jenuh. Peroksidase lemak merupakan radikal bebas. Apabila keseimbangan antara peroksidase terganggu, dimana peroksidase dan oksidan lebih dominan, maka akan
timbul keadaan yang disebut stress oksidatif Rukiyah, 2011. Pada preeklampsia-eklampsia serum anti oksidan kadarnya menurun dan
plasenta menjadi sumber terjadinya peroksidase lemak. Sedangkan pada wanita hamil normal, serumnya mengandung transferin, ion tembaga dan sulfhidril yang
berperan sebagai antioksidan yang cukup kuat. Peroksidase lemak beredar dalam aliran darah melalui ikatan lipoprotein. Peroksidase lemak ini akan sampai ke
semua komponen sel yang dilewati termasuk sel-sel endotel yang akan mengakibatkan rusaknya sel-sel endotel tersebut. Rusaknya sel-sel endotel
tersebut akan mengakibatkan antara lain: adhesi dan agregasi trombosit, gangguan permeabilitas lapisan endotel terhadap plasma, terlepasnya enzim lisosom,
tromboksan dan serotonin sebagai akibat rusaknya trombosit, produksi prostasiklin terhenti, terganggunya keseimbangan prostasiklin dan tromboksan,
terjadi hipoksia plasenta akibat konsumsi oksigen oleh peroksidase lemak Manuaba, 2008.
2.1.5.4. Jenis-Jenis Preeklampsia
Menurut Rukiyah 2011, jenis-jenis preeklampsia adalah sebagai berikut : 1. Preeklampsia ringan
Preeklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah kehamilan. Gejala ini
Universitas Sumatera Utara
dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas. Penyakit preeklampsia ringan belum diketahui secara jelas. Penyakit ini dianggap
sebagai “maladaptation syndrome” akibat vasospasme general dengan segala akibatnya.
Gejala klinis preeklampsia ringan meliputi : 1 Kenaikan tekanan darah sistole 30 mHg atau lebih, diastole 15 mmHg atau lebih dari tekanan darah
sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau sistolik 140 mmHg sampai kurang 160 mmHg, diastole 90 mmHg sampai kurang 110 mmHg.
2Proteinuria: secara kualitatif lebih 0,3 grliter dalam 24 jam atau secara kualitatif positif 2 +2, 3 Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral,
wajah atau tangan. Pemeriksaan dan diagnosis untuk menunjang keyakinan petugas
kesehatan atas kemungkinan ibu mengalami preeklampsia ringan jika ditandai dengan kehamilan lebih 20 minggu, kenaikan tekanan darah 14090 mmHg atau
lebih dengan pemeriksaan 2 kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat untuk pemeriksaan pertama dilakukan 2 kali setelah istirahat 10 menit, edema tekan
pada tungkai pretibia, dinding perut, lumbosakral, wajah atau tangan, proteinuria lebih 0,3 grliter24 jam, kualitatif +2.
Penanganan preeklampsia ringan dapat dilakukan dengan dua cara tergantung gejala yang timbul, yakni :
a. Penatalaksanaan rawat jalan pasien preeklampsia ringan, dengan cara: ibu dianjurkan banyak istirahat berbaring tidurmiring, diet : cukup protein,
Universitas Sumatera Utara
rendah karbohidrat, lemak dan garam, pemberian sedative ringan: tablet Phenobarbital 3 x 30 mg atau diazepam 3 x 2 mg per oral selama 7 hari atas
instruksi dokter, roborantia, kunjungan ulang setiap 1 minggu,. Pemeriksaan laboratorium: hemoglobin, hematokrit, trombosit, urin lengkap, asam urat
darah, fungsi hati, fungsi ginjal. b. Penatalaksanaan rawat tinggal pasien preeklampsia ringan berdasarkan
kriteria: setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan tidak menunjukkan adanya perbaikan dari gejala-gejala preeklampsia, kenaikan berat badan ibu 1 kg atau
lebih per minggu selama 2 kali berturut-turut 2 minggu, timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda preeklampsia berat.
2. Preeklampsia berat Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai
dengan timbulnya hipertensi 160110 mmHg atau lebih disertai proteinuria pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Gejala dan tanda preeklampsia berat: tekanan
darah sistolik 160 mmHg, tekanan darah diastolik 110 mmHg, peningkatan kadar enzim hati ataudan ikterus, trombosit 100.000mm
3
Penyulit lain juga bisa terjadi, yaitu kerusakan organ-organ tubuh seperti gagal jantung, gagal ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan pembekuan darah,
sindroma HELLP hemolysis, elevated liver enzyme, low platelet, bahkan dapat , oliguria 400 ml24
jam, proteinuria 3 grliter, nyeri epigastrium, skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat, perdarahan retina, ode pulmonum.
Universitas Sumatera Utara
terjadi kematian pada janin, ibu, atau keduanya bila preeklampsia tidak segera diatasi dengan baik dan benar.
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala preeklampsia berat selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi:
1Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau determinasi ditambah pengobatan medicinal, 2 Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap
dipertahankan ditambah pengobatan medicinal. a. Perawatan aktif, sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap
penderita dilakukan pemeriksaan fetal assessment yakni pemeriksaan Non Stress Test NST dan Ultrasonografi USG, dengan indikasi salah satu atau
lebih yakni : 1 Ibu: usia kehamilan 37 minggu atau lebih, adanya tanda-tanda atau gejala
impending eklampsia, kegagalan terapi konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah 24 jam
perawatan medicinal, ada gejala-gejala status quo tidak ada perbaikan. 2 Janin: hasil fetal assessment jelek NST USG: adanya tanda intra
uterin growth retardation IUGR. 3 Hasil laboratorium: adanya “HELLP Syndrome” hemolisis dan
peningkatan fungsi hepar, trombositopenia. b. Pengobatan medicinal pasien preeklampsia berat dilakukan di rumah sakit
atau atas instruksi dokter yaitu: segera masuk rumah sakit, tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30 menit, refleks patella setiap
Universitas Sumatera Utara
jam, infus dextrose 5 dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL 60- 125 ccjam 500cc, berikan Antasida, diet cukup protein, rendah karbohidrat,
lemak dan garam, pemberian obat anti kejang: MgSO
4
c. Anti hipertensi diberikan bila: tekanan darah sistolik lebih 180 mmHg, diastolic lebih 110 mmHg atau MAP lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan
adalah tekanan diastolis kurang 105 mmHg bukan kurang 90 mmHg karena akan menurunkan perfusi plasenta, dosis antihipertensi sama dengan dosis
antihipertensi pada umumnya. : diuretikum tidak
diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40 mgIM.
d. Bila dibutuhkan penurunan tekanan darah secepatnya, dapat diberikan obat- obat antihipertensi parenteral tetesan kontinu, catapres injeksi. Dosis yang
biasa dipakai 5 ampul dalam 500 cc cairan infus atau press disesuaikan dengan tekanan darah.
Secara ringkas, Manuaba 2010 mengklasifikasikan preeklampsia sebagai berikut:
Tabel 2.1. Klasifikasi Preeklampsia Tipe Preeklampsia
Tanda dan Gejala
Preeklampsia ringan - Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30
mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam. - Tekanan darah diastolik 90 atau kenaikan 15
mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam. - Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam 1
minggu. - Proteinuria 0,3 g atau lebih dengan tingkat
kualitatif plus 1 sampai 2 pada urine kateter atau urine aliran pertengahan.
Universitas Sumatera Utara
Preeklampsia berat - Bila salah satu di antara gejala atau tanda
ditemukan pada ibu hamil, sudah dapat digolongkan preeklampsia berat.
- Tekanan darah 160110 mmHg. - Oligouria, urine 400 cc24 jam.
- Proteinuria 3 gliter - Keluhan subjektif: nyeri epigastrium, gangguan
penglihatan, nyeri kepala, edema paru dan sianosis.
- Gangguan kesadaran. - Pemeriksaan kadar enzim hati meningkat disertai
ikterus - Perdarahan pada retina
- Trombosit 100.000mm. 2.1.5.5. Diagnosa Preeklampsia
Diagnosa dini harus diutamakan bila diinginkan angka morbiditas dan mortalitas rendah bagi ibu dan anaknya. Walaupun terjadinya preeklampsia sukar
dicegah, namun preeklampsia berat dan eklampsia biasanya dapat dihindarkan dengan mengenal secara dini penyakit itu dan dengan penanganan secara sempurna
Rukiyah, 2011. Pada umumnya diagnosis preeklampsia didasarkan atas adanya 2 dari trias
tanda utama: hipertensi dan proteinuria. Hal ini memang berguna untuk kepentingan statistik, tetapi dapat merugikan penderita karena tiap tanda dapat merupakan bahaya
kendatipun ditemukan tersendiri Rukiyah, 2011. Diagnosis diferensial antara preeklampsia dengan hipertensi menahun
atau penyakit ginjal tidak jarang menimbulkan kesukaran. Pada hipertensi menahun adanya tekanan darah yang meninggi sebelum hamil, pada kehamilan
Tabel 2.1. lanjutan
Universitas Sumatera Utara
muda, atau 6 bulan postpartum akan sangat berguna untuk membuat diagnosis. Pemeriksaan funduskopi juga berguna karena perdarahan dan eksudat jarang
ditemukan pada preeklampsia, kelainan tersebut biasanya menunjukkan hipertensi menahun. Untuk diagnosa penyakit ginjal saat timbulnya proteinuria
banyak menolong, proteinuria pada preeklampsia jarang timbul sebelum trimester 3, sedang pada penyakit ginjal timbul lebih dahulu. Tes fungsi ginjal
juga banyak berguna, pada umumnya fungsi ginjal normal pada preeklampsia ringan Manuaba, 2008.
2.1.5.6. Faktor Risiko Preeklampsia 1. Faktor Predisposisi