mengalami gangguan komplikasi. Mereka belum menyadari pentingnya melakukan deteksi sebagai upaya pencegahan berbagai masalah atau gangguan pada masa
kehamilan seperti terjadinya peningkatan tekanan darah hipertensi yang dapat menyebabkan preeklampsia.
Pentingnya memanfaatkan pelayanan ANC untuk mendeteksi preeklampsia pada ibu hamil seperti terlihat dari hasil penelitian Bahari 2009, di RSUD dr.
Soetomo Surabaya mendapatkan hasil bahwa kejadian preeklampsia pada ibu bersalin sebagian besar dialami oleh ibu bersalin dengan usia 20 tahun, lebih dari setengah
kejadian preeklampsia pada ibu bersalin terjadi pada ibu primipara, ibu yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan ANC pada waktu hamil, dan ada hubungan usia
dan paritas terhadap kejadian preeklampsia pada ibu bersalin. Menurut Saifuddin 2006 deteksi dini dalam pelayanan atau asuhan antenatal
care ANC merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal agar tidak menjadi
abnormal. Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama
kehamilannya. Ibu hamil dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayananasuhan antenatal.
5.2. Pengaruh Pengetahuan terhadap Pemanfaatan ANC untuk Deteksi Dini
Preeklampsia
Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya mata, hidung, telinga, dan lain
Universitas Sumatera Utara
sebagainya. Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai dengan menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan
persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran telinga, dan penglihatan mata Taufik, 2007. Pengetahuan
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior karena itu dari pengalaman dan penelitian ternyata
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan Notoatmodjo, 2003.
Perilaku pemanfaatan ANC untuk deteksi dini preeklampsia oleh ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura sebagian besar
juga didasarkan oleh pengetahuan yang dimilikinya. Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji Chi-Square menunjukkan ada pengaruh yang signifikan pengetahuan
terhadap pemanfaatan ANC untuk deteksi dini preeklampsia, nilai probabilitas p = 0,000. Dari 52 responden yang berpengetahuan baik sebagian besar memanfaatkan
ANC yaitu 42 orang 80,8, sedangkan dari 30 responden yang berpengetahuan kurang baik, sebagian besar tidak memanfaatkan ANC untuk deteksi dini
preeklampsia yaitu 20 orang 66,7. Sedangkan dari hasil uji regresi logistik, nilai pengetahuan p=0,478, artinya secara bersama-sama variabel pengetahuan tidak
berpengaruh. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ginting 2001 bahwa tidak ada
hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemanfaatan pelayanan antenatal p=0,150. Nilai OR = 1,56 artinya ibu yang berpengetahuan biak mempunyai
Universitas Sumatera Utara
peluang untuk memanfaatkan pelayanan antenatal sesuai standar 1,56 kali dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan kurang.
Penelitian Tanuwidjaja 1992 yang menunjukkan bahwa ibu yang pengetahuannya baik mempunyai peluang menggunakan pemanfaatan pelayanan
antenatal baik 2,7 kali dibandingkan ibu yang pengetahuannya kurang. Sedangkan menurut Sadik 1996 dari responden yang pengetahuannya baik hampir 3 kali
61,0 melakukan pemeriksaan kehamilan dengan baik daripada responden dengan pengetahuan kurang.
Penelitian Rismanto 2009 mendapatkan hasil bahwa ibu hamil dengan pengetahuan baik cenderung melakukan kunjungan antenatal empat kali K4
lengkap 73,33, serta 1 kali lebih besar melakukan kunjungan antenatal dibandingkan responden yang memiliki pengetahuan kurang.
Berbeda dengan hasil penelitian Ndama 2002, bahwa berdasarkan hasil analisis multivariat regresi logistik menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan
mempengaruhi pemanfaatan pelayanan antenatal adalah pengetahuan OR 3,3161 untuk wilayah ANC tinggi, sedangkan untuk wilayah ANC rendah adalah pekerjaan
ibu OR 21,6495. Penelitian Zachri 2001 mendapatkan hasil bahwa ada hubungan antara
pengetahuan ibu dengan rujukan ibu hamil risiko tinggi p=0,000. Responden yang tidak memanfaatkan rujukan persalinan persentasenya lebih tinggi ibu yang memiliki
pengetahuan rendah 67,5 dibandingkan dengan ibu yang mempunyai pengetahuan tinggi 40,7.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Nursalam 2007 bahwa pada umumnya orang yang berpengetahuan baik akan berperilaku yang baik pula sesuai dengan apa yang diketahuinya dan tahu
apa manfaat yang diperoleh dari perilaku tersebut, sebaliknya orang yang berpengetahuan kurang akan berperilaku kurang baik pula karena tidak mengetahui
tentang tujuan, manfaat dalam melakukan ANC. Menurut Fisbein yang dikutip oleh Ndama 2002 bahwa adanya pengetahuan
tentang manfaat suatu program kesehatan misalnya manfaat pelayanan antenatal untuk deteksi dini preeklampsia menyebabkan seorang ibu hamil mempunyai sikap
yang positif dan akan mempengaruhi ibu tersebut untuk memanfaatkan pelayanan antenatal.
Ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik mengenai pemanfaatan ANC untuk deteksi dini preeklampsia merupakan dasar untuk dapat mengaplikasikannya
dalam tindakan secara nyata, sedangkan ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang baik, dapat mempengaruhi kesehatan kehamilannya karena tidak melakukan
pemeriksaan kehamilan secara benar. Salah satu gangguan kehamilan yang dapat terjadi pada masa kehamilan adalah preeklampsia.
5.3. Pengaruh Persepsi terhadap Pemanfaatan ANC untuk Deteksi Dini