Etiologi Preeklampsia Preeklampsia 1. Pengertian

pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa Wiknjosastro, 2005. Preeklampsia merupakan sindrom spesifik-kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria Cunningham et al, 2005. Preeklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias yaitu hipertensi, proteinuria yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma, ibu tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vascular atau hipertensi sebelumnya Mochtar, 2008. Kejadian preeklampsia dan eklampsia bervariasi di setiap negara bahkan pada setiap daerah. Dijumpai berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya preeklampsia dan eklampsia diantaranya jumlah primigravida, terutama primigravida muda, distensi rahim berlebihan hidramnion, hamil kembar, mola hidatidosa, penyakit yang menyertai hamil seperti diabetes melitus, kegemukan, jumlah usia ibu lebih dari 35 tahun, preeklampsia berkisar antara 3- dari kehamilan yang dirawat Manuaba, 2010.

2.1.5.2. Etiologi Preeklampsia

Penyebab preeklampsia saat ini tidak dapat diketahui dengan pasti, walaupun penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian maju. Semuanya baru didasarkan pada teori yang dihubung-hubungkan dengan kejadian. Itulah Universitas Sumatera Utara sebabnya preeklampsia disebut juga “disease of theory”, gangguan kesehatan yang berasumsi pada teori. Menurut Rukiyah 2011, adapun teori-teori tersebut antara lain: 1. Peran prostasiklin dan tromboksan Pada preeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga terjadi penurunan produksi prostasiklin yang pada kehamilan normal meningkat, aktivasi penggumpalan dan fibrinolisis, yang kemudian akan diganti trombin dan plasmin. Trombin akan mengkonsumsi antitrombin III, sehingga terjadi deposit fibrin. Aktivasi trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan dan serotonin, sehingga terjadi vasopasme dan kerusakan endotel. 2. Peran faktor imunologis Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat diterangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan berikutnya. Fierlie FM 1992 mendapatkan beberapa data yang mendukung adanya sistem imun pada penderita preeklampsia-eklampsia: beberapa wanita dengan preeklampsia-eklampsia mempunyai kompleks imun dalam serum, beberapa studi juga mendapatkan adanya aktivasi sistem komplemen pada preeklampsia-eklampsia diikuti proteinuria. Stirat 1986 menyimpulkan meskipun ada beberapa pendapat menyebutkan bahwa sistem imun humoral dan aktivitas komplemen terjadi pada Universitas Sumatera Utara preeklampsia-eklampsia, tetapi tidak ada bukti bahwa sistem imunologi bisa menyebabkan preeklampsia-eklampsia. 3. Faktor genetik Beberapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian preeklampsia-eklampsia antara lain: 1 Preeklampsia hanya terjadi pada manusia, 2 Terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi preeklampsia-eklampsia pada anak-anak dari ibu yang menderita preeklampsia-eklampsia, 3 Kecende- rungan meningkatnya frekuensi pada preeklampsia-eklampsia pada anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat preeklampsia-eklampsia dan bukan pada ipar mereka, 4 Peran Renin-Angiotensin-Aldosteron System RAAS.

2.1.5.3. Patofisiologi Preeklampsia

Dokumen yang terkait

Determinan Pemanfaatan Pelayanan KB MKJP di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Langkat Tahun 2015

4 55 139

Perspektif Gender Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kabupaten Langkat

3 55 133

Pengaruh Karakteristik Ibu Hamil Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Antenatal K4 di Kelurahan Tg. Jati Wilayah Kerja Puskesmas Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2004

1 23 74

Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura kabupaten Langkat Tahun 2008

5 71 83

PENGARUH KELAS PRE-NATAL TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA Pengaruh Kelas Pre-Natal Terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 2 16

B. Pendidikan terakhir responden : 1. Tidak sekolah Tidak tamat SD - Determinan Pemanfaatan Pelayanan KB MKJP di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Langkat Tahun 2015

0 0 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Determinan Pemanfaatan Pelayanan KB MKJP di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Langkat Tahun 2015

0 0 32

BAB I PENDAHULUAN - Determinan Pemanfaatan Pelayanan KB MKJP di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Langkat Tahun 2015

0 0 11

DETERMINAN PEMANFAATAN PELAYANAN KB MKJP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTAI CERMIN KECAMATAN TANJUNG PURA LANGKAT TAHUN 2015

0 0 17

Perspektif Gender Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kabupaten Langkat

0 1 24