Syarat Lokasi Penggorengan HASIL PENELITIAN

d. Syarat Lokasi Penggorengan

Syarat lokasi pengolahan dan penjualan makanan yang sesuai dengan prinsip higiene dan sanitasi makanan mestinya harus terbebas dari pencemaran lingkungan, tidak hanya dari udara saja. Berikut adalah data pengetahuan responden berdasarkan syarat lokasi penggorengan : Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Syarat Lokasi Penggorengan No. Syarat Lokasi Penggorengan Jumlah 1 Lokasi harus pada daerah yang bebas pencemaran lingkungan 2 40.0 2 Lokasi pada daerah yang bebas debu 3 60.0 Jumlah 5 100.0 Tabel di atas menunjukkan bahwa ada sebanyak 2 responden 40 yang menjawab syarat lokasi penggorengan harus pada daerah yang bebas pencemaran lingkungan, sedangkan 3 lainnya 60 menjawab pada lokasi yang bebas debu saja. Universitas Sumatera Utara

4.3.3.2. Sikap

Berikut adalah data mengenai sikap responden untuk menghindarkan dagangan gorengannya dari pencemaran udara : Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Untuk Menghindarkan Dagangan Gorengannya dari Pencemaran Udara No. Sikap Responden Setuju Tidak Setuju 1. Lokasi penjualan gorengan harus bebas dari pencemaran 5 100.0 - 2 Jarak tempat berdagang gorengan hendaknya jauh dari kepadatan kendaraan sekitar lampu lalu lintas 3 60.0 2 40.0 3. Kondisi kuali penggorengan yang terbuka lebar dapat tercemar asap kendaraan bermotor dari tepi jalan 4 80.0 1 20.0 4. Kuali penggorengan hendaknya diberi penghalang agar tidak tercemar debu dan asap 5 100.0 - Tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh responden 100 setuju bila lokasi penjualan gorengan harus bebas dari pencemaran. Terdapat 3 responden 60 yang setuju bila jarak tempat berdagang gorengan hendaknya jauh dari kepadatan kendaraan sekitar lampu lalu lintas, sedangkan 2 lainnya 40 tidak setuju dengan hal tersebut. Terdapat 4 responden 80 yang setuju bila kondisi kuali penggorengan yang terbuka lebar dapat tercemar asap kendaraan bermotor dari tepi jalan, sedangkan seorang lainnya tidak setuju. Seluruh responden 100 setuju bila kuali penggorengan hendaknya diberi penghalang agar tidak tercemar debu dan asap. 4.3.3.3.Tindakan Berikut adalah data mengenai tindakan responden dalam menjaga higienis dagangan gorengannya : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Dalam Menjaga Higienis Dagangan Gorengannya No. Tindakan Responden Ya Tidak 1. Memakai minyak goreng kemasan sesuai dengan standar SNI - 5 100.0 2. Menjaga kondisi kuali penggorengan selalu dalam keadaan bersih 5 100.0 - 3. Membuat pelindung atau penghalang disekitar penggorengan dari cemaran asap dan debu 3 60.0 2 40.0 4. Tidak memakai minyak goreng secara berulang - 5 100.0 Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak seorang pun responden yang memakai minyak goreng kemasan sesuai dengan standar SNI. Seluruh responden 100 berusaha menjaga kondisi kuali penggorengan selalu dalam keadaan bersih. Terdapat 3 responden 60 yang membuat pelindung atau penghalang disekitar penggorengan dari cemaran asap dan debu, sedangkan 2 lainnya 40 tidak melakukan hal demikian. Seluruh responden 100 memakai minyak goreng secara berulang. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Kadar Timbal Pb Pada Minyak Sebelum Penggorengan

Minyak curah yang belum digunakan untuk penggorengan ternyata sudah mengandung timbal Pb. Hal ini berdasarkan pemeriksaan laboratorium di Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan yang menunjukkan adanya timbal Pb pada setiap sampel. Kadar tertinggi ditemukan pada sampel P3 0.3091 ppm, yakni minyak goreng yang digunakan pedagang di persimpangan Terminal Amplas Medan dan terendah pada sampel P4 0.0876 ppm, yakni pedagang yang berjualan di persimpangan Komplek TASBI Medan. Faktor utama tingginya kadar timbal Pb adalah karena pemakaian minyak yang telah digunakan lebih dari dua hari sebelumnya. Pedagang mengaku menambahkan minyak goreng bekas dengan minyak baru untuk menggoreng, dimana minyak yang sebelumnya terlebih dahulu terpapar oleh timbal Pb. Sementara itu, pedagang lainnya menggunakan minyak goreng yang masih baru sehingga terlihat kadar timbal Pb berkisar pada angka 0.09 ppm. Angka ini sebenarnya juga menunjukkan indikator kandungan timbal Pb yang dapat membahayakan kesehatan, karena hanya terpaut sedikit saja di bawah batas maksimum BPOM yaitu 0.1 ppm. Oleh karenanya perlu dipertimbangkan kembali penggunaan minyak goreng curah untuk memasak. Kadar timbal Pb yang tinggi akan semakin meningkatkan resiko penyakit bagi orang yang mengkonsumsi pangan gorengan tersebut karena minyak yang masih ada pada daerah outer zone gorengan juga ikut termakan Ketaren, 2008. Untuk 55 Universitas Sumatera Utara