53 lahan sambil fase gerak terus ditambah. Eluat yang keluar ditampung dalam vial,
masing-masing sebanyak 5 ml. Hal ini dilakukan sampai eluat memberikan hasil negatif terhadap pereaksi Liebermann-Burchard. Hasil dipantau dengan
kromatografi lapis tipis menggunakan fase gerak n-heksan:etilasetat 80:20, penampang bercak Liebermann-Burchard. Untuk eluat yang mempunyai pola
kromatogram yang sama digabung menjadi satu. Kromatogram KLT hasil kromatografi kolom dapat lihat pada Lampiran 12, halaman 67.
3.11 Isolasi Senyawa SteroidTriterpenoid Hasil Kromatografi Kolom
Terhadap fraksi hasil kromatografi kolom yang memberikan bercak sama berwarna merah ungu dilakukan isolasi secara KLT preparatif, sebagai penampak
bercak digunakan pereaksi Liebermann-Burchard dan sebagai fase gerak digunakan n-heksan:etilasetat 80:20 dan fase diam silika gel GF
254
. Cara kerja:
Fraksi ditotolkan berupa pita pada jarak 2 cm dari tepi bawah plat KLT berukuran 20x20 cm yang telah diaktifkan, setelah kering plat KLT dimasukkan
ke dalam bejana yang telah jenuh dengan uap fase gerak, pengembang dibiarkan naik membawa komponen yang ada, setelah mencapai batas pengembangan plat
dikeluarkan dari bejana lalu dikeringkan. Bagian tengah plat ditutup dengan kaca yang bersih sedangkan pada sisi kanan dan kiri plat disemprot dengan penampak
bercak Liebermann-Burchard kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 110
℃. Bagian tengah plat yang sejajar dengan bercak berwarna merah ungu dikerok dan dikumpulkan, direndam dengan metanol satu malam lalu disaring
kemudian pelarutnya diuapkan, kemudian dilakukan uji kemurnian dengan KLT
Universitas Sumatera Utara
54 terhadap isolat yang diperoleh. Kromatogram KLT preparatif dapat dilihat pada
Lampiran 13, halaman 68.
3.12 Uji Kemurnian Terhadap Kristal Hasil Isolasi
Terhadap isolat hasil isolasi dilakukan KLT 2 arah menggunakan fase gerak n-heksan:etilasetat 80:20 dan toluen:etilasetat 90:10.
Cara kerja: Isolat ditotolkan pada plat pra lapis silika gel GF
254
ukuran 10x10 lalu dielusi memakai fase gerak I yaitu n-heksan:etilasetat 80:20 hingga mencapai
batas pengembangan, kemudian plat dikeluarkan dari dalam bejana dan dikeringkan, setelah plat kering dielusi kembali dengan arah yang berbeda 90
℃ memakai fase gerak II yaitu toluen:etilasetat 90:10, disemprot dengan memakai
penampak bercak Liebermann-Burchard, setelah itu plat dipanaskan pada suhu 105
℃ selama 10 menit lalu diamati warna yang terbentuk. Hasil KLT dua arah dan harga Rf dapat dilihat pada Lampiran 14, halaman 69.
3.13 Karakterisasi Isolat