Jenis Penelitian Objek Penelitian Mekanisme Pengambilan Sampel Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran kadar timbal Pb pada minyak sebelum dan sesudah penggorengan yang digunakan pedagang gorengan sekitar kawasan traffic light Kota Medan tahun 2012.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi pengambilan sampel dilakukan di lima persimpangan jalan di Kota Medan. Kelima simpang tersebut adalah : a. Simpang Pos Padang Bulan Medan, selanjutnya disebut P1 b. Simpang Pinang Baris Selayang Medan, selanjutnya disebut P2 c. Persimpangan Terminal Amplas Medan, selanjutnya disebut P3 d. Persimpangan Komplek TASBI Medan, selanjutnya disebut P4 e. Persimpangan Aksara Medan, selanjutnya disebut P5 Adapun alasan pemilihan lokasi pengambilan tersebut adalah: 1. Lokasi tersebut banyak dikunjungi oleh pembeli khususnya anak sekolah dan mahasiswa untuk membeli makanan jajanan jenis gorengan, misalnya gorengan bakwan. 2. Pengolahan makanan jajanan tersebut dilakukan di pinggir jalan dan padat lalu lintas kendaraan bermotor yang jaraknya ±1 meter. 35 Universitas Sumatera Utara 3. Minyak goreng digunakan dalam waktu yang cukup lama dan kebanyakan tidak menggunakan penutup untuk menghalangai pajanan udara atau asap. Pemeriksaan kadar timbal Pb secara kualitatif dan kuantitatif dilakukan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan mulai bulan Mei sampai dengan Juli tahun 2012.

3.3. Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah minyak goreng yang digunakan oleh lima pedagang gorengan pada masing-masing persimpangan. Kelima persimpangan yang telah ditentukan merupakan kawasan traffic light dengan asumsi lokasi penjualan berada pada radius kurang 100 meter dari traffic light. Pada setiap pedagang diambil dua sampel minyak goreng berdasarkan waktu pemakaiannya, yakni sebelum dan setelah dipakai untuk menggoreng. Sehingga jumlah sampel adalah 10 minyak goreng.

3.4. Mekanisme Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan tehnik purposive sampling, dimana satuan sampel yang di pilih berdasarkan pertimbangan tertentu atau sengaja Notoadmojo, 2005. Pengambilan sampel dilakukan pada saat sebelum minyak dituangkan ke dalam kuali penggorengan dan setelah minyak digunakan pada penggorengan terakhir kalinya. Pengambilan sampel dilakukan di hari Jum’at dengan alasan pada hari sibuk tersebut banyak terdapat kendaraan bermotor yang melintas keluar masuk Kota Medan menjelang akhir pekan. Sampel sebelum dan sesudah penggorengan yang Universitas Sumatera Utara didapat adalah minyak yang digunakan di satu hari yang sama. Sampel minyak sebelum penggorengan diambil pada saat pedagang mulai berdagang atau sesaat sebelum minyak dituangkan ke dalam kuali penggorengan. Sedangkan sampel minyak sesudah penggorengan diambil setelah pedagang menggunakan minyak tersebut pada penggorengan terakhir kalinya. Sampel ini selanjutnya akan dibawa ke Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan untuk diperiksa baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

3.5. Metode Pengumpulan Data

3.5.1. Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan hasil pemeriksan sampel di Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan terhadap kadar timbal Pb pada minyak goreng. Pemeriksaan Laboratorium dengan menggunakan metode Spektropometri Serapan Atom SSA dilakukan untuk mengetahui kadar timbal Pb secara kuantitatif dan kualitatif. Sebelum diperiksa dengan SSA, sampel minyak harus didestruksi terlebih dahulu. Adapun beberapa larutan yang dapat digunakan adalah asam nitrat pekat, asam sulfat pekat.

3.6. Definisi Operasional

1. Pedagang gorengan adalah pedagang yang mengolah dan menjajakan gorengannya di lima persimpangan jalan, yakni simpang Pos Padang Bulan Medan, simpang Pinang Baris Selayang Medan, persimpangan Terminal Amplas, persimpangan Komplek TASBI Medan dan persimpangan Aksara Medan. Universitas Sumatera Utara 2. Minyak goreng adalah minyak yang dipakai pedagang untuk menggoreng berbagai jenis makanan jajanan. 3. Sebelum penggorengan adalah sesaat sebelum minyak dituangkan ke dalam kuali penggorengan. 4. Setelah penggorengan adalah minyak goreng yang telah dipakai pedagang untuk penggorengan terakhir kali. 5. Pemeriksaan kadar timbal Pb pada minyak goreng adalah pemeriksaan di laboratorium dengan metode Spektropometri Serapan Atom SSA untuk mengetahui kadar timbal Pb pada minyak goreng. 6. Kadar timbal Pb pada minyak goreng adalah banyaknya timbal Pb yang ditemukan pada sampel melalui pemeriksaan laboratorium dalam satuan ppm. 7. Perilaku pedagang adalah pengetahuan, sikap dan tindakan pedagang yang berhubungan dengan pencemaran makanan jajanan oleh asap kendaraan bermotor. 8. Batas Maksimum adalah Batas maksimum yang ditetapkan dalam Peraturan Kepala BPOM Republik Indonesia Nomor HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009 tentang penetapan batas maksimum cemaran mikroba dan kimia dalam makanan 9. Memenuhi syarat adalah jika kadar timbal Pb dalam minyak goreng berada di bawah Batas maksimum yang ditetapkan dalam Peraturan Kepala BPOM Republik Indonesia Nomor HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009 tentang penetapan batas maksimum cemaran mikroba dan kimia dalam makanan yaitu 0,1 ppm. Universitas Sumatera Utara 10. Tidak memenuhi syarat adalah jika kadar timbal Pb dalam minyak goreng berada di atas Batas maksimum yang ditetapkan dalam Peraturan Kepala BPOM Republik Indonesia Nomor HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009 tentang penetapan batas maksimum cemaran mikroba dan kimia dalam makanan yaitu 0,1 ppm.

3.7. Prosedur Kerja Pemeriksaan Timbal Pb