yang tidak diharapkan sebelum terjadi preventif control. Pengendalian
lainnya dirancang untuk menemukan hasil-hasil yang tidak diharapkan detection control, dan masih ada kontrol lain yang dirancang untuk
memastikan bahwa hal-hal yang tidak diharapkan terulang kembali correction control. Seluruh fungsi bertujuan untuk memastikan bahwa
tujuan dan sasaran manajemen akan tercapai. Sukrisno Agoes 1996: 57 Menurut Standar Profesional Akuntan
Publik, struktur pengendalian internal adalah “kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa tujuan
7 satuan usaha yang spesifik akan dapat dicapai”. Tujuan-tujuan yang
dimaksud: a keandalan pelaporan keuangan, 2 menjaga kekayaan dan catatan organisasi, 3 kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, 4
efektivitas dan efisiensi operasi. Tujuan pokok struktur pengendalian intern dapat dipenuhi dengan pengendalian yang baik. Tujuan pertama dan kedua
di atas dapat dipenuhi dengan pengendalian akuntansi, sedangkan tujuan ketiga dan keempat dapat dipenuhi dengan pengendalian administrasi yang
baik. Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati 2010 : 222 struktur
pengendalian internal terdiri dari: 1.
Pengendalian akuntansi Meliputi rencana organisasi serta prosedur dan catatan yang relevan
dengan pengamanan aktiva, yang disusun untuk meyakinkan bahwa: 1. Transaksi yang dilaksanakan sesuai dengan persetujuan pemimpin.
2. Transaksi dicatat sehingga dapat dibuat ikhtisar keuangan sesuai
prinsip akuntansi yang berlaku serta menekankan pertanggungjawaban atas harta perusahaan.
3. Penguasaan atas aktiva diberikan hanya dengan persetujuan dan otorisasi pemimpin.
4. Jumlah aktiva dan catatan dicocokkan dengan aktiva yang ada pada waktu yang tepat dan tindakan yang sewajarnya jika terjadi
perbedaan. 2.
Pengendalian administratif Pengendalian yang ditujukan untuk mendorong efisiensi operasional
dan menjaga diikutinya kebijakan perusahaan. Dapat berupa rencana organisasi dan prosedur juga catatan yang relevan dengan pembuatan
keputuasan yang mengantarkan pemimpin perusahaan menyetujui atau memberi wewenang terhadap transaksi-transaksi. Pelimpahan
wewenng merupakan fungsi pimpinan perusahaan yang secara langsung berhubungan dengan tanggung jawab untuk mencapai tujuan
organisasi dan itu merupakan titik tolak untuk menciptakan pengendalian akuntansi atas transaksi.
8
2.1.2 Elemen Struktur Pengendalian Internal