51 dan dihitung harga Rf pada semua bercak. Fase gerak yang menghasilkan noda
bercak paling banyak adalah fase gerak yang terbaik. Kromatogram dan harga Rf dari fraksi n-heksan pucuk labu siam Sechium edule Jacq. Sw. dapat dilihat
pada Lampiran 9, halaman 64.
3.9 Pemisahan Ekstrak n-Heksan Dengan KCV
Kromatografi cair vakum KCV merupakan kromatografi yang dilakukan untuk memisahkan golongan senyawa metabolit sekunder secara kasar dengan
menggunakan silika gel sebagai adsorben dan berbagai perbandingan pelarut n-heksan:etilasetat elusi gradien dan menggunakan pompa vakum untuk
memudahkan penarikan eluen Hostettmann, et al, 1995.
Ekstrak n-heksan difraksinasi secara KCV menggunakan pelarut landaian n-heksan:etilasetat dengan perbandingan 100:0, 95:5, 90:10, 85:15, 80:20,
75:25, 70:30, 65:35, 60:40, 55:45, 50:50 dan 100:0, 90:10, 80:20, 70:30, 60:40, 50:50, 40:60, 30:70, 20:80, 10:90, 0:100.
Cara kerja: Sebagai kolom digunakan corong Buchner kaca masir, ke dalam corong
Buchner kaca masir dimasukkan kertas saring lalu dimasukkan silika gel 60 H yang dikemas dalam keadaan kering, lalu di atasnya ditutup kembali dengan
kertas saring. Alat vakum dihidupkan untuk memperoleh kerapatan yang maksimum. Kemudian cuplikan yang telah dicampur dengan silika gel 60 H
dimasukkan pada bagian atas kolom yang disebar secara merata, lalu di atasnya diletakkan kertas saring. Alat vakum dihidupkan kembali. Sampel dielusi dengan
pelarut mulai dari kepolaran rendah lalu kepolaran ditingkatkan perlahan-lahan
Universitas Sumatera Utara
52 dan kolom dihisap sampai kering pada setiap pengumpulan fraksi Hostettmann,
et al, 1995. Kromatogram KLT hasil KCV dapat dilihat pada Lampiran 10 dan 11, halaman 65 sampai 66.
3.10 Pemisahan Ekstrak n-Heksan Dengan Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom dipakai untuk memperoleh komponen campuran dalam jumlah yang memadai mg sampai g dalam keadaan murni sehingga
komponen itu dapat dicirikan lebih lengkap atau dipakai pada reaksi berikutnya Gritter, 1991.
Kandungan kimia yang terdapat dalam ekstrak n-heksan dipisahkan secara kromatografi kolom menggunakan pelarut isokratik n-heksan:etilasetat 80:20.
Fase diam silika gel 60 H ukuran partikel 0,063-0,200 mm mesh 70-230 ASTM.
Cara kerja: Seperangkat alat kromatografi kolom dipasang sedemikian rupa dan pada
dasar kolom dimasukkan kapas yang telah bebas dari lemak, kemudian dimasukkan larutan fase gerak. Silika gel 60 H dibuat bubur dengan larutan fase
gerak sampai bebas gelembung udara, kran dibuka kemudian bubur silika dimasukkan kedalam kromatografi kolom secara perlahan-lahan sambil dinding
kolom diketuk-ketuk dan fase gerak tetap dialiri sampai silika gel turun, lalu didiamkan sampai kolom kompak, selanjutnya fase gerak turun sampai setinggi
lebih kurang 1cm diatas fase diam, kran ditutup. Lalu lapisi bagian atas dengan kertas saring kemudian fraksi n-heksan yang sebelumnya telah dicampur dengan
silika gel 60 H dimasukkan ke dalam bejana kromatografi kolom sambil fase gerak ditambah sedikit demi sedikit, setelah sampel turun kran dibuka perlahan-
Universitas Sumatera Utara
53 lahan sambil fase gerak terus ditambah. Eluat yang keluar ditampung dalam vial,
masing-masing sebanyak 5 ml. Hal ini dilakukan sampai eluat memberikan hasil negatif terhadap pereaksi Liebermann-Burchard. Hasil dipantau dengan
kromatografi lapis tipis menggunakan fase gerak n-heksan:etilasetat 80:20, penampang bercak Liebermann-Burchard. Untuk eluat yang mempunyai pola
kromatogram yang sama digabung menjadi satu. Kromatogram KLT hasil kromatografi kolom dapat lihat pada Lampiran 12, halaman 67.
3.11 Isolasi Senyawa SteroidTriterpenoid Hasil Kromatografi Kolom