Tabel 4.26 Distribusi Status Gizi Berat Badan Menurut Panjang Badan atau Berat Badan Menurut Tinggi Badan Berdasarkan Tingkat
Konsumsi Protein Balita di Daerah Trandas Tahun 2012
No Status
Gizi BBPB
atau TBU
Tingkat Konsumsi Protein Jumlah
Baik Sedang
Kurang Defisit
n n
n n
n
1 Normal
4 7,2 47 85,5
4 7,3 0 0,0 55 100,0 2
Kurus 0,0
1 25,0 1 25,0
2 50,0 4 100,0 3
Sangat Kurus
0 0,0 0,0
0 0,0 1 100,0 1 100,0
4.7 Pola Penyakit Balita di Daerah Aliran Sungai dan Daerah Trandas
Pola penyakit terdiri dari jenis penyakit, frekuensi penyakit dan lama sakit, dapat dilihat pada tabel 4.27.
Hasil penelitian tabel 4.27 menujukkan bahwa sebagian besar balita di daerah aliran sungai pernah sakit dalam satu bulan terakhir sebanyak 38 orang atau sebesar
95,0 dan yang tidak pernah sakit sebanyak 2 orang atau sebesar 5,0, sedangkan di daerah trandas yang pernah sakit dalam satu bulan terakhir sebanyak 56 orang atau
sebesar 93,3 dan yang tidak pernah sakit sebanyak 4 orang atau sebesar 6,7.
Tabel 4.27 Distribusi Balita Yang Pernah Sakit Dalam Satu Bulan Terakhir
di Daerah Aliran Sungai dan Daerah Trandas Tahun 2012
No Pernah sakit dalam satu
bulan terakhir DAS
Trandas n
n
1 Ya
38 95,0
56 93,3
2 Tidak
2 5,0
4 6,7
Jumlah 40
100,0 60
100,0
Universitas Sumatera Utara
4.7.1 Pola Penyakit Balita di Daerah Aliran Sungai dan Daerah Trandas Berdasarkan Jenis Penyakit
Tabel 4.28
Distribusi Jenis Penyakit Balita Dalam Satu Bulan Terakhir di Daerah Aliran Sungai dan Daerah Trandas Tahun 2012
Jenis Penyakit No
Daerah Penelitian Flu
Diare n
n
1 DAS
34 38,6
4 66,7
2 Trandas
54 61,4
2 33,3
Jumlah 88
100,0 6
100,0
Dari tabel 4.28 menujukkan bahwa pada daerah aliran sungai sebagian dan daerah trandas sebagian besar balita menderita flu masing-masing sebesar 38,6 dan
61,4 sedangkan sebagian kecil balita pada daerah aliran sungai dan daerah trandas menderita diare masing-masing sebesar 66,7 dan 33,3.
Tabel 4.29 Distribusi Frekuensi dan Jenis Penyakit Balita Dalam Satu Bulan
Terakhir di Daerah Aliran Sungai dan Daerah Trandas Tahun 2012
No Frekuensi
Sakit DAS
Trandas Jenis Penyakit
Jenis Penyakit Flu
Diare Jumlah
Flu Diare
Jumlah n
n n
n n
n
1 1 kali
16 88,9 2 11,1 18
100,0 26
92,9 2
7,1 28
100,0 2
2 kali 15 88,2 2 11,8
17 100,0
23 100,0
0,0 23
100,0 3
3 kali 3 100,0 0 0,0
3 100,0
5 100,0
0,0 5
100,0
Dari tabel 4.29 menujukkan bahwa di daerah aliran sungai dan daerah trandas sebagian besar balita mengalami frekuensi sakit 1 kali dengan jenis penyakit flu
masing-masing sebesar 88,9 dan 92,9 sedangkan sebagian kecil mengalami frekuensi sakit 3 kali masing-masing sebesar 100.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.30 Distribusi Lama dan Jenis Penyakit Balita Dalam Satu Bulan
Terakhir di Daerah Aliran Sungai dan Daerah Trandas Tahun 2012
No Lama Sakit
DAS Trandas
Jenis Penyakit Jenis Penyakit
Flu Diare
Jumlah Flu
Diare Jumlah
n n
n n
n n
1 1 minggu
11 73,3 4 26,7 15
100,0 40
95,2 2
4,8 42
100,0 2
1- 2 minggu 22 100,0 0
0,0 22
100,0 13
100,0 0,0
13 100,0
3 2 minggu
1 100,0 0 0,0
1 100,0
1 100,0
0,0 1
100,0
Hasil penelitian pada tabel 4.30 menujukkan bahwa di daerah aliran sungai balita mengalami lama sakit 1-2 minggu dengan jenis penyakit flu sebesar 100, di
daerah trandas sebagian besar balita mengalami lama sakit 1 minggu dengan jenis sakit yaitu flu sebesar 95. Sedangkan sebagian kecil mengalami lama sakit
2 minggu dengan jenis sakit adalah flu pada daerah aliran sungai dan daerah trandas masing-masing sebesar 100.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pola Makan Balita 5.1.1 Jenis dan Frekuensi Bahan Makanan Balita di Daerah Aliran Sungai dan
Daerah Trandas
Berdasaran hasil penelitian yang terlihat pada tabel 4.5 dan tabel 4.6 menunjukkan bahwa jenis bahan makanan pokok yang sering dikonsumsi oleh balita
di daerah aliran sungai dan di daerah trandas dengan frekuensi 3xhari adalah nasi sebesar 100,0 termasuk didalamnya tepung beras yang dikonsumsi oleh bayi yang
berumur lima bulan, dan hanya sebagian kecil yang mengonsumsi seperti ubi sebesar 5,0, sagu sebesar 7,5, roti sebesar 11,7, mi sebesar 17,5 dan sebesar 16,7,
biskuit sebesar 17,5 dan sebesar 18,3 makanan untuk tambahan energi, dan sebagian besar balita mengonsumsi camilan makanan ringan sebesar 47,5 dan
sebesar 41. Hal ini disebabkan kebiasaan yang ada di masyarakat kalau nasi merupakan makanan utama, dengan banyak mengonsumsi nasi tubuh menjadi kuat
dan bertenaga, kalau tidak ada lauk pauk tidak terlalu menjadi masalah. Sedangkan makan sagu, ubi dan mi dianggap sebagian makanan selingan bukan makanan pokok,
karena sebelum makan nasi di masyarakat menganggap belum makan. Nasi, sagu, ubi dan mi merupakan jenis bahan makanan pokok sumber karbohidrat kompleks yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai zat gizi penghasil energi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rosnita 2009 yang mengatakan bahwa sebesar 100,0,
Universitas Sumatera Utara