Minyak Mulai Dipakai Jenis Kuali Banyaknya Aktivitas Menggoreng Pencemaran udara adalah banyaknya

Pedagang paling lama berjualan ada di persimpangan Aksara Medan 12 jam dan yang paling sebentar di persimpangan Komplek TASBI Medan 7 jam.

4.3. Hasil Penelitian

4.3.1. Data Umum Mengenai Penggorengan a. Jenis dan Sumber Minyak

Seluruh pedagang 100 mengaku bahwa jenis minyak yang mereka gunakan adalah minyak kelapa sawit dan bersumber dari minyak goreng curah yang biasa ditemukan di pasar-pasar tradisional, grosir dan agen-agen minyak.

b. Minyak Mulai Dipakai

Berikut adalah data mengenai kapan minyak mulai digunakan untuk menggoreng oleh lima pedagang di lima persimpangan yang berbeda: Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Pemakaian Minyak Goreng Sebelum Digunakan No. Minyak Mulai Dipakai Jumlah 1 Minyak baru 4 80.0 2 Minyak lama bekas 1 20.0 Jumlah 5 100.0 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 5 responden terdapat 4 orang 80 yang mengaku memakai minyak goreng yang masih baru, sementara hanya ada 1 orang 20 yang memakai minyak goreng lama atau sudah bekas pemakaian sebelumnya. Universitas Sumatera Utara

c. Jenis Kuali

Berikut adalah data mengenai jenis kualiwajan yang digunakan oleh lima pedagang di lima persimpangan yang berbeda: Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kuali yang Digunakan Untuk Menggoreng No. Jenis Kuali Jumlah 1 Alumunium 3 60.0 2 Besi 2 40.0 Jumlah 5 100.0 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 5 responden ada 3 orang 60 yang menggunakan bahan alumunium untuk jenis kuali penggorengannya, dan 2 orang 40 lainnya menggunakan kuali berbahan besi.

d. Banyaknya Aktivitas Menggoreng

Berikut adalah data perkiraan banyaknya penggorengan yang dilakukan lima pedagang gorengan di lima persimpangan traffic light: Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Banyaknya Aktivitas Menggoreng yang Dilakukan dalam Sehari No. Pedagang Lama berdagang jam Lama istirahat jam Menggoreng Frek.jam Maksimum 1 P1 9 ± 2 4-5 kali ≤35 kali 2 P2 11 ± 3 4-5 kali ≤40 kali 3 P3 8 ± 2 4-5 kali ≤30 kali 4 P4 7 ± 1 4-5 kali ≤30 kali 5 P5 12 ± 3 4-5 kali ≤45 kali Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 5 responden, pedagang gorengan yang paling banyak melakukan penggorengan adalah P5 ≤45 kali, sedangkan yang paling sedikit adalah P3 dan P4 masing-masing ≤30 kali. Universitas Sumatera Utara

e. Alasan Berjualan di Lokasi Persimpangan

Berikut adalah data responden berdasarkan alasan berjualan di lokasi persimpangan: Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Berjualan di Lokasi Persimpangan No. Alasan Berjualan di Lokasi Saat Ini Jumlah 1 Agar calon pembeli mudah melihat dan menjangkaunya 4 80.0 2 Tidak ada tempat lain 1 20.0 Jumlah 5 100.0 Tabel di atas menunjukkan bahwa ada sebanyak 4 responden 80 yang mengatakan alasan berjualan di persimpangan agar calon pembeli mudah melihat dan menjangkaunya, sedangkan hanya 1 responden 20 yang menjawab tidak ada tempat lain.

4.3.2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan kadar timbal Pb pada minyak goreng dilakukan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi kota Medan dengan menggunakan metode Spektropometri Serapan Atom SSA, dimana sampel minyak tersebut terlebih dahulu dilakukan proses destruksi basah. Hasil pemeriksaan kadar timbal Pb pada minyak sebelum dan sesudah penggorengan dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7. Hasil Pemeriksaan Kadar Timbal Pb Pada Minyak Sebelum dan Sesudah Penggorengan Serta Persentase Peningkatannya No. Pedagang Sebelum penggorengan Sesudah penggorengan Peningkatan Pb Batas Maksimum Ket. Pb Batas Maksimum Ket. 1 P1 0.0982 0.1 ppm MS 0.7881 0.1 ppm TMS 702.5 2 P2 0.0974 0.1 ppm MS 0.4783 0.1 ppm TMS 391.1 3 P3 0.3091 0.1 ppm TMS 0.8216 0.1 ppm TMS 165.8 4 P4 0.0876 0.1 ppm MS 0.3859 0.1 ppm TMS 340.5 5 P5 0.0965 0.1 ppm MS 0.5190 0.1 ppm TMS 437.8 Ket. : ppm = part per million MS = memenuhi syarat TMS = tidak memenuhi syarat Tabel di atas menunjukkan bahwa pada minyak sebelum penggorengan, kadar timbal Pb tertinggi adalah 0.3091 ppm dan terendah 0.0876 ppm. Sampel minyak sebelum penggorengan memenuhi syarat peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009, kecuali pada sampel P3 0.3091 ppm karena telah melebihi batas maksimum 0.1 ppm. Kadar timbal Pb tertinggi pada sampel minyak sesudah penggorengan adalah 0.8216 ppm dan terendah 0.3859 ppm. Seluruh sampel minyak sesudah penggorengan tidak memenuhi syarat karena melebihi batas maksimum 0.1 ppm. Tabel di atas juga menunjukkan adanya peningkatan kadar timbal Pb pada setiap sampel sesudah dilakukan penggorengan. Peningkatan tertinggi ada pada P1 702.5 , sedangkan terendah ada pada P3 165.8. Universitas Sumatera Utara

4.3.3. Data Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pedagang

Pertanyaan penelitian pada kuesioner merupakan pertanyaan seputar pengetahuan, sikap dan tindakan pedagang terhadap pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor.

4.3.3.1. Pengetahuan

Berikut adalah data mengenai pengetahuan responden tentang pencemaran udara pada dan kaitannya dengan penggorengan: Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Pencemaran Udara dan Kaitannya dengan Penggorengan No. Pengetahuan Responden Tahu Tidak Tahu

a. Pencemaran udara adalah banyaknya

asap dan debu dan bisa juga dari kendaraan bermotor 5 100.0 - b. Asap dapat menempel pada minyak goreng 3 60.0 2 40.0 c. Mengkonsumsi minyak yang terkandung dalam gorengan 4 80.0 1 20.0 Tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh responden 100 mengetahui pencemaran udara adalah banyak asap dan debu dari pabrik dan bisa juga dari kendaraan bermotor. Terdapat 3 responden 60 yang mengetahui bahwa asap kendaraan bermotor dapat menempel pada minyak ketika digunakan untuk menggoreng, sedangkan 2 lainnya 40 menjawab tidak tahu. Selain itu, ada sebanyak 4 responden 80 yang mengetahui bahwa ketika memakan gorengan berarti ikut mengkonsumsi minyak yang terkadung di dalamnya, dan hanya ada 1 responden 20 menjawab tidak tahu. Universitas Sumatera Utara

d. Syarat Lokasi Penggorengan