20 7.
Scanning Scanning merupakan review secara cepat terhadap dokumen, catatan,
dan daftar untuk mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak biasa mencurigakan.
8. Pelaksanaan Ulang reperforming
Merupakan pengulangan aktivitas yang dilaksanakan oleh klien. Contohnya penghitungan ulang jumlah dalam jurnal, penghitungan
ulang biaya depresiasi, biaya bunga terhutang, perkalian antara kuantitas dengan harga satuan, penghitungan ulang rekonsiliasi bank.
9. Teknik audit berbantuan komputer computer-assisted audit
techniques Bila catatan akuntansi klien diselenggarakan dalam media elektronik,
auditor perlu melakukan teknik audit berbantuan komputer dalam melakukan prosedur audit. Contohnya auditor menggunakan suatu
aplikasi audit komputer tertentu dalam penghitungan saldo piutang, dan lain-lain.
Auditor harus diarahkan untuk melakukan seefisien mungkin pekerjaan yang perlu untuk mencapai hasil audit yang memuaskan. Luasnya
tingkat pengujian audit yang akan diterapkan pada umumnya adalah berdasarkan judgement auditor dengan memperhatikan beberapa faktor
sebagai berikut: 1.
Sejauh mana pengendalian internal dapat diandalkan. 2.
Unsur materialitas sehubungan dengan penyajian laporan keuangan secara keseluruhan
3. Sifat dan ukuran masing-masing pos yang membentuk saldo perkiraan
tertentu. 4.
Sejauh mana kekeliruan dapat diungkapkan.
2.2.3 Sifat Pengujian Substantif
Mulyadi, 2002 : 235 Sifat pada pengujian substantif mencakup jenis dan efektivitas prosedur audit yang akan dilakukan oleh auditor.
Apabila resiko deteksi yang diterima oleh auditor rendah atau kecil, auditor
21 harus menggunakan prosedur audit yang lebih luas dan efektif. Biasanya
prosedur audit yang lebih luas dan efektif memerlukan biaya yang lebih besar. Demikian sebaliknya, jika resiko deteksi yang diterima oleh auditor
besar, auditor dapat menggunakan prosedur audit yang lebih tidak efektif dan luas, serta biaya yang digunakan lebih sedikit.
Pengujian substantif berkaitan erat dengan resiko deteksi. Resiko deteksi adalah resiko auditor tidak akan mendeteksi salah saji material yang
ada dalam suatu asersi. Pada tahap awal audit atas laporan keuangan, penentuan resiko deteksi terletak pada tahap auditor mendesain pengujian
substantif. Rumus resiko deteksi dapat dilihat pada Gambar 2.1 Resiko deteksi dapat dihitung dengan rumus:
Gambar 2.1 Rumus Resiko Deteksi
Penjelasan: RD = Resiko Deteksi
RA = Resiko Audit RP = Resiko Pengendalian
Untuk tingkat resiko audit RA tertentu yang telah diterapkan oleh auditor, resiko deteksi berbanding terbalik dengan taksiran tingkat resiko
bawaan RB dan resiko pengendalian RP. tahap-tahap proses audit
RA
RD= RB x RP
22 laporan keuangan yang harus diperhatikan auditor dapat dilihat pada
Gambar 2.2 Penetapan resiko deteksi dalam proses audit :
Gambar 2.2 Tahap-Tahap Proses Audit dan Resiko yang Harus
Dipertimbangkan Auditor
Resiko deteksi yang direncanakan merupakan dasar untuk menentukan tingkat pengujian substantif yang direncanakan. Setelah auditor
memahami pengendalian internal yang relevan dengan pelaporan keuangan dan setelah menaksir resiko pengendalian untuk suatu asersi, auditor harus
membandingkan tingkat resiko pengendalian sesungguhnya dengan tingkat resiko pengendalian yang direncanakan.
Jika tingkat resiko pengendalian sesungguhnya sama dengan yang direncanakan, auditor dapat melanjutkan dengan mendesain pengujian
substantif khusus berdasarkan pengujian substantif yang akan dilakukan. Apabila tingkat resiko pengendalian sesungguhnya tidak sama dengan yang
direncanakan, auditor harus mengubah tingkat pengujian substantif sebelum auditor mendesain pengujian substantif khusus untuk menampung tingkat
resiko deteksi yang dapat diterima. Perencanaan
Audit
Penaksiran Resiko Bawaan
Pemahaman dan Pengujian
Pengendalian Intern
Penaksiran Resiko
Pelaksanaan Pengujian
Substantif Penetapan
Resiko Deteksi
Penerbitan Laporan Audit
Penilaian risiko Audit
23 Hubungan antara strategi audit awal, resiko deteksi yang
direncanakan dan tingkat pengujian substantif yang direncanakan dapat dilihat pada Gambar 2.3:
Strategi Audit Awal Resiko Deteksi yang
Direncanakan Tingkat Pengujian
Substantif yang Direncanakan
Pendekatan terutama substantif
Rendah atau sangat rendah
Tingkat tinggi Pendekatan taksiran
resiko pengendalian rendah
Moderat atau tinggi Tingkat rendah
Gamber 2.3 Hubungan Strategi Audit Awal, Resiko Deteksi, dan Tingkat
Pengujian Substantif yang Direncanakan
2.2.4 Jenis-Jenis Pengujian Substantif