berat badan balita berangsur naik dan normal kembali. Tetapi berat badan balita menjadi turun kembali bila pemberian makanan tambahan PMT tidak diberikan
lagi, dikarenakan asupan makanan yang sedikit kurang dari kebutuhan balita, karena harus berbagi dengan saudaranya yang lain. Balita yang mengalami gangguan
pertumbuhan mempunyai saudara kandung yang banyak dan jarak kelahiran yang terlalu rapat, di samping itu juga ibu kurang memahami makanan yang baik untuk
anaknya dan ibu sering memberikan makan nasi dengan lauk yang sedikit dan mie instan untuk anaknya.
Berdasarkan latar belakang, peneliti tertarik untuk meneliti tentang pola makan dan status gizi balita di daerah aliran sungai DAS dan daerah trandas di
wilayah kerja Puskesmas Singkil.
1.2 Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana pola makan dan status gizi balita di daerah aliran sungai
DAS dan daerah trandas di wilayah kerja Puskesmas Singkil.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pola makan dan status gizi balita di daerah aliran sungai DAS dan daerah trandas di wilayah kerja Puskesmas Singkil.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui jenis makanan, frekuensi makanan, tingkat konsumsi energi
dan protein balita di daerah aliran sungai DAS dan daerah trandas di wilayah kerja Puskesmas Singkil.
2. Untuk mengetahui pengetahuan gizi ibu balita di daerah aliran sungai DAS dan
daerah trandas di wilayah kerja Puskesmas Singkil. 3.
Untuk mengetahui pola penyakit balita di daerah aliran sungai DAS dan daerah trandas di wilayah kerja Puskesmas Singkil.
1.4 Manfaat Penelitian
Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait dalam peningkatan pelayanan gizi dan sebagai salah satu upaya dalam mengatasi masalah
gizi yang ada serta pengambilan tindakan yang tepat.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pola Makan
Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan
merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan juga dikatakan sebagai suatu cara seseorang atau sekelompok orang atau keluarga memilih
makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, kebudayaan dan sosial Suhardjo, 1989.
Pola makan yang baik mengandung makanan sumber energi, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur, karena semua zat gizi diperlukan untuk
pertumbuhan dan pemiliharaan tubuh serta perkembangan otak dan produktifitas kerja, serta dimakan dalam jumlah cukup sesuai dengan kebutuhan. Dengan pola
makan sehari-hari yang seimbang dan aman, berguna untuk mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal Almatsier, S. dkk. 2011.
Pola makan di suatu daerah dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan beberapa faktor ataupun kondisi setempat, yang dapat dibagi dalam tiga kelompok
yaitu pertama adalah faktor yang berhubungan dengan persediaan atau pengadaan bahan pangan. Termasuk di sini faktor geografi, iklim, kesuburan tanah berkaitan
dengan produksi bahan makanan, sumber daya perairan, kemajuan teknologi, transportasi, distribusi, dan persediaan suatu daerah. Kedua, adalah faktor-faktor dan
adat kebiasaan yang berhubungan dengan konsumen. Taraf sosio-ekonomi dan adat
Universitas Sumatera Utara