pegawai kantoran membeli gorengan di lokasi ini. Melihat keadaan tersebut, muncul dugaan bahwa lalu lintas dan berhentinya kendaraan bermotor disekitar persimpangan
tersebut dapat mengakibatkan pencemaran minyak goreng oleh asap kendaraan yang mengandung timbal Pb, hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengetahui
kandungan timbal Pb pada minyak sebelum dan susudah penggorengan yang digunakan pedagang gorengan sekitar kawasan traffic light Kota Medan tahun 2012.
1.2. Rumusan Masalah
Pada kawasan jalan raya, timbal Pb dapat mencemari makanan jajanan pinggir jalan. Makanan pinggir jalan tersebut umumnya menggunakan minyak
goreng, sehingga diperlukan analisa mengenai kandungan timbal Pb pada minyak sebelum dan sesudah penggorengan yang digunakan pedagang gorengan sekitar
kawasan traffic light Kota Medan Tahun 2012.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan timbal Pb pada minyak sebelum dan sesudah penggorengan yang digunakan pedagang gorengan sekitar kawasan traffic light Kota
Medan tahun 2012.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kadar logam timbal Pb dalam minyak sebelum
penggorengan. b.
Untuk mengetahui kadar logam timbal Pb dalam minyak sesudah penggorengan.
c. Untuk mengetahui kadar timbal Pb pada minyak goreng tersebut apakah
memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makananan
Republik Indonesia Nomor HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009. d. Untuk mengetahui perilaku pedagang gorengan tentang paparan timbal Pb.
1.4. Manfaat Penelitian
a. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai informasi seberapa aman makanan gorengan yang dijual dipinggir jalan Kota Medan.
b. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang kandungan cemaran timbal Pb pada minyak goreng, khususnya cara penentuan kadar timbal Pb
pada minyak goreng tersebut. c. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya sehingga penelitian ini dapat
digunakan untuk berbagai keperluan dan dapat bermanfaat.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pencemaran Udara
Udara yang bersih adalah udara yang tidak mengandung uap atau gas dari bahan-bahan kimia beracun Darmono, 1995. Senada dengan itu, Wardhana 2001
mengatakan bahwa terjadinya pencemaran udara karena adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan komposisi
udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan
mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang. Bila keadaan tersebut terjadi, maka udara dikatakan telah tercemar.
Sebenarnya udara sendiri cenderung mengalami pencemaran oleh kehidupan dan kegiatan manusia serta proses alam lainnya. Dalam batas-batas tertentu, alam
mampu membersihkan udara dengan cara membentuk suatu keseimbangan ekosistem yang disebut removal mechanism. Proses yang terjadi dapat berupa pergerakan udara,
hujan, sinar matahari, dan fotosintesis tumbuh-tumbuhan. Pada suatu keadaan ketika pencemaran yang terjadi melebihi kemampuan alam unutk membersihkan dirinya
sendiri, pencemaran itu akan membahayakan kesehatan manusia dan memberikan dampak yang luas terhadap fauna, flora dan ekosistem yang ada Chandra, 2007.
Menurut Chandra 2007, sumber-sumber pencemaran udara dapat dibagi dalam dua kelompok besar, sumber alamiah dan akibat perbuatan manusia seperti
berikut:
8
Universitas Sumatera Utara