23 Gambar 3 menunjukkan bahwa risiko dapat dilihat dari dua sudut pandang,
yaitu melihat risiko dari akibat yang ditimbulkan atau melihat risiko dari penyebabnya. Melihat risiko dari akibat yang ditimbulkan, risiko dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu risiko spekulatif dan risiko murni. Risiko spekulatif adalah jenis risiko yang akibatnya selain merugikan dapat juga
memberikan keuntungan atau kemungkinan kejadian yang bisa berakibat merugikan atau jika tidak merugikan sebaliknya bisa memberikan keuntungan,
sedangkan risiko murni adalah jenis risiko dimana akibatnya tidak memungkinkan untuk memperoleh keuntungan dan yang ada hanyalah kemungkinan rugi.
Sedangkan jenis risiko lainnya dilihat dari berdasarkan penyebabnya. Jenis risiko ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu risiko keuangan dan risiko
operasional. Risiko keuangan adalah jenis risiko yang disebabkan oleh faktor- faktor keuangan seperti perubahan harga, perubahan mata uang, perubahan tingkat
bunga. Sedangkan risiko operasional adalah jenis risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor operasional. Seperti faktor manusia, teknologi dan alam.
3.1.3. Teori Produksi
Produksi adalah perubahan dari dua atau lebih input sumber daya menjadi satu atau lebih output produk. Menurut Joesron dan Fathorozi 2003
1
Produksi merupakan hasil akhir dari proses aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Pengertian ini dapat dipahami
bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output.
Menurut Soekartawi 2002 adalah perangkat prosedur dan kegiatan yang terjadi dalam menciptakan komoditas berupa kegiatan usahatani maupun usaha
lainnya yang mengubah masukan input menjadi keluaran output. Input merupakan masukan atau bahan baku yang diperlukan untuk menciptakan suatu
produk. Hubungan antara faktor produksi dengan hasil produksinya dapat diberi cirri khusus berupa suatu fungsi produksi.
Fungsi produksi adalah suatu hubungan matematis yang menggambarkan jumlah hasil produksi tertentu ditentukan oleh jumlah faktor produksi yang
1
http:www.google.comfungsi produksi April 2011
24 digunakan. Jumlah hasil produksi merupakan “dependent variabel” dan jumlah
faktor produksinya sebagai “independent variabel”Faktor produksi merupakan
semua korbanan yang diberikan pada komoditas agar komoditas tersebut mampu menghasilkan produk.
Secara matematis fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut : Y = f X1, X2, X3, X4, X5........,Xn
Dimana : Y
= Jumlah produksi yang dihasilkan dalam setiap siklus produksi f = Mentransformasikan faktor-faktor produksi kedalam hasil produksi
X = Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi
Pada rumus di atas dapat dilihat bahwa produksi Y yang dihasilkan sangat tergantung dari peranan X
1
, X
2
, X
3
,.....X
n
. Fungsi produksi pada kondisi tersebut termasuk kedalam kondisi model Neo-klasik dimana sifat-sifat dari fungsi
produksi Neo-klasik dapat dibedakan sebagai berikut : 1
Fungsi yang berkesinambungan dan dapat dibedakan 2
Berlaku “Law of Deminishing Return” dimana hukum tersebut menjelaskan bahwa jika suatu faktor produksi terus ditambah dalam suatu proses produksi,
sedangkan faktor produksi lainnya tetap maka tambahan jumlah produksi per satuan faktor produksi akan menurun. Hal tersebut menggambarkan adanya
kenaikan hasil yang negatif dalam kurva produksi. 3
Tanpa input tidak dapat berproduksi, dan semakin banyak input yang digunakan akan semakin banyak juga output yang dihasilkan.
Gambar 4 tersebut merupakan “Kurva Produksi” yang berlaku umum dan banyak ditulis dalam buku-buku teori ekonomi yang membahas perilaku produksi.
Kurva produksi itu memperlihatkan bahwa ada tiga proses perilaku dalam produksi jika input X2 ditambahkan secara terus menerus kontinue pada suatu
input yang tetap misalnya X3, X4 dan X5. Pada proses pertama, setiap tambahan input akan memberikan tambahan produk yang semakin bertambah atau
“Increasing Return”. Proses ke dua ditandai dengan tambahan produk yang semakin berkurang pada setiap tambahan input atau
“Diminishing Return”. Pada proses ke tiga, setiap tambahan input justru akan menurunkan hasil produksi atau
“Decreasing Return”.
25 Suatu contoh perilaku produksi tersebut adalah pemberian obat-obatan
dalam pakan ayam untuk menaikkan produksi bobot daging ayam. Pemberian dosis tahap pertama yang relatif dari dosis nol sampai dosis agak tinggi
menyebabkan adanya tambahan bobot daging yang semakin bertambah. Jika dosis ditingkatkan lagi maka sifat obat akan menjadi racun mulai tampak dengan
ditandai tambahan bobot daging menjadi semakin berkurang. Pada proses akhir, jika dosis obat menjadi sangat berlebihan maka sifat racun obat berpengaruh kuat
dan menyebabkan tidak ada tambahan bobot daging tetapi justru ada penurunan bobot daging tersebut.
Dalam fungsi proses produksi dapat dijelaskan pada Gambar 4 tentang tahapan dari suatu proses produksi.
Gambar 4.
Tahapan Proses Produksi Sumber : Soekartawi, 1986
Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa hubungan fungsi produksi dengan produk marjinal PM dan produk rata-rata PR terhadap tingkat produksi suatu
komoditas. Selain itu juga menjelaskan didaerah yang mana produksi tersebut berada apakah daerah irrasional atau rasional. Produk Marjinal adalah tambahan
satu-satuan input X yang dapat menyebabkan pertambahan atau pengurangan satu-
satuan output Y. Dengan demikian Pε dapat dituliskan dengan ∆Y∆X. Kalau terjadi PM konstan maka dapat diartikan bahwa setiap tambahan unit input
dapat menyebabkan tambahan satu-satuan unit output secara proporsional. Bila terjadi suatu tambahan satu-satuan unit input yang menurun, maka PM akan
Produk Marjinal Total Produksi
Stage III Produk Rata-Rata
Output Y
Stage II
Stage 1
Input X
26 menurun. Jika penambahan satu-satuan unit input yang menyebabkan satu-satuan
unit output yang semakin menaik secara tidak proporsional, maka peristiwa ini disebut dengan produktivitas yang menaik.
Produk rata-rata PR adalah perbandingan tingkat produksi total PT dengan jumlah input yang digunakan. Sehingga dapat di tulis dengan rumus YX.
Dengan demikian hubungan PM dengan PR adalah sebagai berikut : a
Bila PM lebih besar dari PR, maka proporsi PR masih dalam keadaan menaik. b
Bila PM lebih kecil dari PR, maka proporsi PR dalam keadaan menurun. c
Bila terjadi PM sama dengan PR, maka dalam keadaan maksimum. Perubahan dari jumlah produksi yang disebabkan oleh faktor produksi
yang digunakan dapat dinyatakan dengan elastisitas produksi. Elastisitas produksi Ep merupakan persentasi perbandingan output yang dihasilkan sebagai akibat
dari persentase dari input yang digunakan atau PMPR. Sehingga dapat ditarik kesimpulan hubungan antara PM dan PT serta PM dan PR dengan besar kecilnya
Ep adalah sebagai berikut : 1
Ep=1, bila PR mencapai maksimum atau bila PR sama dengan PM-nya. 2
Bila PM=0, dalam situasi PR sedang menurun, maka Ep=0 3
Ep 1 bila PT menaik pada tahapan “increasing rate” dan PR juga menaik di stage 1. Disini peternak masih mampu memperoleh sejumlah produksi yang
cukup menguntungkan manakala sejumlah input masih ditambah. 4
Nilai Ep lebih besar dari nol tetapi lebih kecil dari satu atau 1Ep0, dalam keadaan demikian, maka tambahan sejumlah input tidak di imbangi secara
proposrsional oleh tambahan output yang diperoleh. Peristiwa ini terjadi pada stage 2, dimana pada sejumlah input yang diberikan maka PT tetap menaik
pada tahapan “decreasing rate”. 5
Nilai Ep 0 yang berada pada stage 3, pada situasi demikian PT dalam keadaan menurun, nilai PM menjadi negatif dan PR dalam keadaan menurun.
Dalam kondisi ini maka setiap upaya untuk meningkatkan sejumlah input tetap akan merugikan bagi peternak.
Sebagai produsen yang rasional akan berproduksi pada tahap II, hal ini disebabkan pada daerah ini tambahan satu unit faktor produksi akan member
tambahan produksi total TP, walaupun produksi rata-rata AP dan Produk
27 Marginal MP menurun tapi masih positif dan pada tahap ini akan dicapai
pendapatan yang maksimum. Menurut Soekartawi 2002 fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan
suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atu lebih variabel. Variabel yang dijelaskan disebut variabel dependen Y dan variabel yang menjelaskan
disebut variabel independen X. Dimana variabel dependen berupa output dan variabel independen berupa input. Adapun persamaan mematis dari fungsi Cobb-
Douglas secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut : =
�
1 �1
2 �2
3 �3
, … . . ,
� ��
� Dimana
Y = Variabel Dependen
X = Variabel Independen
� ,
�
1
= Besaran yang akan diduga u
= Unsur sisa e
= Logaritma natural e = 2,718
3.1.4. Model Just and Pope