5. Tingkat Konsumsi balita adalah jumlah konsumsi energi dan protein balita
yang diperoleh dari makanan dan minuman yang di konsumsi balita sehari- hari.
6. Status gizi balita adalah keadaan gizi balita yang diukur dengan
menggunakan indeks antropometri berat badan menurut umur BBU, tinggi badan atau panjang badan menurutumur TBU atau PBU dan berat
badan menurut tinggi badan atau panjang badan BBTB atau BBPB. 7.
Pengetahuan gizi ibu adalah sesuatu hal yang diketahui ibu tentang gizi yang meliputi pengertian makanan bergizi, sumber zat gizi, jenis zat gizi
dan fungsi, akibat kekurangan gizi, cara pemberian makan dan ASI. 8.
Pola penyakit balita adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jenis, frekuensi dan lama sakit yang dialami balita dalam 1 satu
bulan terakhir. 9.
Daerah aliran sungai DAS adalah suatu wilayah penerima air hujan yang mengalir dari bukit atau gunung, dimana semua curah hujan yang jatuh
diatasnya akan mengalir dan akhirnya bermuara kelaut. 10.
Trandas adalah suatu areal pemukiman perumahan baru, yang penduduknya merupakan perpindahan dari daerah aliran sungai.
3.7 Aspek Pengukuran
1. Jenis Makanan
Jenis makanan diperoleh dengan wawancara memakai formulir food frequency, yang diukur dengan melihat macam makanan.
Universitas Sumatera Utara
2. Frekuensi makan
Frekuensi makan diperoleh dengan wawancara memakai formulir food frequency makan balita.
Makanan bayi hingga umur satu tahun Husaini,1999 adalah: a.
Pemberian ASI : sesering mungkin 6xhari b.
Pemberian PASI susu, teh manis, air tajin, air putih manis 3xhari c.
Pemberian Nasi Lembek 3xhari d.
Pemberian nasi 3xhari, sayur 3xhari, lauk pauk 3xhari dan buah 1xhari e.
Minum susu 1xhari f.
Pemberian makanan kecil biskuit, kue, roti, dan lain-lain : 1xhari. Makanan balita satu hingga umur lima tahun Almatsier, 2011 adalah :
- Pemberian makanan padatmakanan keluarga lima kalihari tiga kali makan
utama = makan pagi, makan siang dan makan malam serta dua kali makanan selingan
3. Tingkat Konsumsi Energi dan Protein
Tingkat konsumsi energi dan protein diukur dengan menggunakan metode Nutri Survei. Hasil konsumsi yang diukur akan di bandingkan dengan Daftar
Kecukupan Gizi Anjuran DKGA dengan menggunakan rumus :
TK = K
X 100 KC
Universitas Sumatera Utara
dimana : TK = Tingkat kecukupan
K = Konsumsi KC = Kecukupan yang dianjurkan
Tingkat energi dan protein dapat digolongkan atas Supariasa, dkk, 2002 1.
Baik : ≥ 100 KGA
2. Sedang
: 80 – 99 KGA
3. Kurang
: 70 - 79 KGA 4.
Defisit : 70 KGA
4. Status Gizi
Status gizi balita diperoleh melalui pengukuran antropometri berat badan menurut umur BBU, tinggi badan atau panjang badan menurut umur TBU
atau PBU, berat badan menurut tinggi badan atau panjang badan BBTB atau BBPB dengan menggunakan baku WHO, 2005. Kategorinya sesuai dengan
klasifikasi gizi balita di kelompokkan berdasarkan indeks BBU, PBU atau TBU dan BBPB atau BBTB.
a. Menurut Indeks BBU
- Status Gizi Baik bila Z_Score
: -2 SD sd 2 SD -
Status Gizi Kurang bila Z_Score : -3 SD sd -2 SD
- Status Gizi Sangat Kurang bila Z-Score : -3 SD
- Status Gizi Lebih bila Z-Score
: 2 SD
Universitas Sumatera Utara
b. Menurut Indeks PBU atau TBU
- Normal bila Z-Score
: -2 SD sd 2 SD -
Pendek bila Z-Score : -3 SD sd -2 SD
- Sangat Pendek bila Z-Score
: -3 SD -
Tinggi : 2 SD
c. Menurut Indeks BBTB atau BBPB
- Normal bila Z-Score
: -2 SD sd 2 SD -
Gemuk bila Z-Score : 2 SD
- Kurus bila Z-Score
: -3 SD sd -2 SD -
Sangat Kurus bila Z-Score : -3 SD
5. Pengetahuan Gizi Ibu
Pengetahuan gizi ibu diukur melalui 13 pertanyaan. Bila responden menjawab benar diberi nilai 1, dan jawaban yang salah diberi nilai 0. Berdasarkan jumlah nilai
tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 13. Berdasarkan jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu Arikunto, 2009:
1. Tingkat pengetahuan baik, apabila nilai yang diperoleh 10-13 dari
jumlah jawaban yang benar. 2.
Tingkat pengetahuan cukup, apabila nilai yang diperoleh 6-9 dari jumlah jawaban yang benar.
3. Tingkat pengetahuan kurang, apabila nilai yang diperoleh 6 dari
jumlah jawaban yang benar.
Universitas Sumatera Utara
6. Data Pola Penyakit Balita
Data pola penyakit balita diukur dengan melihat jenis sakit, frekuensi sakit dan lama sakit yang dialami balita dalam 1 satu bulan terakhir yang disajikan dalam tabel
distribusi frekuensi.
3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data