9 4.
Metode Pemberian Wewenang dan Tanggung Jawab Metode komunikasi yang formal mengenai wewenang dan
tanggung jawab dapat berupa memo dari manajemen tentang pengendalian, organisasi formal dan rencana
operasi, deskripsi tugas pegawai dan kebijakan yang terkait, serta kebijakan dokumen yang menggambakan prilaku
pegawai
5. Metode Pengendalian Manajemen
Metode yang digunakan manajemen dalam mengawasi aktivitas dapat meningkatkan efektifitas struktur
pengendalian intern. Metode tersebut dapat dilakukan oleh manajemen dengan dua cara; 1 aturan seperti
mengirimkan pesan yang jelas mengenai pentingnya suatu pengendalian. 2 mendeteksi kekeliruan yang terjadi dalam
organisasi.
6. Fungsi Audit Intern
Fungsi audit intern diterapkan dalam suatu organisasi untuk mengawasi efektifitas kebijakan serta prosedur
pengendalian. Agar lebih efektif, adanya staf yang independen pada bagian operasi dan akuntansi yang
bertugas dalam melaporkan kepada tingkat yang lebih tinggi, serta staf audit intern dapat memberikan bantuan
kepada auditor eksternal dalam memperoleh bukti yang mendukung integritas, kompetensi, dan objektifitas.
7 Kebijakan dan Prosedur Personalia
Aspek yang paling penting dalam organisasi adalah karyawan, dengan demikian kebijakan dan prosedur
personalia menjadi bagian yang penting dalam organisasi. Karyawan yang kompeten dan jujur dapat dapat
menyediakan pengendalian yang efektif, bagaimana karyawan direkrut, di evaluasi dan tingkat upah merupakan
bagian yang harus diperhatikan dalam keberhasilan kebijakan dan prosedur personalia suatu organisasi.
8. Pengaruh Eksternal
Pengendalian yang dilakukan oleh pihak eksternal dapat berupa pengendalian atas proses akuntansi dan pelaporan
dalam organisasi. Hal tersebut dapat dilakukan oleh auditor eksternal, badan legislatif dan lembaga pemerintah.
2.1.2.2 Sistem Akuntansi accounting system
Sistem akuntansi dalam organisasi digunakan untuk mengidentifikasi, menggabungkan, mengklasifikasi, mencatat dan
melaporkan transaksi dalam organisasi, serta untuk mengelola akuntabilitas aktiva yang terkait.
10 Sistem akuntansi yang efektif harus memenuhi tujuh tujuan
rinci pengendalian internal, yaitu: 1.
Transaksi yang dicatat sah keabsahan Tidak diperbolehkan adanya catatan, bukti transaksi dan
pencatatan yang fiktif pada organisasi.
2. Transaksi diotorisasi dengan pantas otorisasi
Transaksi yang tidak diotorisasi akan menimbulkan kecurangan dan pemborosan yang akan berdampak buruk
bagi organisasi.
3. Transaksi yang terjadi telah dicatat kelengkapan
Seluruh transaksi yang telah terjadi harus dicatat dengan jelas, dan tidak boleh ada transaksi yang tidak dicatat. Hal
tersebut akan menunjukkan laporan yang tidak akurat.
4. Transaksi dinilai dengan pantas penilaian
Struktur pengendalian intern yang memadai mencakup prosedur untuk menghindari kesalahan dalam penghitungan
dan pencatatan jumlah transaksi pada proses pencatatan.
5. Transaksi di klasifikasi dengan pantas klasifikasi
Laporan akan dinyatakan wajar salah satunya harus memperhatikan klasifikasi perkiraan yang pantas sesuai
dengan bagan perkiraan klien yang di nyatakan dalam jurnal.
6. Transaksi dicatat pada waktu yang sesuai tepat waktu
Pencatatan yang dilakukan sebelum atau sesudah waktu terjadinya transaksi akan menyebabkan transaksi tersebut
tidak dicatat atau dicatat dengan jumlah yang tidak benar. Hal tersebut memicu terjadinya salah saji pada laporan
keuangan.
7. Transaksi di catat pada file induk yang pantas dan diikhtisarkan dengan benar posting dan pengikhtisaran
Mengikhtisarkan berdasarkan jenisnya dalam bentuk jurnal dan berdasarkan perkiraan yang mempengaruhi buku besar
dan file induk untuk memasukkan transaksi dalam sistem akuntansi.
Ketujuh tujuan rinci pengendalian internal harus diterapkan pada semua jenis transaksi, antaralain penjualan, penerimaan kas,
perolehan barang dan jasa, penggajian, dan sebagainya. Sistem juga harus dapat menghidari pencatatan ganda atas penjualan.
2.1.2.3 Prosedur Pengendalian