Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Golongan senyawa kimia simplisia pucuk labu siam Sechii edulei herba adalah flavonoid, steroidtriterpenoid, tanin, glikosida, dan saponin. b. Hasil karakterisasi simplisia pucuk labu siam Sechii edulei herba diperoleh kadar air 3,99, kadar sari yang larut dalam air 33,45, kadar sari yang larut dalam etanol 10,09, kadar abu total 4,13 dan kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,96. c. Hasil spektrofotometer sinar ultraviolet isolat memberikan panjang gelombang maksimum 207,5 nm. Hasil spektrofotometer sinar infrared menunjukkan adanya gugus –OH, C-H alifatis, C=O, C=C, -CH 2, -CH 3 dan C-O menunjukkan adanya senyawa triterpenoid.

5.2 Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan elusidasi struktur terhadap senyawa steroidtriterpenoid pada pucuk labu siam Sechium edule Jacq.Sw., dan menguji aktivitas farmakologinya. Universitas Sumatera Utara 64 DAFTAR PUSTAKA Anonim 1 . 2010. KhasiatManfaat Jipang atau Labu Siam Sechium edule. Theodoradessy.Blogdetik.comindex.php201011khasiat–manfaat- jipang-atau-labu-siem-sechium-edule. Diakses tanggal 14 Mei 2012. Anonim 2 . 2012. Manfaat Labu Siam. http:Indra95.Wordpress.com2020202Manfaat-Labu-Siam. Diakses tanggal 15 Juli 2012. Anonim 3 . 2011. Tanin. www.nadjeeb.wordpress.com. Diakses tanggal 26 Juli 2012. Anonim 4 . 2011. Alkaloid. http:asia-musfikah.blogspot.com201110alkaloid.html. Diakses tanggal 26 Juli 2012. Depkes. 1999. Cara Pengelolaan Simplisia yang Baik. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Hal. 3-4. Depkes. 1979. Materia Medika Indonesia. Jilid III. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Hal. 134-135, 141. Depkes. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 10, 19, 21. Depkes. 1989. Materia Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Hal. 41-45. Depkes. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 300-304, 306. Depkes. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 1-11. Farnsworth, N.R. 1966. Biological and Phytochemical Screening of Plant. Journal of Pharmaceutical Sciences. 553: 262-263. Gritter, R.J., Bobbitt, J., dan Schwarting, A.E. 1991. Pengantar Kromatografi. Penerjemah: Kokasih Padmawinata. Edisi 2. Bandung: ITB. Hal. 107- 146. Gunawan, D., dan Sri, M. 2002. Ilmu Obat Alam Farmakognosi. Jilid I. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 88-90. Universitas Sumatera Utara 65 Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Penerjemah: Kokasih Padmawinata, dan Iwang Soediro. Edisi 2. Bandung: ITB. Hal. 102-103, 147-149, 234. Hostettmann, K., Hostettmann, M., dan Marston, A. 1995. Cara Kromatografi Preparatif: Penggunaan pada Isolasi Senyawa Alam. Penerjemah: Kokasih Padmawinata. Bandung: ITB. Hal. 9-12, 33-34. Markham, R.K. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Bandung: ITB. Hal. 2. Marliana, D.S., Suryanti, V., dan Suyono. 2005. Skrining Fitokimia dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam Sechium edule Jacq. Swartz dalam Ekstrak Etanol. Biofarmasi. 31: 26-31. Noerdin, D. 1985. Elusidasi Struktur Senyawa Organik dengan Cara Spektroskopi Ultralembayung dan Inframerah. Bandung: Angkasa. Hal. 1, 106, 111. Pratiwi, S.I.R. 2011. Karakterisasi Simplisia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-Heksan, Etil Asetat, dan Etanol Herba Labu Siam Sechium edule Jacq. Sw. dengan Metode DPPH. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi USU. Prahasta, A. 2009. Budidaya Usaha Pengolahan Agribisnis Labu Siam. Bandung: CV Pustaka Grafika. Hal. 2-6. Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerjemah: Kokasih Padmawinata. Bandung: ITB. Hal. 123-157, 191. Rohman, A. 2009. Kromatografi Untuk Analisis Obat. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal. 51. Supriatno dan Sulaiman, F.S. 2011. Total Phenolic Content and Antioxidant Activities of Extracts Chayote Sechium edule Jacq. Swartz Fruit. Tesis. Malaysia: Universitas Sains Malaysia. Hal. 882. Sastrohamidjojo, H. 1985. Kromatografi. Yogyakarta: Liberty. Hal. 1-28, 160- 162. Sirait, M. 2007. Penuntun Fitokimia Dalam Farmasi. Bandung: ITB. Hal. 158, 129-142. Stahl. 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopik. Penerjemah: Kokasih Padmawinata, dan Iwang Soediro. Bandung: ITB. Hal. 3-18. World Health Organization. 1992. Quality Control Methods for Medicinal Plant Materials. WHO PHARM 92.559. Switzerland: Geneva Press. Hal.25- 28. Universitas Sumatera Utara 66 Wasito, H. 2011. Obat Tradisional Kekayaan Indonesia. Ed. 1. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal. 1. Universitas Sumatera Utara 67 Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan Universitas Sumatera Utara 68 Lampiran 2. Bagan kerja penelitian Pucuk labu siam Dicuci Ditiriskan lalu ditimbang Dikeringkan hingga kering Diserbuk Serbuk simplisia pucuk labu siam Ditimbang serbuk simplisia Diekstraksi dengan etanol 96 Ekstrak Etanol Diekstraksi cair-cair dengan n- heksan Diisolasi secara kromatografi cair vakum dengan fase gerak gradien dan kolom dengan fase gerak isokratik, serta diKLT Diisolasi secara kromatografi preparatif, kemudian di KLT 2 arah Isolat Diidentifikasi dengan UV dan IR Spektrum Simplisia Universitas Sumatera Utara 69 Lampiran 3. Bagian makroskopik tumbuhan dari pucuk labu siam Sechium edule Jacq. Sw. Tumbuhan labu siam Sechium edule Jacq. Sw. Pucuk labu siam Sechium edule Jacq. Sw. Universitas Sumatera Utara 70 Lampiran 3. Lanjutan Simplisia pucuk labu siam Sechii edulei herba Serbuk simplisia pucuk labu siam Sechii edulei herba Universitas Sumatera Utara 71 Lampiran 4. Gambar mikroskopik dari pucuk labu siam Sechium edule Jacq. Sw. Serbuk simplisia pucuk labu siam Sechii edulei herba Keterangan: 1. Kutikula 2. Epidermis 3. Jaringan palisade 4. Lapisan bunga karang 5. Stomata tipe parasitik 6. Berkas pengangkut 7. Rambut penutup 1 2 3 4 5 6 7 Universitas Sumatera Utara 72 Lampiran 4.Lanjutan Penampang melintang daun muda segar pucuk labu siam Sechium edule Jacq. Sw. Keterangan : 1. Kutikula 2. Epidermis atas 3. Jaringan palisade 4. Lapisan bunga karang 5. Epidermis bawah 6. Xilem 7. Stomata 8. Floem 9. Rambut penutup 1 2 3 4 5 6 7 9 8 Universitas Sumatera Utara 73 Lampiran 4. Lanjutan Penampang melintang jaringan batang segar pucuk labu siam Sechium edule Jacq. Sw. Keterangan : 1. Kutikula 6. Floem luar 2. Epidermis 7. Kambium 3. Kolenkim 8. Xilem 4. Sklerenkim 9. Parenkim penghubung 5. Parenkim 10. Floem dalam 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Universitas Sumatera Utara 74 Lampiran 5. Bagan skrining fitokimia dan karakterisasi serbuk simplisia Dicuci Ditiriskan Dikeringkan diangin-anginkan Dihaluskan Pucuk labu siam S i m p l i s i a Serbuk Simplisia Skrining Fitokimia Karakterisasi Serbuk Simplisia Pembuatan Ekstrak - Alkaloida - Flavonoida - Saponin - Tanin - Glikosida - Antrakuinon - SteroidaTriterpenoida - Pemeriksaan Mikroskopik - Pemeriksaan Makroskopik - Penetapan kadar air - Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol - Penetapan kadar sari yang larut dalam air - Penetapan kadar abu total - Penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam Universitas Sumatera Utara 75 Lampiran 6. Bagan pembuatan ekstrak etanol pucuk labu siam Sechium edule Jacq. Sw. 300 g serbuk simplisia Dimasukkan ke dalam bejana Direndam dengan etanol sebanyak 2250 ml , ditutup Dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sesekali diaduk Disaring Maserat Ampas Dicuci dengan etanol 96 secukupnya hingga 3000 ml Pindahkan kedalam bejana tertutup, digabung Dibiarkan ditempat sejuk terlindung dari cahaya,selama 2 hari Enap tuangkan atau disaring Ekstrak cair Dipekatkan dengan alat rotary evaporator pada suhu 40 ℃ Ekstrak kental Dikeringkan dengan alat freeze dryer Maserat 300 g serbuk simplisia Dimasukkan ke dalam bejana Direndam dengan etanol sebanyak 2250 ml, ditutup Dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sesekali diaduk Disaring Maserat Ampas Dicuci dengan etanol 96 secukupnya hingga 3000 ml Pindahkan kedalam bejana tertutup, digabung Dibiarkan ditempat sejuk terlindung dari cahaya, selama 2 hari Enap tuangkan atau disaring Ekstrak cair Dipekatkan dengan alat rotary evaporator pada suhu 40 ℃ Ekstrak kental Dikeringkan dengan alat freeze dryer Maserat Universitas Sumatera Utara 76 Lampiran 7. Bagan ekstraksi cair-cair ekstrak etanol Ekstrak Ditambahkan 100 ml air panas, dihomogenkan Ditambah 40 ml etanol Dimasukkan ke dalam corong pisah Diekstrasi dengan 100 ml n-heksan sebanyak 3 kali Fraksi air Fraksi n-heksan di k k Universitas Sumatera Utara 77 Lampiran 8. Isolasi steroidtriterpenoid dari fraksi n-heksan pucuk labu siam Sechium edule Jacq. Sw. 100:0 95:5 90:10 85:15 80:20 75:25 70:30 65:35 60:40 55:45 50:50 100:0 90:10 70:30 60:40 50:50 40:60 30:70 20:80 10:90 0:100 Fraksi n-Heksan 11 fraksi Di KCV dengan fase gerak n-heksan:etilasetat secara gradien dan fase diam silika gel 60 H Di KCV dengan fase gerak n heksan :etilasetat secara gradien dan fase diam silika gel 60 H 11 fraksi Di kromatografi kolom dengan fase gerak n-heksan:etilasetat 80:20 dan fase diam silika gel 60 H Fraksi-fraksi 85 vial 80:20 Digabung Universitas Sumatera Utara 78 Lampiran 8. Lanjutan Fraksi yang sama digabung Di KLT preparatif Masing-masing dikerok Direndam dengan metanol 20 ml dan disaring Dicuci dengan metanol dingin KLT dua arah UV dan IR Fraksi-fraksi 85 vial F1-9 F10-14 F15-18 F19-23 F24-26 F27-30 F31-39 F40-79 F80-85 Dua noda isolat residu filtrat Satu noda Isolat murni Spektrum isolat Universitas Sumatera Utara 79 Lampiran 9. Kromatogram dan harga Rf dari fraksi n-heksan pucuk labu siam Sechium edule jacq. sw. Keterangan: Fase diam silika gel GF 254 , fase gerak n-heksan-etilasetat 80:20 penampak bercak Liebermann-Burchard, tp=titik penotolan, bp=batas pengembangan, V= vial V 3 adalah fase gerak yang terbaik. Harga Rf kromatogram fraksi n-heksan pucuk labu siam Sechium edule Jacq. Sw. Fase gerak Harga Rf n-heksan:etilasetat 100:0 1=0,35 2=1 n-heksan:etilasetat 90:10 1=0,18 2=0,26 3=0,39 n-heksan:etilasetat 80:20 1=0,25 2=0,38 3=0,59 4=0,73 n-heksan:etilasetat 70:30 1=0,91 n-heksan:etilasetat 60:40 1=0,96 tp bp 100:0 90:10 80:20 70:30 60:40 V 1 V 2 V 3 V 4 V 5 Universitas Sumatera Utara 80 Lampiran 10. Kromatogram cair vakum I dari hasil ekstraksi cair-cair Keterangan: Fase diam silika gel GF 254 , fase gerak n-heksana:etilasetat 80:20, penampak bercak Liebermann-Burchard, tp= titik penotolan, bp= batas pengembangan, V= vial V 8 , V 9 , V 10 , dan V 11 digabung. bp tp 100:0 95:5 90:10 85:15 80:20 75:25 70:30 65:35 60:40 55:45 50:50 V 1 V 2 V 3 V 4 V 5 V 6 V 7 V 8 V 9 V 10 V 11 Universitas Sumatera Utara 81 Lampiran 11. Kromatogram cair vakum II dari fraksi KCV I yang digabung Keterangan: Fase diam silika gel GF 254 , fase gerak n-heksan:etilasetat 80:20, penampak bercak Liebermann-Burchard, tp=titik penotolan, bp=batas pengembangan, F=fraksi F 3 dikromatografi kolom. 100:0 90:10 80:20 70:30 60:40 50:50 40:60 30:70 20:80 10:90 0:100 F 1 F 2 F 3 F 4 F 5 F 6 F 7 F 8 F 9 F 10 F 11 bp tp Universitas Sumatera Utara 82 Lampiran 12. Kromatogram kolom dari fraksi KCV II F 3 Keterangan: Fase diam silika gel GF 254 , fase gerak n-heksana:etilasetat 80:20, penampak bercak Liebermann-Burchard, tp=titik penotolan, bp=batas pengembangan, F=fraksi F 10 -F 14 digabung. F 1 F 4 F 7 F 10 F 13 F 16 F 19 F 22 F 25 F 28 F 31 F 34 F 37 F 40 F 43 F 46 F 49 F 52 F 55 F 58 F 61 F 64 F 67 F 70 F 73 F 76 F 79 F 82 F 85 bp tp tp bp Universitas Sumatera Utara 83 Lampiran 13. KLT preparatif dari fraksi kolom F 10 -F 14 Keterangan: Fase diam silika gel GF 254 , fase gerak n-heksan:etilasetat 80:20, penampak bercak Liebermann-Burchard, tp=titik penotolan, bp=batas pengembangan, mu= merah ungu, hj= hijau kekuningan, km= kuning merah. tp bp mu hk km Universitas Sumatera Utara 84 Lampiran 14. KLT dua arah dan harga Rf dari isolat murni A2 bp2 bp1 A1 tp Keterangan: Fase diam silika gel GF 254 , fase gerak I=n-heksana:etilasetat 80:20, fase gerak II=toluen:etilasetat 90:10, penampak bercak Liebermann-Burchard, tp=titik penotolan, bp1=batas pengembangan pertama, bp2=batas pengembangan kedua, A1=arah pertama, A2 =arah kedua, mu= merah ungu. Harga Rf KLT dua arah Fase gerak Harga Rf n-Hekasan:etilasetat 80:20 - toluen:etilasetat 90:10 0,35 mu Universitas Sumatera Utara 85 A bs . 1 No. PV Wavelength Abs. Description 1 207.50 2.868 Lampiran 15. Panjang gelombang isolat pucuk labu siam Sechium edule Jacq. Sw. 3.153 3.000 2.000 1.000 0.000 -0.264 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 nm. Universitas Sumatera Utara 86 .09 8 52 .72 17 10 .86 16 41 42 15 62 .34 14 48 .54 13 79 .10 60 .85 10 02 .98 Lampiran 16. Spektrum isolat T 52.5 r T a 45 n s 37.5 m i 30 t a 22,5 n 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 Pucuk Labu Siam IR 1cm No Peak Intensity Corr. Intensity Base H Base L Area Corr. Area 1 1002.98 21.804 1.555 1022.27 941.26 50.534 0.778 2 1060.85 20.494 2.114 1091.71 1024.2 44.952 1.35 3 1379.1 24.262 0.105 1381.03 1363.67 10.644 0.009 4 1448.54 23.955 1.728 1481.33 1429.25 31.53 1.092 5 1562.34 28.162 0.194 1564.27 1546.91 9.493 0.036 6 1641.42 22.166 0.322 1660.71 1633.71 17.588 0.119 7 1710.86 22.364 0.08 1712.79 1689.64 14.874 0.048 8 2852.72 20.968 0.828 2866.22 2690.7 107.23 0.235 9 2924.09 19.692 0.868 2941.44 2879.72 42.54 0.525 10 3414 18.671 0.089 3417.86 3406.29 8.421 0.014 Universitas Sumatera Utara 87 Lampiran 17. Perhitungan hasil penetapan kadar a. Perhitungan hasil penetapan kadar air 1.Sampel I Berat sampel = 5,001 g Volume air = 0,2 ml Kadar air = 0,2 5,0019 x 100 = 3,99 2.Sampel II Berat sampel = 5,0021 g Volume air = 0,2 ml Kadar air = 0,2 5,0021 x 100 = 3,99 3.Sampel III Berat sampel = 5,0010 g Volume air = 0,2 ml Kadar air = 0,2 5,0010 x 100 = 3,99 Kadar air rata-rata = 3,99+3,99+3,99 3 = 3,99

b. Perhitungan hasil penetapan kadar sari yang larut dalam air

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Isolasi Senyawa Steroid/Triterpenoid Dari Fraksi N-Heksana Daun Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lam.)

5 73 99

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Isolasi Senyawa Steroid/Triterpenoid Dari Ekstrak N-Heksan Rumput Laut Turbinaria Ornata (Turner) J. Agardh

11 91 78

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Pucuk Daun Labu Kuning (Cucurbita moschata Duch.) Dan Herba Peleng (Spinacia oleracea L.) Serta Herba Sabi (Brassica rapa L.)

3 78 102

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Isolasi Steroid/Triterpenoid Dari Ekstrak Etanol Pucuk Labu Siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.)

8 68 94

Karakterisasi Simplisia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-Heksan, Etil Asetat dan Etanol Daun Muda Dari Labu Siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.) Dengan Metode DPPH

2 51 58

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Isolasi Senyawa Steroid/Triterpenoid Dari Fraksi N-Heksana Daun Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lam.)

0 0 26

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Isolasi Senyawa Steroid/Triterpenoid Dari Fraksi N-Heksana Daun Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lam.)

0 1 23

KATA PENGANTAR - Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Isolasi Senyawa Steroid/Triterpenoid Dari Fraksi N-Heksana Daun Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lam.)

0 0 15

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Isolasi Senyawa Steroid/Triterpenoid Dari Ekstrak N-Heksan Rumput Laut Turbinaria Ornata (Turner) J. Agardh

0 1 22

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Isolasi Senyawa Steroid/Triterpenoid Dari Ekstrak N-Heksan Rumput Laut Turbinaria Ornata (Turner) J. Agardh

1 1 14